FYI.

This story is over 5 years old.

Heavy Rotation

Album Napalm Death Yang Menginspirasi Satu Generasi Metalhead Indonesia

"Harmony Corruption" pantas dijuluki album yang melahirkan kancah death metal dan grindcore di Tanah Air.
S
oleh Samack
Yudhistira Agato
Diterjemahkan oleh Yudhistira Agato
Foto via Steve Leggat

Ada beberapa momen dalam sejarah musik yang sampai sekarang akan dikenang sebagai penanda kelahiran skena. Contohnya adalah konser Sex Pistol pada 1976 di Kota Manchester, Inggris, yang melahirkan Buzzcocks, Joy Division, the Smiths, hingga Factory Records. Begitu pula konser Black Flag pada 1981 di New York, yang memperkuat basis kancah hardcore di DC, New York, dan California.

Momentum serupa juga pernah dialami Indonesia. Momen ini melahirkan kancah death metal dan grindcore di Tanah Air, yakni saat album Harmony Corruption dari Napalm Death nangkring rak-rak toko kaset.

Iklan

Sebagian remaja di Indonesia awal 90-an mulai bosan mengkonsumsi heavy metal seperti yang diusung Mötley Crüe, Iron Maiden, Guns N' Roses, atau Metallica. Distorsi dari album-album itu dianggap terlalu pelan. Anak-anak muda itu butuh nada-nada yang lebih mengancam. Lalu, masuklah album Napalm Death Harmony Corruption, sebuah album death metal superkencang, yang mengubah 180 derajat lanskap metal Indonesia, dan masih meninggalkan warisan yang teraba sampai sekarang. Salah satu penggemar album ini, tentu saja kita semua kenal namanya sekarang, adalah Presiden Joko Widodo.

Album ini masuk Indonesia ketika subktultur metal sedang sangat bergairah. Label musik dan distributor lokal berani merilis album dari band-band yang bagi pendengar Indonesia masih tergolong asing dan ganjil, semisal Kreator dan Sepultura. Semua itu terjadi di zaman sebelum ada internet, minim informasi, dan nyaris nihil referensi tentang musik ekstrem.

Dari gelombang album metal ekstrem yang membanjiri pasar, satu album terus diingat oleh banyak orang. Album ini bahkan mempengaruhi lebih dari dua generasi musisi metal Tanah Air. Sebesar itulah dampak Harmony Corruption, album ketiga dari Napalm Death yang dirilis 1 Juli 1990 oleh Earache Records, kepada Indonesia. Label lokal yang nekat merilis album itu adalah PT Indosemar Sakti dengan nomor katalog KG–1060891; bahkan banyak pegiat metal Indonesia yang masih ingat nomor seri rilisan fisik Harmony Corruption.

Iklan

Album ini direkam bersama produser legendaris Scott Burns di Morrisound Recording di Tampa, Florida, Amerika Serikat—kiblat dari banyak album death metal klasik dilahirkan. Harmony Corruption juga menjadi album Napalm Death pertama menampilkan Mark "Barney" Greenway (eks Benediction) sebagai vokalis, serta Mitch Harris (eks Righteous Pigs) dan Jesse Pintado (eks Terrorizer) sebagai duo gitaris. Ketiganya baru bergabung menemani dua personil awal Napalm Death – Shane Embury (bass) dan Mick Harris (drum).

Media musik berpengaruh di Indonesia saat itu, contohnya Majalah Hai, membahas Harmony Corruption penuh semangat. "Di [ Hai] ditulis: Napalm Death dan Morbid Angel membuat band seperti Slayer bagaikan Poison atau Faster Pussycat. What the fuck?!" kata Bimo Samyayogi, pemilik label metal Undying Music yang mengaku langsung membeli album tersebut setelah membaca ulasannya.

Pengakuan berbeda diberikan oleh Arian Arifin, vokalis Seringai. Dia mengenal Harmony Corruption bukan dari media massa melainkan peredaran kaset bootleg yang entah dari mana sumbernya. Arian mengaku dipinjami kopian album Napalm Death ini oleh sobatnya di SMA. "Dikopi dari kaset ke kaset, jadi kualitasnya juga nggak bagus. Itu sekitar tahun 1990, jadi memang masih fresh baru dirilis," kata Arian. "Musik death metal dan grindcore lagi mulai naik. Ini album Napalm Death pertama yang gue dengarkan. Setahun atau dua tahun kemudian kaset resminya dirilis di Indonesia."

Iklan

Pengalaman Arian adalah hal yang wajar bagi remaja tumbuh besar era Orde Baru. Tak semua album masuk secara resmi. Sehingga banyak anak muda yang beruntung sedang atau memiliki keluarga di luar negeri biasanya meminta tolong menitip rekaman impor, kemudian dikopi beramai-ramai lewat format tape-trading. Budaya ini, omong-omong, akan menjadi dasar lahirnya etos Do-It-Yourself dan budaya indie di Indonesia.

Bagi publik Indonesia, album Napalm Death ini terhitung mengejutkan. Jauh-jauh lebih agresif dibanding metal yang pernah didengar. Heru Emka dalam bukunya Thrash Metal dan Grindcore Sebagai Musik Alternatif memberikan interpretasi yang akurat tentang sound Napalm Death di album Harmony Corruption: "Seperti bunyi kereta baja yang ditabrakkan dinding beton."


Tonton Juga seri video VICE Indonesia membedah kancah metal di Indonesia:


Harmony Corruption memuat 10 track. Dua lagu yang paling banyak disukai penggemar metal Indonesia "Vision Conquest" sampai "Suffer The Children". Sementara khusus untuk versi CD-nya, tracklist-nya bertambah satu bonus lagu, "Hiding Behind".

Tentu saja, populer di kalangan metalhead bukan berarti musik Napalm Death disukai pendengar awam. Revan Bramadika, drummer band Rajasinga, punya pengalaman buruk karena mendengar Harmony Corruption. Kasetnya disita guru SMA. Setelah mendengarkan album itu, mereka terperanjat. "Saya harus menghadap guru BP dan Kepala Sekolah, kemudian diberi 'bimbingan'. Saya ingat mereka menyebutkan bahwa ini musik setan, tidak santun, dan bukan cerminan musik anak sekolahan," ujarnya sambil tertawa. "Saya lalu disarankan untuk mendengarkan lagunya Ricky Martin, yang lagi hits sebagai lagu resmi Piala Dunia '98. Kaset saya sempat disita, tapi ketika mereka lengah, saya ambil balik lagi!"

Iklan

Satu hal yang tak bisa dipungkiri, sound dalam album ini memberi cetak biru perkembangan death metal dan grindcore Indonesia. Sofyan Hadi, gitaris band Death Vomit dari Yogyakarta, mengaku tergerak untuk mengulik sound metal secara maksimal gara-gara terpengaruh Harmony Corruption. "[Album itu] sangat berpengaruh di komunitas dan evolusi band-band underground pada waktu itu, bahkan mungkin sampai sekarang. Awal mendengarkan album ini saya dan beberapa teman benar-benar tidak bisa membayangkan bagaimana cara memainkannya," ujarnya.

Sofyan menceritakan pengalaman Death Vomit dalam suatu acara semacam pentas musik reformasi, di tahun 1998. Ketika itu, juga ada teman mereka yang akan tampil membaca puisi dengan tema kritik yang sama. Mereka lalu sepakat untuk berkolaborasi dan tampil bareng di atas panggung. Jadilah Death Vomit mengkover "Circle of Hypocrisy" dan "Suffer The Children" mengiringi sesi pembacaan puisi temannya itu.

"Tempatnya di perempatan Gramedia Yogyakarta. Jadi nutup jalan protokol waktu itu. Selain Death Vomit, juga ada penampilan Sawung Jabo dkk di situ," tutur Sofyan. "Sampai sekarang saya masih aktif di kegiatan musikalisasi puisi, terutama untuk puisi-puisi yang bertema radikal…"

Selain Death Vomit, yang kini dianggap sebagai band metal papan atas Indonesia, masih ada saja beberapa band lokal yang mengkover materi album tersebut. Saat ini semakin mudah terlacak karena kita bisa menemukan rekaman videonya di YouTube. Sebut saja misalnya G.A.S (Surabaya) atau Warhammer (Yogyakarta) yang sama-sama pernah mengkover "Suffer The Children" dalam pentasnya.

Iklan

Tak heran bila ulasan situs Indogrind menobatkan Harmony Corruption berhasil menciptakan aransemen yang kemudian menjadi standar musik death metal dan grindcore bagi band-band Indonesia generasi pertengahan dekade 90-an. Itu tampak pada setelan nada gitar yang rendah di-tune D. Di album Scum mereka mainkan tune di C# – serta vokal growling yang dalam dengan nada-nada groovy yang mengasyikkan.

Arif 'Gobel' Budiman, vokalis Rottenomicon, mengamini analisis Indogrind. Dari Napalm Death-lah dia dan rekan-rekan satu bandnya mendapat inspirasi berkarya di jalur metal ekstrem. "Riff gitarnya bagus, pattern vokalnya juga keren. Dan yang terpenting adalah timing yang tepat sebagai influence," katanya. Banyak sekali pionir grind/death di Indonesia yang terinspirasi album ini. Di Bandung, band Jasad sound-nya terasa seperti Napalm Death era Harmony Corruption. Jejak itu dapat dilihat dari EP mereka, C'est La Vie, yang saat itu masih diperkuat vokalis Yadi Behom. Sementara di Jakarta Tengkorak yang paling mendekati gaya Napalm Death diHarmony Corruption. Ombat Nasution memang sangat terinspirasi oleh karakter vokal Barney.

Selain album itu, Napalm Death sebagai band juga punya pengaruh besar dalam jagat konser musik Indonesia. Lima belas tahun setelah Harmony Corruption, mimpi basah para penggemar Napalm Death di Indonesia akhirnya tercurahkan. Konser Metallica pada 1993 di Lebak Bulus berakhir rusuh. Kekacauan konser itu meninggalkan noda dan ingatan buruk pada pecinta metal di Tanah Air. Ketika Napalm Death menggelar konser di Ancol, pada 2005, suasana sudah jauh berbeda. Ribuan kepala dari berbagai pelosok daerah hadir dan menonton aksi band favorit—yang sebelumnya tidak pernah sekalipun mereka bayangkan bisa terjadi. Konser garapan Mipro itu lantas disebut-sebut sebagai kran pembuka arus kedatangan band-band cadas Internasional untuk konser di Indonesia.

Iklan

Arian punya kesaksian betapa Ombat, yang begitu disegani di kancah metal lokal, bagaikan fans remaja ketika bertemu Barney di Jakarta. "Dulu pas jadi Liasion Officer (LO) buat show Napalm Death pertama di sini, pas jemput mereka di bandara dan mereka muncul, Ombat deg-degan banget dan gak bisa ngomong pas ketemu langsung dengan Barney. Iya lah, ketemu dengan idola. Starstruck!" ujarnya.

Sekedar catatan, relasi Napalm Death dengan Indonesia 'terasa' hingga ranah di luar musik. Pada 2015, selaku band yang sangat menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia dan berpandangan humanis, Barney menulis surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo—yang kerap mengaku sebagai metalhead dan fans berat Napalm Death—meminta pengampunan bagi Andrew Chan, Myuran Sukumaran, dan Lindsay Sandiford, tiga warga asing terpidana mati kasus narkoba di Indonesia.

"…As a follower of our band Napalm Death, you would appreciate that our lyrics and ethos challenge the unbroken cycle of violence in the world, whether it comes from a state or as an individual. If these things are not challenged and ultimately changed, I believe we will never truly move forward as humankind."

Napalm Death gagal mempengaruhi keputusan Presiden Jokowi soal eksekusi mati Myuran dan Andrew. Setidaknya influence Harmony Corruption di Indonesia tak akan pernah bisa dihapus. Album yang menurut pengakuan para musisi sangat membekas, lantaran dipengaruhi faktor rilisnya yang mencapai skala nasional. Hal luar biasa untuk ukuran industri metal lokal dekade 90-an. "Toko kaset kecil di Pekanbaru saja menjualnya," kata Revan.

Arian memberi keterangan setali tiga uang mengenai popularitas Harmony Corruption yang cukup tak lazim untuk pangsa pasar death metal yang terhitung niche di Indonesia. "Harmony Corruption itu salah satu album death metal/grind pertama yang available di Indonesia secara nasional, jadi sudah pasti impact-nya besar."

Sampai sekarang, album Harmony Corruption masih dicari oleh pendengar metal yang lebih muda. Pemilik toko musik Deep Rock Music, Budi Santoso, mengatakan permintaan album ini terus stabil. "Kisaran harga kasetnya Rp35 ribu ke atas tergantung kondisi," kata Budi. "Kalau vinyl kayaknya juga di-reissue terus kok, harganya berkisar 400 ribuan. Kecuali vinyl yang pressing awal harganya lumayan bisa di atas 500 ribu."

Dari segala kisah dan pengalaman tadi, sepertinya sahih menyebut Harmony Corruption sebagai penanda sebuah zaman dan generasi. Menjadi salah satu album penting yang turut serta mewarnai pertumbuhan masa belia bocah-bocah metal dan menginspirasi band-band ekstrem yang berkembang di negeri ini.