Distrik Para Pecandu
Jhonatan, penghuni Distrik Cracolândia, mengisap asap kokain dengan pipa bikinan sendiri berbahan alumunium, bisa disebut 'cachimbo'. Foto oleh Luca Meola/VICE World News.
Peredaran Narkoba

Merekam Penghuni Distrik 'Surga Pecandu' di Sao Paolo Brasil

Kawasan rusun kumuh dekat Stasiun Luz dijuluki 'Cracolândia', karena isinya pencandu narkoba. Beginilah kisah fotografer Luca Meola memotret penghuni distrik itu selama bertahun-tahun.

Cracolândia, kalau diterjemahkan harfiah berarti ‘Surga Pecandu’, adalah julukan untuk sebuah distrik berisi rumah susun kumuh di pusat kota Sao Paolo, Brasil. Kawasan itu dihuni kurang lebih 1.600 orang, tapi tak semuanya tinggal di sana. Banyak juga gelandangan atau warga daerah lain mampir cuma untuk membeli kokain, tiap hari, dari pagi hingga tengah malam.

Saya adalah fotografer asal Brasil, yang rutin mendatangi Cracolândia selama tiga tahun terakhir. Saya ingin membuat seri foto untuk menghapus stigma negatif komunitas Cracolândia. Dari pengalaman tersebut, saya jadi mengenal banyak sekali pecandu narkoba di sana.

Iklan

Penyebab distrik ini menjadi pusat peredaran narkoba di Sao Paolo amat rumit. Tapi, bila dicari benang merahnya, maka tiga hal ini pemicu utama: kesenjangan ekonomi, angka pengangguran tinggi, dan tidak ada kebijakan pengentasan kemiskinan konkret dari pemerintah setempat.

Cracolândia dihuni mayoritas orang kulit hitam dan penduduk non-kulit putih Brasil. Tiap warga pasti punya satu saudara atau kenalan yang pernah masuk penjara karena satu dan lain hal. Lantaran berbagai problem sosial itulah, Cracolândia terasa seperti punya dunianya sendiri, yang berbeda dari Kota Sao Paolo.

Pemkot sebetulnya tidak mendiamkan saja keberadaan Cracolândia. Sepanjang 2014-2017, sempat ada program dari pemerintah bernama “De Braços Abertos” (Tangan Terbuka), yang berusaha memudahkan penghuni rusun mendapat pekerjaan dan pangan murah. Tapi, setelah 2017, wali kota baru ideologi politiknya berhaluan kanan.

Kebijakan yang diambil akhirnya pengerahan polisi secara massif dan menangkapi pecandu, untuk dikirim ke panti rehabilitasi. Dua kebijakan itu sama-sama belum berhasil menuntaskan problem narkoba di Cracolândia.

Bem-vindos à Cracolândia04.jpg

FÁBIO merupakan sosok yang sering keluar masuk Cracolândia untuk membeli narkoba, memamerkan koleksi tatonya. Sehari-hari dia bekerja sebagai pengemis yang membersihkan kaca mobil di lampu merah. Foto oleh LUCA MEOLA/VICE WORLD NEWS

Belakangan, kebijakan keras pemkot menangkapi pecandu ternyata menjadi dalih untuk gentrifikasi. Rusun-rusun tua di Cracolândia dirobohkan, diganti menjadi komplek apartemen elit. Penghuni asli, serta keluarga dari kelas menengah ke bawah, makin tersisih ke sudut Cracolândia yang dihuni pecandu dan rawan kriminalitas.

Iklan

Ketika pandemi Covid-19 menghantam Brasil, jumlah orang yang datang untuk membeli narkoba di Cracolândia tak kunjung berkurang. Jangan harap mereka menerapkan social distancing. Boro-boro ada pecandu yang pakai masker atau hand sanitizer. Uniknya, jumlah penularan Covid-19 di Cracolândia cenderung minim, padahal Brasil adalah salah satu negara paling parah terkena dampak pandemi.

Menyadari fakta itu, penghuni Cracolândia berseloroh, kalau virus Covid-19 tidak masuk distrik mereka karena terusir asap kokain. Sebuah komedi gelap, tentu saja. Karena dibanding virus itu, narkoba berpeluang lebih besar membunuh para penghuni.

Berikut sekilas beberapa potret yang sempat saya ambil selama mendokumentasikan warna-warni kehidupan penghuni Cracolândia:

welcome to crackland19.jpg

Pada Oktober 2020, polisi kembali menggerebek Cracolândia, menangkapi pecandu dan pengedar. Komisi HAM Brasil mendesak polisi memakai taktik nonkekerasan, karena warga sering mengalami penyiksaan saat operasi macam ini. Foto oleh Luca Meola/VICE World News

Bem-vindos à Cracolândia07.jpg

Aika adalah transpuan yang tinggal di Cracolândia. Dia dulu tinggal di Bahia, pindah ke Sao Paulo untuk dapat pekerjaan lebih baik. Sayangnya, dia akhirnya jadi pecandu dan kini tinggal di jalanan. Foto ini diambil pada 22 September 2020. Foto oleh Luca Meola/VICE World News.

Bem-vindos à Cracolândia09.jpg

Para penghuni Cracolândia mengantre makanan gratis yang dibagikan gereja evangelis setempat. Sejauh ini cuma gereja yang masih peduli pada warga distrik ini. Foto oleh Luca Meola/VICE World News.

Bem-vindos à Cracolândia05 (1).jpg

Seorang pecandu mengisap kokain dengan pipa bekas sat siang bolong di jalanan utama Cracolândia. Foto oleh Luca Meola/VICE World News.

Bem-vindos à Cracolândia21.jpg

Camila sudah tinggal di Cracolândia seama 10 tahun terakhir. Pada Juli 2020, saat foto ini diambil, dia mengaku ingin bisa pindah ke kota lain mengejar cita-citanya menjadi model. Foto oleh Luca Meola/VICE World News.

Bem-vindos à Cracolândia60.jpg

Seorang pembeli narkoba di Cracolândia memamerkan sebongkah kokain yang harganya melonjak selama pandemi. Diperkirakan 1.680 orang mengonsumsi kokain secara rutin di Cracolândia. Foto oleh Luca Meola/VICE World News.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE World News