FYI.

This story is over 5 years old.

candu game

Atasi Kecanduan, Tencent Akan Wajibkan Gamer Cina Untuk Login Dengan Nama Asli

Raksasa game Cina itu bakal membatasi jam main pemain di bawah umur dengan mangacu database yang disiapkan Beijing. Membiarkan gamers kecanduan main dianggap sebagai perbuatan jahat di sana.
Gambar milik Tencent 

Mulai 15 September nanti, perusahaan game Tiongkok Tencent akan mewajibkan pemain gamenya menggunakan nama asli saat bermain Honour of Kings—game keluaran Tencent yang gameplaynya sebelas duabelas dengan League of Legends.

Menurut Beijing, Cina kini tengah dihadapkan dengan kebiasaan buruk penduduknya kecanduan bermain game. Pemerintah Cina sudah jauh-jauh hari mencari cara yang efisien untuk mengatasi adiksi bermain game yang jamak ditemui di sana, terutama di kalangan anak mudanya. Sampai saat ini, Pemerintah Cina sudah berhasil membatasi jam bermain gamer yang berusia 18 tahun dan menerapkan aturan ketat yang menentukan game macam apa saja yang boleh dipasarkan pada segmen tertenu. Puncaknya, pemerintah Cina mendirikan boot camp bercorak ala militer guna menyembuhkan adiksi game.

Iklan

Tencent mengemukan akan memperluas aturan terbarunya—yang sudah pasti mendapat persetujuan Beijing—pada semua game mereka secara bertahap. “Lewat langkah ini, Tencent berharap bisa terus mengarahkan gamer muda untuk terus bermain dengan bertanggung jawab,” tulis Tencent dalam pernyataan resmi di akun WeChat mereka.

Database pemerintah yang diacu oleh Tencent dalam penerapan kebijakan barunya. Namun, Tencent dikenal selalu menuruti keinginan Beijing yang sering banget was-was dengan obsesi warga Tiongkok akan game. Buktinya sejak Juli 2017, Tencent membatasi jam bermain gamer di bawah 12 tahun menjadi satu jam saja dalam sehari. Adapun gamer berusia antara 13 hingga 18 tahun punya jatah bermain game Tencent dua jam sehari.

Sebagai seorang gamer, kebijakan Tencent ini bikin saya merinding. Entah saya harus ngapain saat berusia 15 tahun kelau enggak diizikan main EverQuest sepanjang akhir pekan. Adiksi bermain game adalah masalah yang serius. Saya setuju kok. Masalahnya adalah pemberitaan perihal ini kerap dibumbui dengan berita-berita gamer yang ambruk karena main game secara maraton. Okaylah, berita itu bukan hoaks. Cuma yang sering dilupakan adalah cerita-cerita sensasional macam ini jumlahnya sedikit banget, kalau enggak bisa dibilang langka. Jadi, pemerintah harusnya enggak boleh mengatur-atur lamanya kita main game—apalagi kalau kebijakannya diambil berdasarkan berita-berita seperti itu.

Iklan

Tencent memang sering jadi incaran kebijakan pemerintah Tiongkok karena game-gamenya sangat populer. The People’s Daily—koran resmi Partai Komunis Cina— mencap Honour of Kings sebagai racun “racun” dan meminta Tencent untuk “tidak melakukan perbuatan jahat.”

Beijing telah memberikan sinyal bahwa sejumlah kebijakan game lainnya akan keluar dalam waktu depan. Selain peraturan untuk menggunakan nama asli, semua game yang beredar harus memeroleh persetujuan dari pemerintah Cina. Malangnya, sejak Agustus lalu, pemerintah Negeri Tirai Bambu belum juga memberikan persetujuan pada satu game baru.

Selidik punya selidik, serangkaian kebijakan yang mengebiri kebebasan gamer ini dipicu laporan tentang meningkatnya kasus rabun dekat pada anak-anak—sebuah gangguan yang diyakini Beijing diakibatkan oleh terlalu lama bermain video game.

has been signaling that more regulations were coming for weeks. Along with the real name requirement, the government has to approve new video games before they’re released— it stopped approving new games in the middle of August.

These new restrictions come on the hells of reports that Chinese children suffer from heightened levels of nearsightedness, a condition Beijing claims is caused by playing too many video games.