FYI.

This story is over 5 years old.

Seks

Benarkah Feromon Sehebat Itu Merangsang Lawan Jenis Termehek-Mehek Pada Kita?

Kalau kalian sempat tergoda membeli wewangian diklaim mengandung feromon, nih kami jabarkan unsur kimia yang terbukti mempengaruhi libido manusia.

Artikel ini pertama kali tayang di Tonic.

Cowok-cowok mungkin pernah membaca iklan-iklan online yang bahasanya lebay tapi bikin penasaran soal wewangian penakluk perempuan. Kalimatnya seperti ini: "Cologne ini mengandung feromon murni lebih banyak dibanding produk sejenis… Dapatkan kesempatan lebih besar menarik perhatian para perempuan."

Ketika feromon dilibatkan dalam percakapan, sebuah produk selalu menjanjikan kalian—apapun kondisi fisiknya—segera menjadi don juan yang sanggup membuat lawan jenis termehek-mehek, sehingga mau diajak bobo bareng karena mereka kadung horni berat. Setidaknya, kalau kamu menyemprotkan feromon, maka kamu minimal bisa dapat kencan. Padahal, setelah penelitian lebih dari 50 tahun, para ilmuwan masih bingung feromon mana dari tubuh manusia yang bisa merangsang seksualitas lawan jenis.

Iklan

Bukan. Kami bukan mau bilang feromon itu cuma mitos atau tidak merangsang lawan jenis agar tertarik pada kita. Di hewan mamalia lainnya, feromon terbukti berperan besar membuat jantan-betina saling mengetahui keberadaan masing-masing. Bahkan, di alam liar efek feromon ini luar biasa kuat. Saat babi betina mencium aroma androstenone, feromon khas dari babi hutan jantan, maka di babi betina bakal gelisah ingin segera 'beraksi'. Pada serangga pun feromon juga berperan besar. Ngengat Sutra betina mengeluarkan zat aromatik bernama bombykol, yang akan menarik perhatian jantan dari jarak berkilo-kilometer, hanya untuk datang demi segera begituan.

Masalahnya, feromon sejenis di tubuh manusia belum tuntas dipetakan oleh ilmuwan. Penelitian masih belum punya bukti otentik ada satu zat kimia dari tubuh manusia yang berperan paling besar meningkatkan libido. Sejauh ini, yang paling mungkin disebut feromon dalam tubuh manusia adalah hasil sekresi dari endocrine glands. Artinya bebauan dari ketiak, tetek, atau kelamin kita. Ada juga ilmuwan yang menduga kita horni karena mencium bau badan pasangan. Kesimpulan ini misalnya disampaikan Charles Wysocki, Peneliti Feromon dari Monell Chemical Senses Center di Amerika Serikat. Berdasarkan pengamatan Wysocki, cara tubuh manusia saling merangsang hasrat seksual lawan jenis tidak hanya melibatkan satu zat kimia saja. Ada ratusan unsur kimia yang terlibat dari saat kita pedekate sampai naik ke ranjang. Unsur-unsur yang diduga kuat membuat manusia horni itu dimasukkan dalam kategori 'odor print': kandidat terkuat feromon.

Dalam sebuah penelitian tentang feromon, responden perempuan diminta mengendus t-shirt beberapa lelaki. Mereka diminta memilih aroma t-shirt yang pemiliknya ingin mereka kenal lebih lanjut. Dari penelitian tersebut, disimpulkan responden perempuan cenderung memilih lelaki dengan gen dan sistem kekebalan tubuhnya berbeda sepenuhnya dari mereka (Perbedaan gen ini dalam bahasa ilmiah disebut histocompatibility complex alias gen MHC). Kesadaran bawah sadar ini dipengaruhi oleh keinginan memiliki keturunan yang mempunyai daya tahan tubuh terbaik.

Pada penelitian berbeda, tubuh responden lelaki yang mencium baju perempuan yang sedang subur akan menghasilkan testoterone di atas lelaki normal. Tentu berbagai penelitian ini tidak berusaha menyimpulkan satu faktor tunggal yang membuat manusia mau berhubungan badan dengan lawan jenisnya. Sebab kita tahu, manusia juga mempertimbangkan faktor non-biologis untuk menjalin hubungan percintaan, misalnya rambutnya bagus atau tidak; atau bisa nyambung saat ngobrol.

Pada akhirnya, karena kerja tubuh sangat kompleks, ilmuwan baru mengetahui sedikit saja mengenai feromon yang berpengaruh bagi manusia lelaki dan perempuan. Masih banyak pertanyaan belum terjawab. Wysocki yang sudah bertahun-tahun meneliti feromon merasa optimis. "Ada beberapa laboratorium yang saya dengar sudah berusaha memisahkan feromon utama manusia dari unsur kimia lain," ujarnya. Jadi, di masa mendatang mungkin memang akan tersedia ekstrak feromon—barangkali bentuknya cair—yang bisa membuat lawan jenis termehek-mehek pada kita. Sayangnya, untuk sementara kita terpaksa iri pada ngengat sutra (yang larvanya kita ternakkan untuk jadi kain itu). Iklan-iklan lebay yang kalian baca soal parfum mengandung feromon, efek ilmiahnya masih tak ada seujung kuku dari efektivitas feromon serangga.