Kondisi Brutal di Pusat Rehabilitasi Pecandu Narkoba Myanmar
Pecandu yang 'dirawat' ormas Pat Jasan mengalami pemasungan. Semua foto oleh penulis.

FYI.

This story is over 5 years old.

Fotografi

Kondisi Brutal di Pusat Rehabilitasi Pecandu Narkoba Myanmar

Kachin, utara Myanmar, dikuasai narkoba. Satu orang per rumah tangga menggunakan heroin. Tokoh agama setempat menangani masalah kecanduan ini dengan pemaksaan.

Myitkyina, Ibu Kota negara bagian Kachin, Myanmar, mengalami persoalan kecanduan narkoba akut. Masalah sosial ini sudah bertahun-tahun tak bisa dituntaskan oleh pemerintah di wilayah paling utara Myanmar tersebut. Narkoba hanya satu dari sekian kesulitan yang dihadapi rakyat Kachin. Di wilayah tersebut, selama tiga dekade berlangsung pertempuran antara tentara Myanmar dengan Pasukan Kemerdekaan Kachin yang ingin memisahkan diri. Untuk mendanai operasi mereka, pasukan pemberontak menggunakan uang hasil penjualan opium dan heroin. Mengingat tidak tersedia banyak lapangan kerja, serta harga jual substansi terlarang yang sangat murah karena Kachin termasuk kawasan produsen narkoba terbesar sedunia, banyak penduduk di sana akhirnya kecanduan heroin. Data terakhir menunjukkan di setiap rumah tangga, minimal ada satu orang yang kecanduan narkoba.

Iklan

Pat Jasan adalah organisasi yang berusaha mengatasi masalah ini. Pat Jasan adalah organisasi masyarakat terdiri dari gabungan aktivis gereja Baptis, gereja Katolik, serta Gereja Protestan. Tujuan organisasi ini adalah "memberantas peredaran obat-obatan terlarang dari Kachin."

Pat Jasan lantas mendirikan beberapa kamp rehabilitasi pecandu. Orang yang menggunakan heroin dipaksa masuk ke program tersebut. Selama "direhabilitasi" dalam kurun enam bulan, pecandu narkoba wajib mengikuti doa bersama, olahraga rutin, dan juga terlibat aktivitas layanan pendidikan. Metode kerja organisasi ini didukung oleh masyarakat Kachin yang mayoritas beragama Kristen.

Sekilas tidak ada masalah dari aktivitas dan cara rehabilitasi Pat Jasan. Niat mereka pun mulia. Namun temuan dari tim independen menunjukkan pecandu yang dirawat Pat Jasan mengalami situasi brutal dan tidak manusiawi. Metode pendidikan yang diberikan juga memperoleh sorotan karena tidak memiliki dasar sains yang logis. Pat Jasan bukan penegak hukum, namun mereka aktif menangkapi pengguna narkoba. Para pecandu itu akan ditahan di 'ruang detoksifikasi' selama dua minggu penuh, tanpa mendapat bantuan medis ataupun pertolongan jika mereka sakaw.

Penduduk Myitkyina, mencuci baju di tepi Sungai Irrawaddy, sungai yang disucikan penduduk Myanmar.

Anak muda Kachin yang tidak memiliki pendidikan tinggi rentan jadi korban narkoba. Banyak dari mereka kerja di pertambangan giok ilegal, lalu membeli heroin.

Dalam salah satu pusat rehabilitasi Pat Jasan, para pecandu akan menggelar doa bersama pada pagi hari.

Pecandu yang berada di Pusat Rehab Katolik di pinggir kota Myitkyina akan memulai hari bermain sepakbola.

MG Bawn Hkaw, 23, mengikuti komuni. Dia sudah menjadi pecandu heroin sejak lulus SMA. Dia berada di pusat rehab milik yayasan Katolik selama dua setengah tahun terakhir.

Peredaran narkoba ini disokong oleh penjualan heroin oleh Pasukan Pembebasan Kachin (KIA). Secara etnis, mereka merasa berbeda dari mayoritas Myanmar. Warga mendukung pemberontakan karena merasa tidak diperhatikan oleh pemerintahan Aung San Suu Kyi.

Tim operasi Pat Jasan berpose. Mereka akan melakukan berbagai hal, termasuk kekerasan, untuk menghentikan peredaran narkoba. Anggota ormas ini pernah ditangkap polisi ketika secara paksa menghancurkan rumah dan ladang opium.

Tembok seng di Pusat Rehabilitasi 'Hidup Baru Dalam Naungan Kristus' yang dikelola Pat Jasan. Setelah menangkap pecandu, anggota ormas ini memberi pilihan rehab enam bulan atau diserahkan ke polisi.

Dua pecandu narkoba yang baru memasuki pusat rehab Pat Jasan. Mereka baru dua hari ditahan tanpa makanan dan bantuan di 'Ruang Detoksifikasi'.

Pecandu yang 'dirawat' Pat Jasan dipasung tanpa bantuan medis, karena dikhawatirkan kabur. Dia sudah menggunakan heroin selama 9 tahun.

Pat Jasan dituding hanya menyembunyikan masalah narkoba dari jalanan Myitkyina. Metode mereka dianggap tak efektif. Banyak pecandu kembali ditangkap setelah keluar dari rehab enam bulan yang brutal itu.