Delapan Sosok Miliarder Ini Kekayaannya Melebihi Setengah Populasi Dunia
Foto via Wikimedia

FYI.

This story is over 5 years old.

uang

Delapan Sosok Miliarder Ini Kekayaannya Melebihi Setengah Populasi Dunia

Berapa total aset mereka? ‘Cuma’ $426 miliar (alias Rp5.684 triliun). Hmm....

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Canada.

Pernahkah anda stres menentukan mau ngopi di warung burjo terdekat atau membayar Rp25 ribu lebih mahal untuk secangkir kopi di Starbucks yang lebih nyaman dan ber-AC? Kalau pernah, maka anda pasti akan kesal mendengar bahwa harta delapan orang miliarder ini melebihi kekayaan setengah populasi Planet Bumi—menurut laporan baru yang dirilis oleh Oxfam.

Data dari penelitian ini (yang didapat dari riset ekonomi milik Credit Suisse seputar pembagian kekayaan sepanjang 2016) menunjukkan bila kekayaan delapan orang pengusaha terkaya—dengan total harta sejumlah $426 miliar—menyamai kekayaan 3.6 miliar manusia yang berada di bawah garis kemiskinan dari seluruh dunia. Padahal tahun lalu untuk menyamai angka fantastis tersebut, dibutuhkan total harta dari 62 orang terkaya sejagat.

Iklan

Berikut delapan orang miliarder tersebut, diurutkan berdasarkan nilai harta mereka: pendiri Microsoft: Bill Gates (US$75 milyar); jagoan jaringan ritel fashion (pendiri Zara) Amancio Ortega (US$67 milyar); investor Amerika Warren Buffett (US$60.8 milyar); pengusaha asal Meksiko Carlos Slim (US$50 milyar); bos situs Amazon Jeff Bezos (US$45.2 milyar); pendiri Facebook Mark Zuckerberg (US$44.6 milyar); salah satu pendiri Oracle, Larry Ellison (US$43.6 milyar); dan mantan wali kota New York, Michael Bloomberg (US$40 milyar).

Laporan tersebut menyebutkan perpindahan harta dari penduduk yang lebih miskin ke beberapa orang kaya ini agak terlalu rumit dijelaskan. Setidaknya, laporan tersebut menawarkan penjelasan dibalik melebarnya kesenjangan ekonomi di planet ini. Apa alasannya? Situasi ekonomi dunia yang sedang berada di bawah banyak tekanan, dan juga faktor-faktor lain seperti pergantian iklim dan perang yang terjadi di mana-mana.

"Tidak seperti orang-orang superkaya yang mudah dipantau dan terdokumentasikan lewat berbagai daftar orang terkaya, agak sulit mendapatkan informasi seputar orang-orang yang kurang beruntung. Namun yang pasti kami sadar bahwa banyak orang mengalami kemiskinan karena adanya pengurangan aset-aset mereka—tanah, sumber daya alam dan rumah—konsekuensi dari hak tanah yang tidak jelas, perampasan tanah, fragmentasi lahan dan erosi, perubahan iklim, penggusuran dan pemindahan paksa."

Iklan

Menurut laporan Oxfam, kebanyakan orang-orang termiskin di dunia tinggal di wilayah tenggara planet Bumi: India, Afrika, dan beberapa wilayah Asia. Hanya satu persen dari populasi Amerika Serikat dan Kanada yang masuk ke dalam daftar termiskin ini, padahal hampir setengah dari semua miliarder dalam daftar ini berasal dari benua tersebut.

Data hasil riset juga menunjukkan bahwa kesenjangan ekonomi tidak kenal negara. Di Kanada, David Thomson dan Galen Weston—dua miliarder asal Kanada dengan kekayaan senilai US$33.1 milyar—mempunyai aset setara sepertiga populasi negara.

Di bagian dunia yang lain, perempuan juga menjadi korban kesenjangan ekonomi ini. Di negara-negara seperti Kanada, Selandia Baru, Inggris, dan Australia, sekitar 60 persen dari tenaga kerja yang tidak dibayar merupakan perempuan. Perempuan mempunyai peluang 90 persen lebih rendah untuk digaji setara pekerja-pekerja lelaki. Hanya 15 hingga 20 persen pekerja berpenghasilan tinggi di negara-negara Barat merupakan perempuan.

Biarpun begitu, wanita terkaya di dunia tahun lalu—Liliane Bettencourt, pemilik L'Oreal—dihargai sekitar $36.1 milyar.

"Di seluruh dunia, perempuan mempunyai peluang 27 persen lebih rendah untuk mendapat pekerjaan dibanding laki-laki," tulis laporan tersebut. "Begitu sudah diperkerjakan pun perempuan tetap cenderung tidak dilindungi undang-undang tenaga kerja. Di kebanyakan pekerjaan formal, perempuan juga masih dibayar lebih rendah dibanding laki-laki."

Follow Jake Kivanc di Twitter.