Invasi Senyap Hello Kitty di Jalanan Indonesia

FYI.

This story is over 5 years old.

Budaya Populer

Invasi Senyap Hello Kitty di Jalanan Indonesia

Stiker karakter imut asal Jepang itu menghiasi kendaraan bermotor: mulai dari mobil, truk, hingga bajaj. Tak ada alasan pasti kenapa karakter Sanrio ini diam-diam populer.

Sebagian masyarakat Indonesia di perkotaan, terutama Jakarta, agaknya semakin menggilai tema-tema "kawaii"—istilah Bahasa Jepang yang intinya menggambarkan semua hal serba imut, lucu, dan cantik. Saya menarik kesimpulan ini setelah menyaksikan pemandangan unik di jalanan. Saat ini mudah sekali menemukan pernak-pernik Hello Kitty, tokoh kartun Jepang buatan Sanrio, terpasang di bodi mobil, truk, hingga bajaj. Hello Kitty memang populer di Indonesia. Namanya juga karakter imut. Tapi level popularitasnya di jalanan bisa dibilang mencapai tahap mengherankan. Bagaimana bisa mahluk mirip kucing itu bisa menguasai jalanan, menyaingi popularitas stiker Taman Safari atau adu pedal yang melegenda?

Iklan

Lengga Mardiani, salah satu pegawai penyedia stiker mobil di Kota Bandung mengatakan kalau peminat stiker mobil Hello Kitty sangat membludak. Paling banyak pelanggan minta dibuatkan stiker Hello Kitty dari kalangan ibu-ibu. "Kalau dari produksi bisa mengerjakan sampai 15 mobil tiap bulan," ungkap Lengga saat dihubungi VICE Indonesia. "Kalau untuk model stiker lain, model stripes untuk mobil-mobil sporty masih yang paling laku. Tapi kalau dibandingkan dengan tokoh kartun lain, permintaan stiker Hello Kitty memang paling banyak".

Kegilaan masyarakat Indonesia pada karakter Sanrio ini sampai meyakinkan investor untuk membangun Taman Hiburan Bertema Hello Kitty di dalam area Dunia Fantasi. PT Pembangunan Jaya Ancol, sebagai pengembang, mengharapkan Taman Hello Kitty bisa meningkatkan jumlah pengunjung Dufan mencapai tiga juga orang setahun.

Dibandingkan produk budaya populer lain dari Jepang, ambil contoh Pokémon atau Doremon, tingkat fanatisme Hello Kitty masih lebih gila. Walaupun aplikasi Pokémon Go tahun lalu menjadi kata kunci paling dicari pengguna Internet di Indonesia, nyatanya tak banyak kendaraan memasang stiker Pikachu yang menggemaskan.

Doraemon juga tidak sampai sepopuler ini di kota-kota besar Indonesia. Padahal berselang sekian dekade dari episode pertamanya di RCTI, serial Doreamon masih diputar rutin tiap minggu pagi. Seharusnya Doreamon lebih populer dong?

Selain itu, Hello Kitty adalah karakter yang punya beban diskriminasi. Hello Kitty (terima kasih patriarki) sering diasosiasikan dengan citra-citra feminin. Coba simak hasil pencarian saya di Google sat menggunakan kata kunci Hello Kitty berikut ini:

Iklan

Di mata publik, Hello Kitty hampir pasti jadi jadi anthitesis bagi ciri-ciri "maskulinitas" semacam "muka preman", "wajah security", dan "muka berandalan". Hello Kitty dengan warnanya yang khas putih dan merah muda senantiasa dikonstruksikan sebagai karakter animasi bagi anak perempuan.

"Masyarakat masih membedakan antara perempuan dan laki-laki masih dari tampilan luar sih. Yang ada di (spektrum) tengah-tengahnya masuk ke kategori tertentu, itu sudah jadi masalah judgement kalau di masyarakat kita," kata Rizki Musthafa, pengamat Kebudayaan Jepang dari Universitas Indonesia. "Ketika masyarakat dihadapkan pada kondisi mampu untuk memilih, dia mengikuti kerangka yang sudah disiapkan sama para penjual-penjual. Judgement dari masyarakat sama penjual intinya."

Namun melihat popularitasnya di jalanan sekarang, sudah hampir pasti Hello Kitty juga dicintai oleh laki-laki Indonesia. Artinya Hello Kitty sudah mendobrak tabu dan batasan-batasan gender kolot.

Hello Kitty diciptakan oleh perusahaan Sanrio pada 1974. Sejak kemunculannya, karakter ini langsung menjadi mesin uang. Banyak sekali produk yang kini diberi pernak-pernik Hello Kitty, mulai dari hamburger hingga batu nisan. Nilai kapitalisasi pasar semua produk resmi Hello Kitty di seluruh dunia ditaksir mencapai US$7 miliar (setara Rp93,4 triliun). Di Indonesia produk Sanrio ini populer sejak 1990-an. Makanya mengherankan mengapa sekarang Hello Kitty masih tetap bertaji.

Iklan

Walaupun perusahaan Sanrio tidak membuka cabang resmi di Indonesia, produk-produk Hello Kitty itu hadir melalui lisensi khusus langsung dari Jepang. Tak hanya itu, basis penggemarnya bahkan sudah membentuk komunitas tersendiri.

Komunitas Hello Kitty Loves Indonesia lahir pada September 2012, beranggotakan 43 ribu orang. Komunitas ini didirikan seorang laki-laki asal Indonesia. Diana Mariana, salah satu koordinator Komunitas Hello Kitty Loves Indonesia mengaku karakter kawaii itu merepresentasikan gender tertentu. Dia meyakini itu setelah mengalami sendiri pertemuan penggemar Hello Kitty se-Indonesia. "Jadi pendirinya itu orang Indonesia tapi bekerja dan menetap di Tokyo, jadi kalau pengurusnya lagi visit ke Indonesia pasti kita kopdar di kota-kota yang berbeda di Indonesia… ada juga pas kopdar dari laki-laki, anak-anak, sampai yang tua," kata Diana.

Begitu pula dengan Cafe Hello Kitty yang berlokasi di Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Cafe ini didirikan oleh orang Indonesia asli yang mendapat lisensi dari Sanrio. Segmentasi utama cafe ini adalah konsumen keluarga, khususnya anak-anak. "Yang bikin Hello Kitty digemari lebih ke mindset orang yah, karena Hello Kitty sudah lebih dikenal banyak orang, dan beberapa cafe Hello Kitty yang dari Sanrio itu sudah ada di beberapa tempat seperti ada di Korea, Singapura," kata Bayu Armadani Manajer Cafe Hello Kitty.

Bukan cuma soal stiker Hello Kitty yang merajalela. Ekspresi kecintaan orang Indonesia terhadap Hello Kitty bisa dibilang eksentrik. Misalnya Baby Tan, pengusaha yang membangun rumah mewah bertema Hello Kitty). Tidak cuma desain rumah, seluruh detail hingga perabot rumahnya semua bermotif Hello Kitty. ( Tidak cuma itu, Baby Tan pun pendirikan sebuah cafe bernama Hello Kitty's Corner yang menyediakan souvenir, dan berbagai menu makanan dengan (lagi-lagi) tema Hello Kitty.

Iklan

Namun, fenomena Hello Kitty di Indonesia beberapa tahun belakangan bukan sekadar stiker mobil dan kaitannya dengan lawan maskulinitas. Hello Kitty kerap muncul di tayangan sinetron. Hello Kitty pernah memperoleh konotasi negatif hingga mengalami perlakuan sadis di sinetron Surga yang Kedua: direbus!

Salah satu sinetron terlaris di Indonesia sepanjang 2014, Catatan Hati Seorang Istri (CHSI), berhasil membingkai makna Hello Kitty menjadi makna baru: selingkuhan! Di sinetron tersebut diceritakan bagaimana ketabahan Hana, yang diperankan Dewi Sandra yang diselingkuhi suaminya Mas Bram—diperankan Ashraff Sinclair—dengan perempuan lain yang diberi nama samaran Hello Kitty. Berkat sinetron ini, Hello Kitty sempat dibenci ibu-ibu pemirsa setia CHSI.

Salah satu penggemar fanatik Hello Kitty, Ui Birowo mengaku kesal Hello Kitty dijadikan potret konotasi buruk. "Serem amat hello Kitty direbus. Aku belum pernah lihat sih (tayangan sinetronnya), tapi kalau sampai lihat aku sebel banget pasti. Aku cari produsernya. Aku pengen protes. Masa Hello Kitty direbus, aku sebel sih dengarnya"

Pada akhirnya, setelah mencoba mencari tahu lebih dalam, saya pikir popularitas Hello Kitty di Indonesia tak bisa diringkus dalam kesimpulan sederhana. Hello Kitty melampaui batasan gender, usia, dan kelas. Semua orang pun berhak menginterpretasikan Hello Kitty dalam beragam makna, mulai dari stiker, sinetron, hingga, sosial media. Lupakan rumor 'Asing dan Aseng', invasi yang nyata di jalanan Tanah Air dipimpin oleh Hello Kitty.