FYI.

This story is over 5 years old.

fesyen

Suka atau Enggak, Tas Pinggang ala Kernet Bus Bakal Ngetren Lagi

Bahkan Rapper sekelas Skepta dan brand street wear ternama Supreme kembali mengenakan dan mencintai tas kernet.
Louis Vuitton x Supreme koleksi musim gugur 2017. Foto oleh Getty Images/Victor Virgile

Kamu boleh ngomong apa saja tentang tas kernet, kita mesti sepakat kalau tas itu sangat praktis. Jadi enggak aneh meski sering dicibir, tas kernet berumur panjang. Setelah popularitas memuncak di akhir dekade 80-an hingga tengah dekade 90-an, tas kernet surut perlahan, hanya bertahan di pinggang-pinggang para penyuka rollerblade, sebelum kembali ngetren sebagai gaya fesyen unik di tengah dekade 2010-an.

Iklan

Skepta, rapper grime asal Inggris, pakai tas kernet. Supreme dan Louis Vuitton kerja bareng untuk bikin tas kernet kulit yang dibubuhi logo dua raksasa fesyen ini. Februari lalu, A$AP Rocky kedapatan memakai tas kernet Balenciaga merah dalam show Calvin Klein pertama Raf Simon di New York. Mirip seperti sandal Teva, mantel bulu, bucket hat, tas kernet tak sengaja kembali ngetren karena kita diam-diam suka fungsi dari benda ini.

Tapi, cap jelek tas kernet belum sepenuhnya terhapus. Saya iseng bikin polling kecil-kecilan di kantor dan lingkaran pertemanan saya. Beberapa orang yang saya tanyai bilang "tas kernet" (di barat dikenal dengan nama " Fanny Pack") langsung bikin mereka ingat turis-turis di Disneyland. Yang lain bilang tas kernet identik dengan pendaki gunung, pelancong yang kelihatan gugup, festival musik EDM, paman mereka yang culun masalah fesyen dan, ini yang kocak, tas kernet Jansport biru milik George jadi bahan rundungan George dalam serial Seinfeld ("Looks like your belt is digesting a small animal").

Sejatinya, tas kernet tak selalu punya stigma jelek macam ini. Nenek moyang tas kernet (dompet ikat pinggang kulit) adalah barang yang lazim dikenakan penduduk Eropa abad pertengahan sebelum akhirnya baju-baju mereka punya kantong. Kantong banteng milik suku asli Amerika Serikat dan Sporran Skotlandia adalah pendahulu tas kernet yang dipakai dengan penuh kebanggaan di tempat asalnya masing-masing. Jadi tak aneh ketika tas kernet akhirnya masuk dalam dunia fesyen mainstream, kedatangannya disambut dengan hangat.

Iklan

Tas kernet modern konon pertama kali ditemukan pada tahun 1962 oleh seorang perempuan Australia bernama Melba Stone. Dia kemungkinan mendapatkan inspirasi membuat tas kernet dari kantung kanguru. Namun, seperti pasangan sejatinya, Rollerblade, tas kernet baru populer di dekade 80-an. Pada tahun 1988, Adweek menasbihkan tas kernet sebagai produk terbaik tahun itu. Gucci dan Chanel memproduksi tas kernet mewah yang sekujur tubuhnya penuh dengan logo dua rumah mode itu. Tas kernet juga muncul dalam editorial majalah mode Vogue dan berseliweran di banyak video musik (salah satu yang paling terkenal adalah "Pump Up the Jam").

Lalu pada 1994, tas kernet diabadikan dalam salah satu foto paling ikonik dari Dwayne "The Rock" Johnson. Aksesoris yang digunakan The Rock waktu itu: sebuah rantai (yang dipakai di atas turtleneck hitam ketat) dan sebuah tisu pelindung yang diselipkan antara siku yang tertutup sweater dan ujung balkon tempat The Rock dengan santainya bersender. Ketika foto tersebut muncul lagi sepuluh tahun kemudian, presenter Jimmy Fallon bertanya pada The Rock apa isi tas kernet yang ia pakai. "Pop tart dan kondom," jawab The Rock.

Tapi, seperti bintang justru bersinar amat terang menjelang mati, popularitas tas kernet anjlok di tengah dekade 90-an. Di awal dekade 2000-an, tas kernet harus rela jadi punchline belaka. Pada sebuah episode serial komedi Inggris, The Office, yang tayang pada 2001 Keith Bishop, seorang akuntan korporat polos, mewanti-wanti koleganya untuk bawa tas kernet dalam kunjungannya ke Amerika Serikat agar cek perjalanannya tetap aman. Sisa-sisa kerennya tas kernet sudah hilang entah kemana. Bishop juga membongkar ada masalah dalam penyebutan "fanny pack" Dalam bahasa slang di Inggris, fanny pack bisa diartikan sebagai vagina.

Belakangan, label fesyen dan media berlomba-lomba membranding ulang tas kernet. Kini, toko-toko online menjual "lumbar packs," "belt bags," "hip pouches," hingga "waist packs." intinya sama: mereka jualan tas kernet.

Dan ketika tas kernet kembali ke catwalk pada 2015, tepatnya dalam peragaan karya Alexander Wang and Céline, tas itu disambut oleh headline-headline media massa yang menunjukkan nada-nada ketidakpercayaan. Tapi, kekuatan tas kernet justru terletak pada fakta bahwa tas itu tidak keren. Popularitas tas kernet saat ini justru terdongkrak, alih-alih terhalang oleh konotasi jeleknya. Majalah New York bahkan punya nama untuk obsesi teranyar terhadap tas kecil yang identik dengan para pendaki gunung ini. "Gorpcore" begitu majalah itu menyebutnya. Yang menarik, gorpcore tak sedikit pun ironis. Ini adalah gerakan fesyen tulus, sebab tak ada yang lebih tulus dari membawa barang-barang berhargamu dalam tas kecil sepraktis tas kernet.