Olimpiade Tokyo 2020

Tim Tenis Meja Tiongkok Minta Maaf pada Masyarakat Karena Hanya Raih Medali Perak

Tiongkok dikalahkan Jepang di Olimpiade dalam cabang olahraga yang mereka biasanya dominan, memicu amarah nasional.
Tim tenis meja Tiongkok kalah melawan Jepang di Olimpiade Tokyo 2020
Foto tim tenis meja Tiongkok di Olimpiade Tokyo: JUNG Yeon-je / AFP

Tim tenis meja Tiongkok menyampaikan permintaan maaf karena gagal membawa pulang medali emas pertama dari Olimpiade Tokyo 2020.

Atlet Xu Xin dan Liu Shiwen dikalahkan wakil tuan rumah Jun Mizutani dan Mima Ito dalam pertandingan ganda campuran pada Senin (26/7) lalu. Ini pertama kalinya sejak 2004, negara selain Tiongkok menyabet medali emas dari cabor tenis meja.

Kekecewaan meliputi rakyat Tiongkok. Pasalnya, negara telah berinvestasi besar-besaran dalam mempersiapkan para atlet—kebanyakan merupakan pegawai negeri—menghadapi laga internasional. Kesuksesan mereka akan menjadi lambang kekuatan nasional.

Iklan

Sama seperti loncat indah, Tiongkok juga mendominasi tenis meja. Para atlet diharapkan meraih semua medali emas di cabang olahraga ini. Mereka belum puas jika cuma meraih medali perak.

“Saya telah mengecewakan tim kami,” ujar Liu, 30 tahun, kepada stasiun TV nasional CCTV. Tangisnya pecah saat diwawancarai setelah pertandingan. “Maafkan saya.”

Peraih medali perak memasang wajah datar dan meminta maaf lagi selama konferensi pers.

“Kami tidak menciptakan akhir yang indah untuk negara,” tutur Xu, atlet tenis meja putra. “Negara menantikan final ini… Saya rasa semua tim Tiongkok tidak dapat menerima hasil ini.”

Fakta Tiongkok kalah dari Jepang memperdalam kesedihan mereka. Rakyat Tiongkok masih belum bisa melupakan invasi Jepang pada 1937.

Kemenangan Jepang memicu amarah nasional. Beberapa penonton menuduh atlet Jepang bermain curang. Mereka dituduh menyentuh meja dan meniup bola, padahal sudah dilarang untuk mencegah penularan virus Covid-19.

Di sisi lain, rakyat Tiongkok berusaha menghibur duo tenis meja yang meraih medali perak.

“Kalian orang-orang yang kuat karena sudah berjuang,” bunyi postingan online corong Partai Komunis Tiongkok, People’s Daily.