Narkoba

Mari Berkenalan dengan 'Devil’s Breath': Tanaman Cantik Tapi Mematikan

Siapa sangka, tanaman yang lazim tumbuh liar di pinggir jalan bisa membuat orang lupa ingatan dan kehilangan kesadaran.
Bunga Terompet Malaikat Kuning Devil's Breath bisa menyebabkan keracunan
Bunga Terompet Malaikat Kuning (thousandlies/iStock/GettyImagesPlus)

Penyanyi Kanada Raffaela Weyman dan sahabatnya sedang jalan ke rumah teman ketika mereka melihat bunga kuning besar yang cantik. Mereka berdua memetiknya, lalu mencium aroma bunga dalam-dalam.

Perempuan yang tinggal di Toronto tidak sadar telah menghirup bunga paling beracun di dunia. Nyawa manusia bisa melayang dengan mudahnya gara-gara tanaman berbentuk terompet itu.

Iklan

“Kami terpaksa meninggalkan pesta ulang tahun teman lebih awal karena tidak enak badan,” demikian tulisan yang terpampang dalam video TikTok Weyman. Videonya telah disukai lebih dari 58.000 kali.

Mereka baru tahu keesokan harinya, bunga Terompet Malaikat (Angel’s Trumpet) mengandung skopolamin, senyawa halusinogen dan narkoba mematikan yang memiliki nama lain Burundanga. Narkoba ini sering dijuluki “Devil’s Breath” (Napas Setan).

“Ternyata bunganya sangat beracun. Kami dengan bodohnya membius diri sendiri,” lanjutnya dalam video. 

Terompet Malaikat dapat diolah menjadi bubuk atau larutan yang menghasilkan efek halusinasi ketika dikonsumsi atau dihirup. Pada 2012, VICE News menyebut narkoba ini “jutaan kali lipat lebih buruk” dari obat bius lain.

Bunga yang berasal dari Amerika Selatan sebetulnya tidak buruk-buruk amat. Surat kabar Los Angeles Times mengungkapkan jika diproses dengan tepat, ekstrak tanamannya dapat membantu penderita asma dan mengurangi mabuk perjalanan.

“Kalian mendadak pandai berbicara dan bertindak semaunya karena Burundanga,” wartawan VICE News melaporkan pada 2012. “Orang lain mengira kalian baik-baik saja, padahal kalian kehilangan kendali atas diri sendiri. Kalian akan melakukan semua suruhan orang. Dari situlah orang memanfaatkan kalian.”

Iklan


The Telegraph menjelaskan, Amerika Serikat dan Uni Soviet diduga menggunakan Devil’s Breath sebagai obat penenang untuk mengorek kebenaran selama Perang Dingin. Dan kini, skopolamin dimanfaatkan penjahat untuk memeras korban hingga melakukan pemerkosaan. Menurut The Guardian, kejahatan semacam ini lazim terjadi di negara-negara seperti Ekuador dan Kolombia. Ketika menghirup atau menelan bubuk narkoba, korban akan menuruti semua perintah penjahat.

Enam tahun lalu, tiga anggota sindikat kriminal internasional ditangkap di Paris setelah merampas uang lansia dengan meniupkan bubuk Devil’s Breath.

Pada 2020, sopir Lyft di Atlanta menceritakan pengalaman hampir diculik dua penumpang laki-laki kepada program 11 Alive NBC. Mereka berusaha membuatnya tertidur, tapi untungnya perempuan itu cepat menekan tombol darurat yang memperingatkan petugas operator Lyft dan polisi bahwa dia dalam bahaya.

Iklan

Departemen Luar Negeri AS melaporkan bahaya menghirup Devil’s Breath dalam dosis tinggi. Mereka memperkirakan setidaknya 50.000 orang Kolombia masuk rumah sakit setiap tahun karena tanaman ini.

“Skopolamin bisa membuat korban tidak sadarkan diri selama 24 jam atau lebih. Itu dapat menyebabkan gagal napas dan kematian dalam dosis tinggi,” bunyi laporannya.

Beruntungnya, Weyman hanya merasa tidak enak badan.

“Mimpi saya sangat aneh saat tidur. Untuk pertama kalinya saya mengalami ketindihan (kelumpuhan tidur),” katanya di video TikTok.

“Tanaman itu sangat beracun dan membuat orang berubah seperti zombie,” tulisnya di Instagram

Jika ada pelajaran yang bisa diambil dari pengalaman Weyman, yaitu jangan sembarang petik bunga liar di jalan dan menciumnya. Kalian takkan pernah tahu tanamannya berbahaya atau tidak.