FYI.

This story is over 5 years old.

The VICE Guide to Right Now

Biksu Myanmar Tertangkap Basah Menyembunyikan 4 juta Pil Methamphetamine di Biara

Penggerebekan ini berkat informasi anonim. Untuk pertama kalinya polisi Myanmar mencokok biksu yang dihormati dalam perang narkoba.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Australia.

Myanmar merupakan salah satu negara mayoritas Buddha terbesar sedunia. Data termutakhir menyatakan 48 juta penduduknya merupakan penganut Buddha taat. Masalahnya, Myanmar juga salah satu produsen narkoba terbesar sejagat. Di sudut-sudut perbatasan negara yang dulu bernama Burma itu—dikenal sebagai Segitiga emas—bertebaran ladang opium, ganja, hingga pabrik pengolahan methamphetamine (bahan baku putaw). Narkoba dari Myanmar diekspor ke negara-negara tetangga, termasuk Indonesia. Jadi selain religiusitas dan peredaran narkoba berjalin kelindan di negara itu secara harmonis, selama bertahun-tahun.  Setelah sekian lama dibiarkan, polisi Myanmar akhirnya bergerak. Temuan terbaru aparat hukum seharusnya tidak terlalu mengejutkan. Polisi menggerebek Biara Shwe Baho, Distrik Maungdaw awal pekan ini, lantas menemukan empat juta pil methamphetamine yang disembunyikan oleh salah satu biksu.

Sosok yang dibekuk polisi adalah Biksu Arsara, salah satu petinggi biara tersebut. Dia tertangkap saat mengendarai mobil di dekat perbatasan Myanmar-Bangladesh oleh anggota kepolisian khusus anti-narkoba. Aparat mengaku membuntuti Arsara berdasarkan informasi sumber anonim. Dalam mobil saat tertangkap basah, Arsara membawa lebih dari 400 ribu tablet methamphetamine serta sejumlah uang bernilai jutaan dalam mata uang lokal. Sesudah penangkapan itulah, polisi mengembangkan penyidikan, lalu menggerebek biara. Di kuil itu ditemukan pil putaw dalam jumlah besar. Dari perhitungan sekilas mencapai 4,2 juta pil, ditambah granat aktif, dan peluru. Nilai narkoba yang disembunyikan di dalam biara ditaksir mencapai US$4 juta (setara Rp53 miliar). "Ini kasus yang luar biasa. Ketika kami mendengar salah satu biksu senior ditangkap, semua petugas dan juga warga setempat sangat terkejut," kata Kyaw Mya Win, polisi setempat.

Berdasarkan pemberitaan surat kabar The Irrawaddy, ini untuk pertama kalinya pemimpin agama di Kota Maungdaw ditangkap karena terlibat peredaran narkoba. Sebelumnya polisi baru menyasar pemain bisnis barang haram itu dari kalangan warga sipil biasa. Pada 2016, misalnya, aparat Myanmar berhasil menggerebek gudang penyimpanan narkoba, berisi 21 juta pil methamphetamine, di perbatasan Cina. Tak berapa lama, 6,2 juta pil sejenis turut disita di bangunan perusahaan konstruksi Kota Mangudaw, lokasinya tak jauh dari biara yang kini terlilit kasus memalukan. Di seluruh Asia sepanjang tahun lalu, 98 juta zat methamphetamine diamankan petugas.

Arsara kemungkinan besar tak akan lagi bisa menjadi biksu. Terlibat aktif peredaran narkoba dianggap masyarakat Myanmar sebagai kejahatan besar dan memalukan. Menteri Urusan Agama, Soe Min Tun, sudah menyatakan bahwa sosoknya selama ini yang dianggap sebagai agamawan terpandang tak membuat Arsara kebal hukum.

"Dia akan segera diminta mengundurkan diri dari biara dan status biksu. Selanjutnya, dia harus menjalani semua proses persidangan," kata Menteri Min Tun.