FYI.

This story is over 5 years old.

Hidup Sesudah Mati

Ilmuwan Menemukan Beberapa Gen di Tubuh Tetap Hidup Setelah Kita Mati

Apakah ini tanda memang ada kehidupan sesudah kematian?
Sumber ilustrasi: Flickry/thierry ehrmann

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard.

Apa yang terjadi setelah kita meninggal? Setelah seorang menghembuskan nafas terakhirnya, jantung akan berhenti memompa darah. Ini yang disebut oleh para dokter sebagai "kematian klinis." Dari sudut pandang biologis, apa yang terjadi pasca kita mati adalah pembusukansel, organ dan jaringan otak.

Tapi bagaimana kalau kematian bukan sebuah akhir? Dua penelitian baru mengklaim bahwa ratusan gen terus hidup—atau dalam beberapa kasus, lebih aktif—setelah kematian terjadi. Jelas, temuan ini bikin banyak peneliti tercengang karena selama ini pakar patologis forensik sudah lama mencurigai bahwa aktivitas gen menurun setelah kematian. Perubahan inilah yang kerap digunakan untuk memperkirakan waktu kematian seseorang,

Iklan

Menurut peneliti utama riset di atas, pakar biologi mikro Peter Noble dari University of Washingston, penemuan gen "undead" bisa membantu meningkatkan kemampuan kita mengawetkan organ manusia yang digunakan untuk transplantasi. Kedua penelitian tersebut kini sudah bisa diakses umum di server pre-print bioRxiv. Namun, camkam bahwa keduanya belum melalui proses peer review.

Noble mengatakan bahwa riset terbarunya terinspirasi hasil penilitian yang diterbitkan tiga tahun lalu dalam Forensic Science International yang mengungkapnya adanya gen dalam mayat manusia yang tetap aktif sampai 12 jam setelah kematian.


Simak video liputan kami mengenai gereja yang percaya sains


Untuk menyelidiki jam genetik manusia pasca kematian, tim dalam dua penelitian ini mengekstrak dan mengukur level d messenger RNA (mRNA) dalam jaringan tubuh tikus dan zebrafish yang baru matu. Karena mRNA punya peran penting dalam ekspresi gen, tingginya level molekul ini bisa diartikan sebagai meningkatnya aktivitas genetik.

Dalam salah satu penelitian, Nobel dan rekan-rekannya berhasil mendeskripsikan lebih dari 1.000 gen yang tetap "hidup" pasca kematian. Totalnya ada 515 gen tikus yang terus beroperasi sampai dua hari sementara 548 gen zebrafish masih berfungsi dengan baik selama empat hari setelah kematian terjadi. "Ini semacam percobaan untuk memuaskan rasa penasaran kita tentang apa yang terjadi setelah kita mati," ujar Noble pada Science Magazine.

Iklan

Namun, penemuan yang paling mengejutkan adalah aktivitas ratusan gen justru meningkat pesat 24 jam setelah hewan percobaan mati. Noble menengarai bahwa kebanyakan dari gen ini mengalami supresi atau tertutup jaringan gen semasa host-nya hidup. Barulah ketika hewan percobaan ini mati, gen-gen ini mengalami "kebangkitan."

Tim peneliti juga menemukan bahwa gen yang tetap aktif pasca kematian adalah gen yang aktif pula selama masa perkembangan embrio. Temuan ini membuat mereka berteori bahwa dalam level selular, bentuk kehidupan baru memiliki banyak kesamaan dengan mayat yang tengah mengalami pembusukan.

Gen-gen lain yang berhasil didentifikasi oleh tim peneliti diasosiasikan dengan perkembangan sel kanker. Para peneliti ini percaya bahwa aktifnya sel yang ada hubungannya dengan kanker pasca kematian menjelaskan kenapa banyak penerima organ tranplantasi beresiko besar menderita kanker setelah menerima organ baru. Selama ini resiko menderita kanker setelah proses transplantasi organ diasosiasikan dengan obat immunosupressive yabg kerap diresepkan oleh para dokter. Masih butuh penelitian lebih lanjut untuk membuktikan dugaan ini.

"Karena hasil yang kami dapatkan menunjukkan bahwa sistem belum mencapai kesetimbangan." demikian kesimpulan awal salah satu penelitian itu, "akan sangat menarik untuk memdalami beberapa pertanyaan berikut: apa yang akan terjadi bila kita menghambat proses kemtian dengan memberikan nutrien dan oksigen pada jaringan tubuh? Ada kemungkian sel-sel ini kembali hidup atau malah tumbuh menjadi sesuatu yang baru, seperti yang terjadi pada kanker."

Selain memberikan informasi terbaru tentang tenggat transplantasi organ vital, para peniliti berharap temuan mereka bisa digunakan oleh peniliti forensik untuk memastikan waktu kematian dengan lebih akurat lagi, sesuatu yang terdengar gampang tapi amat susah dilakukan.

"Yang perlu digarisbawahi dari temuan penelitian ini adalah kita mungkin belajar banyak kehidupan dari kematian," tutur Noble.