Gempa Bumi

Turki-Suriah Diguncang Gempa Dahsyat, Lebih dari 4.300 Tewas

Video viral menunjukkan warga panik berlarian untuk menyelamatkan diri ketika serangkaian gempa terjadi di Turki dan Suriah.
Lelaki menggendong anak kecil
Anggota White Helmets menggendong anak kecil yang tertimpa reruntuhan di Zardana, Suriah. Foto: Abdulaziz Ketaz/AFP via Getty Images

Jumlah korban jiwa akibat dua gempa dahsyat yang mengguncang Turki dan Suriah terus bertambah. Data sementara tercatat bencana alam yang terjadi pada Senin (6/2) dini hari telah menewaskan sedikitnya 4.300 orang.

Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengungkap pusat gempa Turki terletak 23 kilometer di sebelah timur distrik Nurdagi, Provinsi Gaziantep, pada kedalaman 24,1 kilometer. Gempa pertama bermagnitudo 7,8 terjadi sekitar pukul 4 pagi dengan kedalaman 17 kilometer.

Iklan

Video yang beredar di media sosial memperlihatkan orang berlarian ketakutan menjauhi bangunan yang runtuh.

Pada pukul 13.12 waktu setempat, gempa susulan dengan kekuatan 7,5 M mengguncang provinsi Kahramanmaras di bagian tenggara Turki. Korban tewas diperkirakan meningkat drastis, sementara tim penyelamat berpacu dengan waktu menyelamatkan warga yang tertimbun reruntuhan.

USGS mencatat hingga kini, setidaknya ada 100 gempa susulan yang terjadi secara berturut-turut pasca guncangan dahsyat pertama. Ribuan warga terpaksa menahan kedinginan karena takut masuk ke rumah.

Sementara Turki melaporkan 2.921 korban tewas dan lebih dari 15.800 korban luka-luka, gempa besar yang mengguncang Suriah utara menelan sedikitnya 1.451 jiwa dan menyebabkan 3.531 orang terluka. Tim kemanusiaan White Helmets menyebutkan gempa menewaskan kira-kira 380 orang di Idlib, barat laut Suriah. Status darurat bencana telah diumumkan di Damaskus. Tim penyelamat masih terus berusaha mencari korban selamat di bawah reruntuhan bangunan.

Getaran hebat di kedua negara terasa sampai ke Lebanon, Siprus dan sejumlah daerah di Irak. Turki kerap dilanda gempa sebab lokasinya berada tepat di jalur aktif gempa. Negara itu terakhir kali menghadapi bencana mematikan pada Oktober 2011. Kala itu, gempa menelan 604 korban jiwa dan melukai sedikitnya 4.152 orang. 

Ucapan belasungkawa dan tawaran bantuan terus mengalir sejak awal terjadinya gempa. Presiden Turki Erdogan menyampaikan telah menerima bantuan dari puluhan negara. Sukarelawan dari dalam maupun luar negeri juga dikerahkan guna membantu misi penyelamatan korban gempa. Namun, musim salju ekstrem dikhawatirkan akan menghambat prosesnya.