FYI.

This story is over 5 years old.

Timur Tengah

Pemberontak Houthi di Yaman Baru Saja Meluncurkan Rudal ke Istana Kerajaan Saudi

Pemberontak Houthi di Yaman sekali lagi berhasil menepati ancaman mereka untuk menyasar orang-orang Saudi di wilayah mereka sendiri.
Raja Salman, Raja Arab Saudi. Foto dari VICE News

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News.

Kali ini, mereka menyasar puncak pemerintahan. Mereka mengatakan telah melancarkan sebuah rudal balistik ke istana Riyadh yang menjadi tuan rumah bagi pertemuan para pemimpin kerajaan-kerajaan, termasuk pangeran mahkota. Namun, pihak berwenang Saudi mengatakan rudal tersebut berhasil dicegat. Pemberontak Houthi, kelompok Syiah yang didukung Iran terlibat dalam perang brutal bersama pasukan yang didukung Saudi di Yaman, melancarkan rudal Burkan 2-H pada istana kerajaan al-Yamama di Riyadh, ujar juru bicara Mohammed Abdul Salam. Televisi al-Masirah yang dikuasai Houthi melaporkan bahwa rudal tersebut, yang berkecepatan tinggi dan dimodifikasi di Iran, menyasar sebuah pertemuan yang dihadiri pemimpin-pemimpin Saudi, termasuk Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Disebutkan bahwa para pemimpin sedang bertemu di istana, kantor pusat utama sang raja, untuk membahas anggaran tahunan. Foto-foto yang diunggah di media sosial oleh para saksi di Riyadh menunjukkan segumpalan asap di udara. Arab Saudi kemudian merilis sebuah pernyataan yang mengonfirmasi bahwa “rudal Iran-Houthi” telah dicegat pada selatan Riyadh. Tidak ada korban, bunyi pernyataan tersebut. Hal tersebut merupakan percobaan serangan rudal balistik ketiga oleh pasukan Houthi di Arab Saudi sejak November, peningkatan besar dari konflik Yaman sesuai dengan janji Houthi untuk menyasar orang Saudi di tanah asal mereka. Pada 4 November, Arab Saudi menyampaikan bahwa mereka mencegat rudal Houthi di bandara internasional Riyadh, mendorongnya untuk menuduh Iran, pendukung utama Houthi dan arsitek daerah Saudi, atas “tindakan perang.” Beberapa analis meragukan klaim bahwa rudal tersebut berhasil dicegat, menunjukkan sistem pertahanan rudal Patriot, yang disokong AS, gagal dan hulu ledak berada di dekat bandara. Pada 1 Desember, pejabat pertahanan Saudi mengklaim telah mencegat rudal Houthi yang lain, yang dipercaya menyasar kota Khamis. Arab Saudi telah memimpin sebuah koalisi melawan Houthi, yang menggulingkan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional pada 2015, dalam sebuah perang mengenaskan yang telah menciptakan salah satu krisis kemanusiaan terbesar di dunia. Lebih dari 8,670 orang dibunuh dan sekitar 50,000 orang luka-luka sejak intervensi Saudi, menurut PBB, dan blokade dan perseteruan tersebut telah mengakibatkan 20 juta warga membutuhkan bantuan.
Bulan lalu, juru bicara Houthi Abdul Salam berjanji akan menyasar Saudi dari dalam istana mereka. “Para Saudi memulai perang. Respon kami akan berlanjut dan meningkat, bisa menyasar jauh di dalam Arab Saudi, menyasar posisi militer letak jet Saudi berpangkal, atau pangkalan militer di teritori Yaman,” ujarnya pada Al Jazeera.