FYI.

This story is over 5 years old.

Resep Panjang Umur

Kabar Buruk, Anjing Yang Hidup Bareng Perokok Kemungkinan Bakal Berumur Pendek

Jadi kalau kamu punya anjing, liat-liat tempat deh kalau mau ngerokok.

Artikel ini pertama kali tayang di Tonic.

Tindak-tanduk anjing tak jauh beda dari perilaku anak kecil. Mereka kerap mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Apapun yang mereka temukan langsung ditaruh ke mulut. Kali lain, anjing bakal mengendus-endus karpet, perabotan, bahkan pangkuanmu. Makanya, tak aneh bila kemudian anjingmu bisa jatuh sakit karena senyawa kimia berbahaya di rumahmu. Penelitian terbaru memastikan anjing yang tinggal di rumah seorang perokok lebih berpeluang mengalami kerusakan DNA dan menunjukkan gejala penuaan, dibanding anjing yang tinggal di rumah nonperokok. Pada manusia, risiko gangguan kesehatan dari merokok atau menjadi perokok pasif sudah terdokumentasi baik. Namun, untuk memahami sejauh mana pengaruh lingkungan perokok pada hewan peliharaan, Natalie Hutchinson, peneliti kesehatan hewan dari University of Glasgow, merekrut 42 anjing dan pemiliknya. Mereka diminta ambil bagian dalam sebuah penelitian. Sekitar setengah anjing ini tinggal di rumah seorang perokok, sementara sisanya tinggal di rumah bebas asap rokok. Para pemilik anjing-anjing ini diminta mengikuti jajak pendapat tentang kebiasaan merokok, frekuensi mereka merokok, dan apakah mereka merokok di dalam atau di luar rumah. Setelah mengumpulkan data-data ini, para peneliti mengumpulkan sample darah, bulu, hingga liur dari bagian dalam pipi anjing selama pemeriksaan kesehatan. Para peneliti juga menawarkan layanan dikebiri gratis dan mengumpulan jaringan yang tersisa dari anjing-anjing tadi untuk analisis genetika. Setahun kemudian, Hutchinson melakukan hal yang sama pada 25 pemilik anjing dan melakukan tes-tes tambahan. Hutchinson menemukan penanda biologis, seperti kandungan nikotin di bulu anjing ditemukan lebih tinggi pada peliharaan yang tinggal di rumah perokok. Hewan-hewan ini terpapar asap rokok dalam jumlah besar. "Fakta yang menurut kami penting ternyata mengalami lonjakan dalam beberapa pengukuran hanya dalam waktu kurun setahun. Ini yang paling bikin saya khawatir," kata Hutchinson "Anjing bisa hidup bersama kita selama 10 sampai 15 tahun. Artinya, mereka bisa terpapar efek buruk rokok lebih lama lagi." Namun, anjing dari rumah seorang perokok sudah menunjukkan indikasi kerusakan DNA yang bisa mengakibatkan umur yang pendek, jelas Hutchinson. Telomere pada anjing, yang menutup dan melindungi kromosor, lebih pendek dari telomeres milik anjing yang tinggal di rumah bebas rokok. Telomere tak hanya melindungi DNA daris stress. Ketika Telomere terlalu pendek, sel akan berhenti membelah diri dan mati, berdasarkan penjelasan Hutchinson. Ketika Hutchinson dan koleganya memeriksa testikel dari anjing yang dikebiri, mereka menemukan peningkatan ekspresi yang dikenal dengan nama gen CDKN2A, sebuah siklus yang membantu sel terus tumbuh dan membelah diri serta, seperti yang terungkap dalam penelitian terdahulu, berubah bentuk pada anjing penderita kanker.


VICE juga punya liputan unik lainnya mengenai hubungan hewan peliharaan dan manusia. Sila baca di sini:

Hasil penelitian lain mengindikasikan anjing yang tinggal bersama seorang perokok lebih berpeluang menderita penyakit pernapasan, misalnya asma dan bronkitis. Lebih parah lagi, anjing-anjing malang ini sangat rentan menderita kanker paru-paru daripada kawan-kawannya yang tinggal di lingkungan bebas asap rokok. Sayangnyan, pemilik yang memilih merokok di luar rumah juga tak banyak membantu, kata Hutchinson. Sisa-sisa asap kerap menempel di kulit, pakaian, furnitur dan bulu jauh setelah udara dibersihkan. Parahnya lagi, hewan peliharaan diberkati kemampuan berpura-pura sehat saat mereka sakit. Makanya, berangkat dari fakta ini, barangkali para perokok wajib mulai mengurangi kebiasaan buruknya, jika mereka peduli kesehatan bintang peliharaan yang mereka sayangi. "Setidaknya, hal ini jadi diskusi standar di tempat praktek para dokter hewan. Manusia harus sadar bahwa tindak-tanduk mereka bisa berimbas pada hewan peliharaan."