Kami Ngobrol dengan Fotografer Senior yang Merekam Italia saat Mafia Berkuasa

FYI.

This story is over 5 years old.

Fotografi

Kami Ngobrol dengan Fotografer Senior yang Merekam Italia saat Mafia Berkuasa

Selama 19 tahun Letizia Battaglia merekam kehidupan di Palermo saat mafia masih benar-benar berkuasa. Mencoba melawan tirani lewat fotografi

Sejak 1971, Letizia Battaglia telah mendokumentasikan kehidupan orang-orang berlimpah harta, berbahaya, dan gemar berjemur, di ibukota Sisilia, Palermo. Selama bertahun-tahun, dia bekerja sebagai jurnalis foto di koran L'Ora, namun berhenti saat koran tersebut gulung tikar.

Pada usia 81 tahun, Battaglia siap membagi arsip foto-fotonya dalam buku terbarunya, Anthology. Koleksi ini, terdiri dari lebih dari 300 halaman foto-foto kampung halamannya itu, bisa dibeli sejak 5 Mei. Sebelum tanggal rilis, saya ngobrol dengan Battaglia soal kehidupannya dan kepedihannya menyaksikan kekerasan yang ditimbulkan para mafia. Dia juga membagi beberapa foto eksklusif dari bukunya pada kita. Wawancara ini telah diedit supaya terang. VICE: Menurutmu, apakah karya-karyamu berubah seiring bergantinya masa?
Letizia Battaglia: Saya fokus pada kriminalitas di Palermo selama sembilan belas tahun, jadi gaya saya paling dipengaruhi masa-masa itu. Saya memotret dengan penuh semangat. Saya ingin mendokumentasikan segala hal yang saya rasa bisa memberatkan para mafia. Lalu saya berhenti memotret kriminalitas saat koran heroik L'Ora tutup usia, dan juga karena saya sudah tidak sebugar dulu.

Iklan

Palermo adalah tempat yang indah dengan sejarah menakjubkan. Apakah menurutmu tempat ini mengalami kemunduran?
Saya percaya, kini, ada peningkatan obsesi terhadap konsumerisme yang menurut saya berbahaya. Masa lampau tampak seperti tantangan terhadap modernitas dan kekayaan. Jadi tidak ada uang untuk melindungi warisan Baroque dan Arab-Norman kita. Tidak ada uang untuk memperbaiki pusat sejarah Palermo. Tidak ada uang untuk melestarikan dan melindungi lanskap kota, dan laut kita.

Apa perbedaan yang paling kentara antara Sisilia era 70-an dan Sisilia era sekarang?
Di era 70-an, ada perang sengit antara Mafia dan warga sipil yang memakan banyak korban, menyebabkan banyak penderitaan, dan juga kemiskinan. Kini, para mafia bermain lebih halus, mereka tidak gampang marah. Mereka sudah tidak asal bunuh hakim, politisi, atau petugas kepolisian. Kini mafia lebih tertarik soal kekuasaan. Dan karena sekarang mereka sudah meraih kekuasaan, mereka enggak perlu lagi menembak orang-orang. Cukup buat mereka untuk memilih perwakilan politik yang akan melindungi kepentingan ekonomi mereka.

Apakah buku ini karya finalmu? Apakah ini sejenis surat cinta untuk tempat yang telah memberimu begitu banyak inspirasi?
Saya mengumpulkan foto-foto soal hidup saya, soal orang-orang di sini. Saya mencari hal-hal yang saya lupa pernah saya potret. Saya mencoba menceritakan kisah cinta saya dengan tanah ini, tanah yang tidak bisa terbebas dari tirani-tirani yang menindasnya. Saya mencari keindahan dalam keburukan. Saya menghabiskan berjam-jam bersama Paolo Falcone, kurator Anthology, mencari benang merah puitis antara banyak film-film negatif. Kadang saya bahkan menangis.

Iklan

Sejauh mana mafia hidup di luar selatan Italia?
Mafia jelas-jelas hidup di Sisilia, namun investasinya ada di mana-mana. Lewat penyelundupan narkoba, Mafia memiliki investasi di utara Italia dan juga Eropa. Lebih berbahaya dari sebelumnya karena mereka sudah menyusup ke dalam dunia finansial dan politik, namun beroperasi dengan teknik barbar, teknik yang mereka gunakan saat mereka berjualan narkoba.

Apa menurutmu kekuasaan mafia datang dari dugaan bahwa orang-orang Sisilia lebih bahagia saat tertindas dibandingkan saat bebas?
Ya, saya rasa kami adalah orang-orang yang tidak bisa membuat pilihan-pilihan secara bebas. Saat kamu berada di jalanan lokasi Giovanni Falcone, hakim anti-mafia yang terkenal, dibunuh pada 1992, bagaimana perasaanmu?
Saya sangat menyayangi dia. Kami sangat bersyukur atas yang dia lakukan. Perlawanannya terhadap Cosa Nostra, membuat kami akhirnya berani berharap bahwa akan ada perubahan. Tapi kami tidak bisa melindungi dia dan negara pun gagal. Kalau ditanya bagaimana perasaan saya? Saya merasa dipermalukan, marah, dan bertekad tidak akan menyerah. Perasaan-perasaan ini tidak ada hubungannya dengan ketakutan.

Kamu telah mendedikasikan sebagian besar hidupmu untuk topik kelam ini, bagaimana hal ini memengaruhimu?
Saya telah banyak menderita, sampai-sampai saya harus kabur dari Palermo beberapa kali. Tapi saya selalu kembali. Saya melakukan segala upaya supaya saya tetap waras: Saya bercocok tanam, mengelilingi diri dengan anak muda, saya juga terlibat politik dengan wali kota ksatria yang luar biasa bernama Leoluca Orlando. Dia masih menjabat hingga kini. Saya mencintai dan dicintai. Saya mengingatkan semua orang bahwa masih ada hal baik dan indah di bawah langit, dan itulah mengapa saya selalu mencari keindahan dan mencoba memotretnya.

Iklan