The VICE Guide to Right Now

Satu Kampus di India Punya Mata Kuliah Latihan Hamil

Tujuan diadakannya mata kuliah ini oleh Universitas Lucknow agar perempuan bisa menjadi ibu yang baik. Tapi ada dugaan materi yang diajarkan agak patriarkis.
Shamani Joshi
Mumbai, IN
Ilustrasi perempuan hamil memegang hasil USG
Foto oleh Cassidy Rowell / Unsplash

Menjadi dokter atau ahli teknologi tampaknya bukan lagi prioritas bagi masyarakat India. Selain itu, banyak orang di India tertarik mencampuri hidup perempuan, mendikte mereka jadi "perempuan baik-baik."

Kita bisa melihatnya sendiri dari serangkaian kursus atau mata kuliah yang ditujukan kepada kaum hawa, seperti kursus disayang suami dan pelatihan bernama “Garbh Sanskaar”. Kini, di Universitas Lucknow, ada mata kuliah khusus "latihan hamil" untuk mahasiswi. Peserta didik yang mengikuti kelas ini akan dipersiapkan menghadapi kehamilan.

Iklan

Kursus sertifikasi dan diploma tersebut mengajarkan semua yang perlu diketahui calon ibu, jadi tidak sebatas dilarang minum alkohol dan merokok saat mengandung. Materi-materi yang akan diberikan yaitu cara berpakaian ibu hamil, pola makan, menjaga tingkah laku dan kebugaran tubuh, serta musik yang wajib didengarkan selama hamil.

"Kami mengambil langkah ini setelah Gubernur [Uttar Pradesh] Anandiben Patel, yang juga merupakan rektor universitas ini, mengusulkan pemerintah untuk mengajarkan perempuan menjadi calon ibu yang baik," Durgesh Srivastava, juru bicara Universitas Lucknow, memberi tahu ANI. Pelatihan ini kurang lebih mirip seperti mata kuliah nutrisi dan gaya hidup ibu hamil di Ludwig-Maximilians-Universität München, Jerman.

Mata kuliah ini mungkin niatnya murni untuk mempersiapkan generasi muda menjalani kehamilan yang sehat, tapi jadi membingungkan ketika nilai-nilai India juga dijadikan prioritas. Apa pentingnya mengajarkan calon ibu cara berpakaian dan berperilaku?

Lagi pula, sudah ada aturan tak tertulis yang mendikte perilaku perempuan hamil dan merampas hak mereka atas tubuhnya. Dengan demikian, mereka sepertinya tidak butuh diajarkan cara berpakaian dan berperilaku.

Walaupun begitu, pelatihannya patut diapresiasi. Siapa saja diperbolehkan mengikuti kelas, tidak peduli jenis kelaminnya. Hal ini bisa menjadi batu loncatan dalam mewajarkan pembahasan kesehatan seksual dan sistem reproduksi perempuan.

Follow Shamani Joshi di Instagram

Artikel ini pertama kali tayang di VICE India.