10 Pertanyaan Penting yang Ingin Kalian Ajukan Pada Detektif Swasta
Foto Patrick Kurtz dari arsip Kurtz Detektei | Background dari Pixabay

FYI.

This story is over 5 years old.

10 Pertanyaan Penting

10 Pertanyaan Penting yang Ingin Kalian Ajukan Pada Detektif Swasta

Apakah detektif cuma ngurusi perselingkuhan, atau mengungkap kasus pembunuhan kayak di film-film? Adakah tips supaya kita bisa ga ketahuan serong? Berikut hasil wawancara kami.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Germany

Kalau kamu ingin menyebut diri detektif swasta di Jerman, mudah saja. Tidak akan ada ujiannya. Tapi persaingan bisnis detektif berat lho. Ada 1.200-an kantor penyidik swasta di Jerman, dan tidak ada pelatihan yang diakui untuk menjadi detektif partikelir. Jadi kamu bisa banget ngaku-ngaku detektif dan kemungkinan besar enggak ada yang protes. "Bisa dibayangkan, ada lumayan banyak orang-orang ngasal di kancah ini," ujar Patrick Kurtz. Pria berusia 27 tahun ini mengelola agensi yang mempekerjakan 28 detektif, yang beroperasi di seluruh Jerman, dan menurutnya, mereka semua adalah profesional. Dia menyampaikan hal ini sambil mengembuskan asap dari pipa rokok—sebuah kebiasaan lamanya: "Saya sudah demen merokok dengan pipa sejak usia 14 tahun." Patrick pertama kali memiliki ide menjadi penyidik swasta saat sedang menjalani gap year. Dia telah menuntaskan program sarjana dan sedang rehat sebelum memulai program master, ketika melihat iklan di koran soal lowongan magang penyidik swasta yang menjanjikan upah sebesar 1,700 Euros (sekitar Rp 25 juta) per bulan. "Saya menyadari seseorang bisa menghasilkan banyak uang kalau mereka bisa membuktikan kemampuan mereka dalam indusrti ini." Tapi ternyata iklan itu palsu, tapi antusiasme Patrick nyata. "Sebagai detektif bagus saya bisa mendapatkan penghasilan 3,000 Euros (sekitar Rp 45 juta) per bulan, dan sebagai pengelola agensi detektif, saya enggak pantas mengeluh soal upah," ujarnya congkak. Penyidikan swasta biasanya mencakup empat area: tunjangan ganti rugi, hak asuh anak, perselingkuhan, dan menelusuri jejak seseorang. Terkadang perusahaan-perusahaan juga menghubungi agensi Kurtz untuk mencari tahu alasan karyawan membolos, padahal mereka dilarang melakukan hal itu secara resmi sejak Pengadilan Industrial Jerman memutuskan praktik tersebut ilegal pada 2015. Menurut Patrick, tiga dari empat kasus, kecurigaan klien mereka terbukti. Dia berkata dia jarang bersimpati dengan orang-orang yang dia sidik. Hanya sekali dia harus memeriksa apakah seorang atasan keliru menagih klien-klien.
Biasanya tugas Patrick adalah mengumpulkan informasi, tapi kini gantian: dia yang akan membeberkan informasi untuk kita. Saya menemui Patrick untuk menanyakan 10 pertanyaan yang selalu ingin kita ajukan pada penyidik swasta. VICE: Yang kamu lakukan itu sebenarnya membuntuti orang kan?
Patrick Kurtz: Ada beberapa persamaan, dalam arti detektif dan stalker memantau seseorang di ranah pribadi mereka. Tapi seorang stalker ingin melakukan kontak, sementara seorang detektif bertugas mengamati dan menjaga jarak. Jika saya menyaksikan sesuatu yang sangat intim, itu hanya karena hal tersebut terjadi di luar rumah seseorang. Jika seseorang selingkuh dari istrinya di dalam mobil yang parkir, sudah menjadi tugas saya untuk mengamati. Seorang stalker mengawasi karena obsesi, penyidik swasta mengawasi karena kami diupah untuk itu.
Pada satu kesempatan, ketika agensi saya disewa oleh seorang stalker. Klien ini membuat skenario perselingkuhan, palsu tentunya, untuk meyakinkan kami membututi korbannya. Untungnya, pas kami tilik kasusnya, kami langsung sadar si klien ini stalker, dan justru bisa jujur memberi tahu korbannya. Apa hal paling cabul yang pernah kamu saksikan?
Saya kan enggak bekerja di lokasi syuting bokep—kami selalu menjaga jarak dan ada batasan-batasan yang tidak kami terobos. Kalau diingat-ingat, salah satu adegan yang nyerempet cabul yang pernah saya amati dari jauh, adalah bagian sebuah kasus di Hannover—seorang majikan mencurigai salah satu staf penjualan tidak menghabiskan jam kerjanya jualan dari rumah ke rumah. Kami membututinya selama lima hari dan sejak hari pertama, kami mendapati dia nyetir tanpa tujuan selama beberapa jam, bekerja beberpa jam, dan pulang cepat. Dia memarkir mobil agak jauh dari garasi rumahnya, supaya orang tidak sadar dia sudah di rumah. Tapi pada hari terakhir penyidikan kami, setelah dia berangkat di pagi hari, dia menjemput seorang laki-laki muda dan membawa mobilnya ke area terpencil. Jelas banget, lah, mereka ngewe selama beberapa jam—jendela mobilnya berembun, mobilnya goyang-goyang, dan terdengar suara-suara. Ini bukan urusan siapa-siapa selain mereka—dia dipecat karena dia gabut. Tapi tadi kamu nanya yang cabul-cabul, jadi ya saya ceritain deh. Pernah jatuh cinta dengan seseorang yang sedang kamu selidiki?
Enggak, dan saya enggak akan membiarkan hal itu terjadi. Tapi itu pernah kejadian pada beberapa kolega saya sih. Mereka berurusan dengan orang-orang yang mereka kenal dari pekerjaan, tapi mereka berdua klien, bukan yang diinvestigasi. Yang pertama, setelah mendapati pasangannya selingkuh, si klien pacaran dengan detektifnya. Tapi enggak bertahan lama. Tapi ada juga yang bertahan lama. Seorang perempuan bekerja di dewan kota mengklaim telah beberapa kali diancam oleh koleganya, dan curiga teleponnya disadap pemerintah daerah. Dia menyewa jasa kolega saya dan ternyata kecurigaannya tidak terbukti: Enggak ada yang mengawasi pembicaraan mereka. Meski begitu, dia dan kolega saya kayaknya senang dengan servis masing-masing, jadi sejak itu mereka pacaran. Apa alasan paling umum seorang klien menyewa jasa detektif swasta di Jerman?
Kita sering kedatangan banyak klien perempuan yang curiga suaminya selingkuh dengan laki-laki lain. Kisarannya, dari 100 penyelidikan soal perselingkuhan, kami menemukan mungkin dua laki-laki yang menyembunyikan seksualitas mereka dari sang istri. Tapi saya tidak pernah menemukan hubungan percintaan lesbian yang rahasia, sih. Saya rasa laki-laki lebih kesulitan menerima orientasi seksual diri karena tekanan sosial. Saya tidak pernah menemukan kasus klise laki-laki dengan kehidupan ganda, dengan dua keluarga. Tapi kami pernah menyelidiki seorang laki-laki yang ternyata berselingkuh dari istrinya dengan beberapa perempuan sekaligus. Dan dia menyewakan apartemen untuk setiap selingkuhannya itu. Apa yang kamu kerjakan sepanjang hari? Apa kamu cuma duduk-duduk di mobil, nungguin sesuatu terjadi—kayak di film-film gitu?
Ya setiap kasus beda-beda lah, tapi memang bisa membosankan ketika kamu membuntuti seseorang untuk mencari tahu apakah dia selingkuh. Kalau itu, ya mirip di film-film—saya duduk aja di mobil, nungguin di luar rumah. Ternyata capek lho, nunguin gitu doang selama berjam-jam. Pas saya capek saya masang lagu hard rock supaya enggak ngantuk, kayak Metallica atau Soundgarden. Saya juga mendengarkan buku audio untuk buang waktu—seperti Edgar Allan Poe dan, ini basic banget sih, Sherlock Holmes. Sekitar 70 persen pengamatan dihabiskan dengan menunggu, 30 persennya aksi. Dan kalau kamu membuntuti seseorang berkeliling, kamu harus fokus dan konsentrasi. Gimana caranya kamu bisa membuntuti seseorang tanpa ketahuan?
Para penyidik di agensi saya dan saya sendiri punya beberapa buku acuan berisi trik-trik menyembunyikan pekerjaan kita. Ketika para tetangga ngeh dengan keberadaan kami, kami sudah menyiapkan alasan—atau, kami menyebutnya "legenda". Untuk itu, saya selalu menyimpan termos dan selimut di mobil dan membiarkan rambut saya berantakan—properti macam itu biasanya mendukung cerita saya. Sejauh ini kami hanya pernah ketahuan sekali, karena kami tidak memikirkan soal perbedaan lokasi. Saat itu kami sedang menyidik seseorang yang tinggal di daerah pedesaan, di mana semua orang saling kenal. Kami disewa untuk mencari tahu apakah para petani dan pengurus perternakan mengerjakan pekerjaan mereka. Saya dan seorang kolega memarkirkan mobil sekitar 700 meter dari properti, tapi para petani yang berlalu lalang ngeh dengan keberadaan kami dan melaporkannya kepada subjek penyidikan. Dia menghampiri mobil kami dan meminta kami berhenti memata-matai dia. Pulang sana—begitu intinya. Tapi pada akhirnya semua baik-baik aja, kami mendapatkan semua yang kami perlukan. Hal yang paling penting adalah mengantisipasi perubahan strategi, kalau-kalau ketahuan. Apa kamu pernah harus melanggar hukum demi pekerjaan?
Masalahnya, kami seringkali beroperasi di area yang abu-abu secara hukum. Hukum atau peraturan yang bersinggungan dengan pekerjaan kami biasanya tidak ajeg atau bahkan tidak ada peraturan sama sekali menyoal pekerjaan kami di Jerman. Apa yang diizinkan dan tidak, hanya bisa menjadi jelas setelah suatu kasus melewati proses panel judisial. Misalnya nih, GPS trackers saat ini ilegal di Jerman, tapi membayar untuk informasi tidak ilegal. Tapi ya, lagi-lagi, ini area abu-abu. OK enggak, sih, memberi uang pada pelayan untuk informasi apakah si X sedang makan bersama si Y antara jam segini sampai segini? Di agensi saya, kami tidak melakukan teknik-teknik semacam itu supaya bisa ngakal-ngakalin peraturan yang ada, tapi kami mengada-ada cerita untuk mendapatkan informasi. Misalnya nih, kami mengklaim bahwa penyidik-penyidik kami adalah anggota keluarga atau rekan bisnis subjek yang kami sidik. Itu bohong, tapi bukan pelanggaran hukum. Sebagian orang berpikir detektif swasta hanyalah polisi gagal. Benar enggak sih?
Memang, saya menyewa jasa mantan polisi sebagai penyidik. Sebagian kecilnya dipecat dari kepolisian dengan cara tidak terhormat. Sebagian besarnya sudah pensiun dan ingin mencari penghasilan tambahan. Yang lainnya melihat tidak ada kesempatan dipromosikan, atau cekcok dengan atasan mereka—yang gitu-gitu lah. Tapi saya percaya semua orang yang saya pekerjakan amat terampil di bidangnya. Sejauh ini, saya hanya sekali pernah mempekerjakan orang yang tidak tepat. Dia dulunya Kepala Inspektur Polisi, yang mengambil alih sebuah penyidikan untuk agensi saya. Saya kenal kliennya secara pribadi. Karena hubungan personal ini, tidak membutuhkan waktu lama hingga kami menyadari ada yang salah. Akhirnya terkuak bahwa penyidik yang saya pekerjakan untuk penyidikan ini memalsukan catatan pengamatannya. Dia bermaksud menyusup ke sebuah perusahaan untuk menyidik perundungan. Namun ternyata dia hanya bekerja di perusahaan itu selama satu hari, dan itupun hanya satu jam. Dia kemudian izin sakit. Dalam catatannya, dia mengklaim telah bekerja di perusahaan itu selama lima hari, delapan jam sehari. Saya melaporkannya atas penipuan dan menuntutnya atas kerugian yang terjadi. Kalau saya ingin selingkuh—KALAU lho ya—apa cara terbaik supaya enggak ketahuan?
Menurut saya, hindari apapun dalam bentuk tulisan—hindari SMS, chat, ataupun surel. Berkomunikasi hanya secara tatap muka—tapi ya jangan di ruang publik juga. Kalau pasanganmu mendadak menonaktifkan ponselnya selama beberapa waktu, boleh jadi itu mengindikasikan dia selingkuh. Dan kalau kamu enggak mau ketahuan, pastikan tidak ada perilaku yang berubah tiba-tiba. Jangan tiba-tiba rajin olahraga atau potong rambut, misalnya. Yang kayak gitu-gitu tuh yang bikin ketahuan. Nah, kalau saya ingin menghilang, gimana caranya supaya enggak ditemukan?
Kalau kamu warga Uni Eropa, ya tetap tinggal di Eropa untuk menghindari catatan di perbatasan. Jangan naik pesawat atau kereta, karena biasanya namamu tercatat di tiketnya—lagian ada kamera di mana-mana di bandara dan stasiun. Hal yang paling penting adalah mempersiapkan diri untuk meninggalkan kehidupan lamamu. Banyak orang berhasil menghilang pada awalnya, tapi terus ditemukan belakangan karena mereka tak bisa mengikhlaskan kenyamanan di hidup mereka sebelumnya. Mereka tetap menggunakan kartu kredit lama, misalnya, atau mencari-cari tempat tinggal baru menggunakan nama lama mereka. Hanya sedikit orang yang rela menghilang secara serius dan mendapatkan identitas baru dan dokumen-dokumen palsu. Itulah mengapa tingkat kegagalan kami hanya 15 persen saat menemukan orang hilang—dan dalam kasus-kasus tersebut, biasanya keterbatasan bujet yang menghalangi kami melanjutkan pencarian.