FYI.

This story is over 5 years old.

Panduan Akhir Pekan

Panduan Akhir Pekan: Mabuk Laut di Gunung Bisa, Hadir ke Jagongan Wage Juga Boleh

Ada banyak acara seru untuk mengisi sabtu-minggu. Kebanyakan acara di luar ruangan, termasuk party di Jenja dan syukuran kolaborasi sneakers Kelelawar Malam. Jadi jangan mager ya!
Kolase foto oleh Ian Junius.

Kadang kalian pasti bingung menghabiskan libur akhir pekan. Kalian kadang pengin tahu, sebaiknya nonton film atau serial TV atau mendengar musik apa ya? Atau kalian butuh info tambahan jalan-jalan atau referensi tempat nongkrong pas malam mingguan? Tenang, VICE siap membantu. Berikut rekomendasi dari awak redaksi kami untuk mengisi Sabtu-Minggu agar kalian terus berbahagia.


Siap-Siap Mabuk Laut di Gunung Bersama THE PANTURAS

The Panturas, yang beranggotakan Abyan Nabilio (vokal, gitar), Rizal Taufikkurrohman (gitar), Bagus ‘Gogon’ Patria (bass), dan Surya Fikri (drum) muncul membawa atmosfer musik surf-rock yang segar. Awalnya ini dianggap anomali oleh beberapa pihak mengingat keempat pemuda itu kini berdomisili di Jatinangor / Tanjungsari yang notabene adalah pegunungan. Namun, The Panturas terus maju dan panggung-panggung penting telah mereka jajaki. Mereka dikenal Murah, Merakyat, dan Beringas. Ketiga hal itu akan dikumandangkan oleh The Panturas dalam Pesta Mabuk Laut yang akan diselenggarakan pada hari Sabtu, 14 April 2018 di Spasial, Gudang Selatan no. 22, Bandung. Acara yang menjadi pesta perilisan album perdana ‘Mabuk Laut’ ini dapat diproyeksikan mengandung kadar hura-hura yang tinggi, karena turut dimeriahkan oleh penampilan Uncanny, Bitzmika, Bananach, dan The Rangrangs. Jangan lupa datang! — Dini Lestari

Iklan

Ayo Cowok-Cowok Belajar Feminisme Akhir Pekan Ini

Laki-laki gak bisa bilang bahwa feminisme gak diperlukan, atau seksisme gak nyata Terutama di dunia di mana mudah banget menggugel “pelecehan di tempat kerja” kalau elo terlalu malu untuk bertanya pada kolega-kolega di kantor soal pengalaman mereka. Bahkan ada serangkaian acara yang mengundang laki-laki untuk belajar soal feminisme. Jadi gak ada alasan lagi untuk mempertahankan kebebalan. Sabtu ini, Jakarta Feminist Discussion Group mengadakan diskusi dari rangkaian Feminism for Men. Di sana mereka akan membahas disparitas gender dan pelecehan di tempat kerja. Elo mungkin jadi sadar bahwa ceng-cengan sehari-hari di kantor sebetulnya adalah mikroagresi yang seksis! Udah, RSVP aja di sini. Para laki-laki yang datang ke diskusi, semoga datang dengan niat untuk belajar dan bukan untuk sekedar berdebat. Para perempuan yang datang, saya doakan kalian diberi kesabaran yang panjang. — Alia Marsha

Berpesta Dalam Balutan BIOTA

Panorasuna balik lagi Sabtu ini di Jenja Jakarta dengan proyek terbarunya, Biota. Dalam pesta ini, kalian pasti serasa lagi liburan di laut berkat kombinasi musik dan visual yang disajikan dengan nuansa batu karang. Waktunya ajojing ditemani musik house dan techno semalam suntuk nih! —Dini Lestari

Menikmati 'Pertemuan' di Padepokan Seni Yogyakarta

Pada Jagongan Wagen edisi April, Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) menghadirkan pertunjukan kolaborasi oleh Seniman Pasca-terampil (SPt) 2018. Seniman Pasca-terampil merupakan sebuah platform residensi seniman di PSBK selama 10 bulan yang mengundang seniman dari berbagai latar belakang disiplin seni untuk berkarya bersama. "Pertemuan Kita" menggambarkan potongan peristiwa baru yang terinspirasi dari cerpen berjudul "Wow! Ini Jadinya Jika Pria Menyembunyikan Kata Cinta Sendiri di Dunia" karya penulis muda Yogyakarta, Risda Nur Widia. Seniman-seniman yang terlibat dalam proses kolaborasi ini adalah Muhammad Tahta Gilang Anfasya Nasution (Rupa); Regina Gandes Mutiary (Musik & teater); Rofa Dzulfikri Bulopa (Rupa); Sri Kasih Hasibuan (Teater & Tari); dan Wijil Sinang Purba Waluya (Teater & Film) — Ananda Badudu

Iklan

Kelelawar Malam Menggelar Syukuran Kolaborasi Sneakers

Unit dark-punk/metal Kelelawar Malam merayakan rilisnya kolaborasi sneaker mereka dengan line pakaian asal Bandung, Maternal Disaster. Selain itu, Pelteras, Godplant, Manumasa, dan Ancient dan Brigade of Crow dari Bandung, mewakili jantung musik ekstrem dari kedua kota itu. Saya sudah bisa membayangkan lautan manusia berbalut kaus hitam yang akan mengisi Borneo Beerhouse Sabtu ini. Semoga Kelelawar Malam akan mengeluarkan gimmick mereka seperti biasanya. Atau mungkin gitaris mereka Fahri bisa jadi mabok banget dan menghibur kita dengan kelakarnya seperti di acara Bandung minggu lalu. —Yudhistira Agato