FYI.

This story is over 5 years old.

The VICE Guide to Right Now

Bonsai 4 Abad Senilai Rp1,8 M Dicuri, Pasutri Pemiliknya Pesan Agar Si Pencuri Merawatnya

Pasangan suami-istri dari Jepang itu lebih khawatir pohon mungil yang dianggap seperti anak mereka mati karena tidak dirawat dengan baik. Kasihan...
Gavin Butler
Melbourne, AU
Bonsai jenis Shimpaku Juniper yang berharga mahal dicuri di Jepang
Kolase foto oleh redaksi VICE. Foto dari Shutterstock (kiri); YouTube/News 24x7

(kanan) 

Fuyumi Iimura menganggap tanaman seperti "anaknya sendiri." Sayang, beberapa anaknya kini dicuri orang. Salah satunya pohon bonsai yang amat mahal serta bersejarah.

Bonsai berusia 400 tahun itu diwariskan oleh keluarga suami Fuyumi sejak berabad lamanya, dan bernilai sekitar 13 juta Yen (setara Rp1,8 miliar). Bonsai itu ada namanya: Shimpaku Juniper kuno, salah satu dari tujuh bonsai yang dicuri pada bulan lalu dari taman mereka di prefektur Saitama, sebelah utara Tokyo. ABC melaporkan Fuyumi dan suaminya Seiji berharap semua tanaman yang diambil bisa kembali. Selain itu, pasangan ini meminta sang maling supaya merawat “anak” mereka dengan baik.

Iklan

Fuyumi memposting tulisan mengharukan soal tanaman berharganya ke Facebook. Dalam postingannya, perempuan itu mengutarakan betapa sedihnya dia saat tahu bonsainya hilang. Setelah itu, dia juga meminta pencuri untuk tidak lupa merawat pohonnya.

"Saya merawat bonsai itu layaknya anak sendiri… Apakah kalian rutin menyiraminya wahai pencuri?" tulisnya. Kepada CNN, Fuyumi berharap orang yang ambil rajin menyirami bonsainya. "Shimpaku bisa bertahan hidup selama 400 tahun. Tanaman ini butuh dirawat dan terancam mati dalam seminggu kalau tidak dikasih air."

Pasutri itu menduga pencurinya adalah orang profesional karena bisa mengetahui mana pohon "yang paling berharga" dari 3.000 tanaman di taman seluas 12.000 hektar milik mereka. Bonsainya—termasuk tiga Shimpaku Juniper yang taksiran harganya lebih murah, serta tiga pohon pinus mini yang disebut Goyomatsus. Semua tanaman tersebut diambil bertahap selama beberapa malam pada Januari lalu.

"Kami memperlakukan pohon mininya seperti anak sendiri," kata Fuyumi. "Tak ada kata yang bisa menggambarkan perasaan kami. Rasanya seperti ada yang memotong anggota tubuh kami."

Fuyumi mengungkapkan Shimpaku berusia 400 tahun itu pertama kali diambil di sebuah lereng gunung. Selama sekian generasi, keluarga Seiji mengerdilkan bonsainya secara bertahap—menggunakan pengetahuan komprehensif mereka soal fisiologi tanaman—sampai pohonnya hanya setinggi satu meter dan selebar 70 sentimeter. "Prosesnya butuh waktu tidak sebentar," ungkap Fuyumi.

Mengerdilkan tanaman alias Bonsai merupakan seni agung dalam tradisi kebudayaan Jepang. Tanaman yang dicuri ini bisa menjadi barang menggiurkan di pasar gelap. BBC melaporkan Shimpaku Juniper termasuk salah satu varietas paling dicari kolektor dan penggemar bonsai sedunia. Menurut CNN, tanaman mahal tersebut sering diselundupkan ke Eropa. "Kemungkinan melacak lagi pohonnya sulit didapat begitu berpindah tangan," kata Fuyumi.

Dia memang menginginkan 'anaknya' kembali, tapi yang terpenting baginya sekarang adalah bonsainya dirawat dengan baik supaya tetap hidup. "Bonsai bisa hidup selamanya," kata Fuyumi, “asal diurus dengan benar, pohon bonsai bisa terus hidup bahkan setelah kita meninggal."

Follow Gavin di Twitter dan Instagram