Lima Rekaman Favorit Orang yang Memiliki Kelainan Otak Sehingga Tak Suka Musik
A Musician, 1867, Albert Joseph Moore.

FYI.

This story is over 5 years old.

Kehidupan

Lima Rekaman Favorit Orang yang Memiliki Kelainan Otak Sehingga Tak Suka Musik

Pengidap ‘musical anhedonia’ memiliki kondisi otak tak lazim, sehingga kesulitan menikmati dan merasakan keindahan musik. Meski begitu, mereka tetap memiliki 'lagu' atau rekaman favorit lho.

Beberapa tahun lalu, saya pertama kalinya mendengar istilah “musical anhedonia.” Itu sebutan untuk kelainan syaraf otak yang diidentifikasi sekelompok peneliti dari University of Barcelona dalam penelitian mereka yang terbit 2014. Musical anhedonia sederhananya adalah kondisi psikologis yang membuat manusia tidak bisa menikmati musik. Pengidapnya tahu kenapa musik bisa membuat seseorang emosional. Mereka tidak menganggap musik sebagai bunyi mengganggu atau sulit mencerna nada. Hanya saja otak seorang pengidap musical anehdonia kesulitan memproses musik sebagai sesuatu yang menarik. Penelitian tersebut memperkirakan ada 5 persen orang di seluruh dunia mengidapnya.

Iklan

Saya memang belum memeriksakan kondisi otak untuk memastikannya secara ilmiah, tapi saya merasa mengidap sindrom ini. Saya benci konser. Saya hanya punya satu album di laptop. Saya sering beralasan iPod rusak waktu ada teman laki-laki yang bertanya apa lagu favorit saya. Mereka memang tidak bisa menikmati musik, tapi pengidap musical anhedonia masih meresapi bunyi-bunyian. Dalam esai yang diterbitkan Majalah Real Life, saya dulu pernah menulis kalau bunyi-bunyian tidak hanya untuk kesenangan saja. Musik memang sengaja dibuat untuk dinikmati, tapi bunyi-bunyian bisa menciptakan rasa memiliki dan berfungsi sebagai pengenal ingatan. Kamu mungkin tidak menyukai alunan musik, tapi paling tidak bunyi-bunyian mampu membuatmu memahami diri sendiri.

Jenis musik yang saya suka biasanya berupa narasi, sampling, dan banyak pengulangan. Saya baru menyukai lagu kalau sudah menghafalnya. Selera musik saya juga buruk banget. Kalian mungkin tidak tertarik, tapi saya ingin memberi tahu lima lagu yang paling saya sukai selama ini.

1. Rekaman Dialek dan Aksen Kuno, British Library

British Library memiliki sekitar 90.000 rekaman suara, mulai dari Queen Elizabeth II pada ulang tahunnya yang ke-21, suara satwa liar, percakapan akrab, sampai rekaman berbagai orang yang membaca buku anak-anak Mr. Tickle dengan dialek bahasa Inggris berbeda. Di situs tersebut, saya paling suka mendengarkan rekaman percakapan penduduk di Perbatasan Skotlandia yang membahas istilah-istilah kuno yang tidak pernah lagi digunakan.

Iklan

2. “Endgame #3/Chess Game 3,” Rekaman Drama Musikal Soal Catur

Beberapa orang tidak menyukai opera atau musikal karena liriknya yang padat, membuat dahi mengernyit, dan komposisi musiknya justru kurang kompleks dibanding musik klasik lainnya. Alasan macam itu malah membuat saya tertarik. Contohnya saja Chess, drama musik yang berlatar di Perang Dingin dan ditulis oleh Tim Rice dan dua anggota ABBA (Benny Andersson dan Björn Ulvaeus). Drama ini mengisahkan turnamen catur yang lebih penting dari hal lainnya, yang terasa aneh dan menyiksa kalau didengarkan berulang kali. Biarpun begitu, saya berpikir ini lagu terbaik yang pernah ada.

3. Fiorello La Guardia, Acara Radio Tayang 28 Januari 1945

Rekaman suara ini, yang didapat dari talkshow radio WNYC zaman dulu, membawa kita ke kehidupan New York pada 1945. Walikota Fiorello LaGuardia menuduh pria bernama Samuel Shillitani dan keluarganya sebagai mafia dan…memasang telepon di apartemennya, dalam wawancaranya yang merutuk kecurangan dan korupsi. Kenapa cerita segila ini bisa disiarkan di radio? Enggak tahu juga, tapi saya demen banget mendengarkannya berulang-ulang.

4. The Idea of North, Rekaman Eksperimental Komponi Glenn Gould

Sepanjang dekade 1960 dan 1970-an, pianis Kanada Glenn Gould menciptakan The Solitude Trilogy, serangkaian dokumenter radio untuk Canadian Broadcasting Corporation and PBS. Dalam The Idea of North, Gould menggabungkan beberapa rekaman wawancara. Kamu bisa mendengarkan dua atau tiga orang berbicara pada waktu bersamaan, dengan latar belakang suara bising di sekitarnya. Benar-benar eksperimental deh.

5. Doopee Time, Album 'Pop'dari The Doopees.

Doopee Time adalah "album pop berkonsep zaman angkasa” yang diproduksi pada 1995 oleh tiga musisi Jepang: Yann Tomita, Umiko Ohno, dan Chica Ogawa. Mereka membuat band fiktif yang disebut The Doopees. Lagu-lagu di album ini membahas tentang kisah percintaan dengan iblis yang tidak dikenal. Musiknya sangat kekanak-kanakan, repetitif, dan mudah diingat. Ini satu-satunya musik yang rasanya saya suka.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US.