Astrologi

Inilah Alasanku Berhenti Menulis Ramalan Star Sign

Bagi astrolog kawakan, ramalan astrologi yang ngetren belakangan ini “cuma hiburan semata” dan tidak memberikan saran bermanfaat.
Ilustrasi balon zodiak, moon sign, star sign dan tangan memegang peniti
Ilustrasi: Christa Jarrold

Semua orang kini menikmati astrologi. Ramalan bintang sekarang bisa dicoba oleh siapa saja, tak seperti dulu yang hanya terbatas bagi kalangan tertentu.

Zodiak semakin sering dijadikan bahan meme belakangan ini. Birth chart bisa diakses dengan mudahnya lewat aplikasi macam Co-Star dan The Pattern. Para pakar bahkan memperkirakan industri “jasa mistis” telah meraup lebih dari 2,1 miliar Dolar atau setara Rp31 kuadriliun. Praktik kuno ini tak disangka-sangka mampu bertransformasi menjadi “astrologi pop” yang amat menguntungkan.

Iklan

Sayang sekali, tak semua orang menerima kabar menyenangkan ini dengan baik. Astrolog berpengalaman justru muak dengan tren horoskop modern. Sudah 50 tahun lebih Cal Garrison menjadi seorang astrolog. Belum lama ini dia mengumumkan lewat situs webnya bahwa dia memutuskan berhenti menulis horoskop mingguan. “Saya sudah muak dengan segala ramalan zodiak,” tulisnya. “Ini bukan astrologi. Ini hanyalah strategi pemasaran menguntungkan yang tidak memberikan informasi apa pun.”

“Saya sudah 50 tahun menjalani profesi ini karena astrologi memang passion-ku. Saya tidak sepenuhnya hengkang,” tutur Cal. “Tapi saya takkan lagi berurusan dengan astrologi pop, ramalan mingguan dan omong kosong astrolog YouTube.”

Cal belajar astrologi sejak 1970, dan merasa industri ini sudah berubah drastis sekarang. “Menurut saya, dunia astrologi sudah semakin bobrok. Yang tersisa hanyalah parodi,” Cal mengungkapkan. “Ketika astrologi terkomputerisasi dan menjadi mainstream, siapa saja bisa mencoba peruntungan di bidang ini dan dianggap ‘memenuhi kualifikasi’ padahal mereka cuma belajar ‘online’ sama orang yang tidak tahu apa-apa tentang ramalan bintang. Para ‘murid’ ini akan memperoleh sertifikat dan dicap sebagai astrolog andal.”

Nikki Harper adalah astrolog Inggris dengan pengalaman lebih dari 20 tahun. Dia mengekspresikan sentimen yang mirip dengan Cal pada 2012. “Sebagai astrolog profesional, saya paham betul horoskop sun sign [biasanya disebut star sign] tak lebih dari sebatas generalisasi,” katanya dalam artikel HuffPost. “Saya menulis horoskop karena bayarannya bagus.”

Iklan

Dia membeberkan kalah bersaing dengan pendatang baru yang tidak berpengalaman sama sekali di dunia astrologi. Para editor dikatakan mendaftarkan penulis junior “ke pelatihan singkat satu hari supaya mereka [bisa] menulis horoskop”.

Delapan tahun kemudian, Nikki masih berpikir rubrik horoskop mainstream didominasi astrolog amatir. “Orang menyebut diri mereka pakar bermodalkan pengalaman yang sangat minim. Kalian akan semakin mudah menarik pembaca jika jago menggunakan medsos dan pemasaran digital,” terangnya. “Siapa saja bisa belajar menulis horoskop dengan cepat, tapi ini tidak sama dengan ‘menjadi seorang astrolog.’”

Nikki kembali menulis horoskop dengan nama samaran. Dia juga memastikan tetap memegang kendali atas hasil tulisannya. Sama seperti Cal, dia telah meninggalkan ramalan zodiak.

“Ramalan sun sign terlalu digeneralisasi, sehingga tidak bisa ditelan mentah-mentah isinya. Horoskop ini cuma buat hiburan semata. Walau begitu, masih ada beberapa astrolog yang tulisannya saya sukai. Sama seperti saya, mereka memberikan ramalan harian untuk satu zodiak,” jelasnya. “Akan tetapi, kebanyakan klien tidak menginginkan itu. Mereka lebih suka format tradisional yaitu ramalan 12 zodiak.”

Maria Alexander menekuni profesi astrolog sejak 25 tahun lalu. Dia juga skeptis terhadap rubrik horoskop modern. Pada 2013, dia memposting tulisan berjudul “I’m Quitting Astrology. The Reasons Might Surprise You” di situs webnya.

Iklan

“Saya sangat muak melihat ramalan setengah-setengah yang beredar di internet. Ramalan bintangnya ditulis amatiran. Mereka tak memahami apa yang ditulis. Omong kosong mereka menodai praktisi berbakat dan berpengalaman. Pembaca sebaiknya jangan terlalu memercayai astrologi yang mereka lihat di internet. Isinya sampah,” tulis Maria.

Maria belum berubah pikiran. Dia yakin astrologi pop “hanya sebatas hiburan”. “Selama kalian fotogenik dan pintar bikin konten, kalian mendadak jadi ahlinya astrologi. Pengalaman saya yang sudah 25 tahun sepertinya cuma dihargai sesama pakar,” lanjutnya.

Setelah hengkang tujuh tahun lalu, dia akhirnya kembali ke dunia astrologi. Maria menolak untuk menulis ramalan zodiak seperti Cal dan Nikki, tapi bedanya dia fokus memberikan ramalan mingguan untuk platform-platform seperti The Crystal Elixir.

Sebagian besar astrolog yang saya ajak bicara berujar alasan mereka menghindari astrologi pop yaitu supaya mereka bisa tetap memberikan saran yang bermanfaat kepada pembaca. Nikki yakin ramalan harian untuk satu zodiak “akan lebih berguna”, sementara Maria menegaskan dia menyayangkan rubrik horoskop modern yang kurang menawarkan “bimbingan berfaedah”. Cal, di sisi lain, bertujuan “membantu pembaca memahami apa saja yang terjadi dalam hidup mereka yang kacau”. Menurutnya, ini takkan mungkin bisa dilakukan dengan ramalan zodiak yang penuh “omong kosong”.

Ketiga astrolog ini beranggapan penurunan kualitas ramalan bintang secara tidak sengaja disebabkan oleh munculnya astrologi modern — meski ini tak selalu berarti buruk. Meski Nikki berpendapat “[astrologi] diabaikan karena isinya semakin pendek dan berpusat pada aspek hiburannya saja”, dia optimis terhadap masa depan rubrik horoskop.

“Belajar astrologi yang tepat—atau setidaknya lebih memahami astrologi—sangatlah mudah,” tuturnya. “Saya berharap konsumen yang semakin melek astrologi akan mampu mendorong peningkatan standar penulisan horoskop.”

@serenathesmith