FYI.

This story is over 5 years old.

Sepakbola

Seperti Apa Rasanya Menjuarai Piala Dunia? Sang Legenda Zinedine Zidane Berbagi Kisahnya

Buat kita di Indonesia yang masih sebatas bermimpi bisa ikutan Piala Dunia, cerita bintang Prancis keturunan Aljazair ini seharusnya menginspirasi.

Zinedine Zidane belakangan lebih sering diingat karena aksinya menanduk Marco Materazzi dalam laga final Prancis melawan Italia pada Piala Dunia 2006 di Jerman. Tindakan kurang sportif (yang dipicu hinaan Materazzi lebih dulu) mencoreng reputasi Zidane di akhir karirnya. Padahal dia dianggap banyak kalangan sebagai salah pesepakbola terbaik sepanjang sejarah.

Noda setitik itu memang merusak susu sebelanga, tapi kita tidak seharusnya melupakan betapa prestasi Zidane nyaris satu belanga penuh.

Atlet kelahiran Marseille, dari orang tua keturunan Aljazair ini, berhasil menancapkan pengaruh sebagai salah satu gelandang paling kreatif di Planet Bumi ketika masih aktif bermain, baik untuk Juventus, Real Madrid, ataupun timnas Prancis. Setelah banting setir menjadi pelatih, Zidane tetap bergelimang prestasi. Dia sukses membawa Real Madrid tiga kali beruntun menjuarai Liga Champions—capaian yang tampaknya sulit dikalahkan pelatih lainnya. Di tengah sanjung puji, Zidane memilih mundur dan kini sedang menata masa depan baru di jagat sepakbola.

Di hadapan sosok sementereng Zidane, redaksi VICE mengajak sang megabintang sepakbola membahas titik-titik tertinggi dalam karirnya. Termasuk seperti apa rasanya memasuki pertandingan babak final Piala Dunia 1998, ketika Zidane bersama rekan timnas Prancis lainnya menghadapi Brasil yang jauh lebih diunggulkan. Zidane bersedia membahas banyak hal bersama kami.

Tonton video wawancara kami bersama Zidane di tautan awal artikel ini