Playlist Hari Valentine: Merayakan Obsesi Orang Indonesia Sama Lagu Pop Sedih
Ilustrasi oleh Dini Lestari.

FYI.

This story is over 5 years old.

Sedih Saat Valentine

Playlist Hari Valentine: Merayakan Obsesi Orang Indonesia Sama Lagu Pop Sedih

Kritik terhadap lagu pop sedih sudah muncul sekian dekade lalu. Buktinya lagu cengeng terus ada dan berlipat ganda. Makanya redaksi VICE memilih mixtape pop Indonesia melarat-larat sekalian saja buat merayakan valentine.

Pertanyaan Rob Gordon di film High Fidelity tampaknya tak kunjung terjawab sampai sekarang. “Sebenarnya saya mendengar musik pop karena sedih? Ataukah saya sedih karena mendengarkan musik pop?”

Pertanyaan itu masih relevan sampai sekarang. Enggak cuma buat single dan yang baru putus sama pasangan, tapi juga buat mereka yang sudah punya pasangan tapi selalu terkenang sama mantan. Duh…Kalau anak-anak muda di Jateng & DIY sekarang menyebut kondisi nostalgia asmara tai kucing macam itu sebagai: nggerus™.

Iklan

Soal musik pop mendayu-dayu, orang Indonesia bisa dibilang cukup menguasai topik ini. Sampai-sampai jargon ‘Muka Rambo Hati Rinto’ bertahan dipakai lebih dari tiga dekade buat menggambarkan lelaki berhati cengeng. Padahal meski penyanyi legendaris Rinto Harahap (dan banyak lelaki) suka sekali lagu menye-menye, belum tentu hatinya lembek toh?!

Tapi perkara lagu sedih melarat-larat ini memang menarik. Kenapa musik dengan lirik dan aransemen mendayu begitu populer di Indonesia? Di era Orde Baru, Menteri Penerangan Harmoko mencekal lagu pop cengeng karena tak sesuai sama semangat revolusi (What? Orba ngomongin revolusi?). Sampai-sampai Harmoko pernah bilang lagu cengeng sama saja, “ratapan patah semangat berselera rendah."

Oke, terserah Harmoko aja deh, tapi buktinya meski lagu cengeng dilarang, penjualan musik pop patah hati tersebut tidak pernah surut. Bahkan memasuki Abad 21, ketika Efek Rumah Kaca sudah mengkritik tendensi lagu cinta yang menye-menye melulu, toh generasi masa kini masih memperoleh pop sedih macam ini.

Makanya, dalam momen perayaan Valentina 14 Februari yang jatuh hari ini, VICE ingin mendalami perkara maraknya lagu pop sedih.

Jurnalis kawakan Denny Muhammad Ramdhan, akrab disapa Denny MR, mengatakan perkembangan musik cengeng enggak bisa lepas dari sejarah masa lalu. Indonesia terpengaruh oleh musik Hindustan dan Melayu yang secara musikal sering memakai notasi melankolis serta lirik mendayu.

Iklan

“Secara lirik awalnya lagu Melayu memang berisi puja dan puji,” ujar Denny kepada VICE Indonesia. “Seiring industri musik masuk terjadi pergeseran, dari yang tadinya mengucap rasa syukur lewat kesenian, berubah menjadi ratapan.”

Industri musik, ujar Denny, justru mereduksi makna kesenian menjadi melulu soal cinta antara pria dan perempuan. Musik cengeng, tambah Denny, merupakan mekanisme pelarian dari tekanan sosial dan ekonomi yang hinggap selepas kekacauan di era Orde Lama.

“Fenomena ini engga cuma melulu soal musik,” ujar Denny. “Tapi berkorelasi dengan wajah sosial dan ekonomi negara kita. Konsumen sadar tahu lagu tersebut cengeng, tapi mereka butuh pelepasan dari tekanan psikologis.”

Remy Sylado, dalam esai yang dimuat Jurnal Prisma edisi "budaya pop" 1977 menyatakan lirik cengeng atau sedih sejak dulu laten dalam kancah musik Tanah Air. Sejak sebelum kemerdekaan sudah bertebaran lagu macam itu. Apalagi lagu pop pada dasarnya dibuat musik niaga untuk mencari laba. Mengangkat cinta adalah jaminan diterima masyarakat Indonesia. Tak masalah. Lagu pop sedih macam itu menjadi bermasalah lantaran penulis lagunya sembrono, membuat lirik asal cengeng, jadinya pendengar yang rugi karena memperoleh lagu bermutu rendah.

"Mengangkat tema cinta dalam sebuah karya seni tanpa punya sikap apa-apa tentang penghayatan batin, maka cinta itu cinta bebal namanya, dan mau tak mau karya itu sendiri pun telah menjadi karya yang bebal," tulis Remy Sylado. Wah, melihat keterangan Om Remy, nyaris 40 tahun perkara lagu cengeng terus ada dan gitu-gitu aja sampai sekarang.

Iklan

Ya sudah lah, berhubung hari ini Valentine, dan agar jomblo-jomblo semakin terlatih tabah menghadapi rundungan klise, inilah daftar lagu sedih paling melarat-larat pilihan rekan kantor VICE Indonesia untuk menemani pesta makan hati kita semua:

Rinto Harahap — Bila Kau Seorang Diri

Bikin mixtape ala Rob Gordon buat jadi kado Valentine bisa banget. Terutama kalau ada lagu dari Rinto Harahap ini.

Broery Marantika — Jangan Ada Dusta

Lagu bokap kalau lagi karaoke di rumah. Satu lagu ini bisa disetel sampai puluhan kali dalam satu sesi karaoke sembari melatih kita ikhlas menghadapi kasih tak sampai. Broery is amazing!

Marcel Siahaan — Peri Cintaku

Pernikahan beda agama bisa dilakoni apabila ada celah. Tapi gimana kalau orangtua enggak setuju dengan pasangan yang beda agama? Nah, buat kalian yang mengalaminya, silakan putar lagu ini sampai berhari-hari.

Nia Daniaty — Aku Siapa yang Punya

Coba kamu tanya ke diri sendiri sambil berkaca, “Aku punya siapa ya?” Kalau belum tahu jawabannya sampai sekarang, simak semua lagu dalam daftar ini.

Pance Pondaag — Demi Kau dan Si Buah Hati

Buat yang sudah punya istri dan anak, sering-sering dengerin lagu ini biar menangis haru saat mencari rezeki dan pengingat terbaik supaya kalian terhindar dari perselingkuhan.

Obbie Messakh — Antara Cinta dan Dusta

Dalam lanskap pop 80-an, cinta dan dusta seolah entitas tak terpisahkan. Setiap penyanyi seolah selalu menjadi korban dusta pasangannya. Eh, tapi lagu pop zaman sekarang juga masih kayak gitu ding.

Iklan

Dewa — Risalah Hati

Bagaimana mungkin membuat seseorang jatuh cinta meski si doi enggak ada perasaan? Coba tanya ke vokalis Dewa Once Mekel. Lumayan, lagu ini, walaupun melankolis, seharusnya bisa membuat jomblo sedikit optimis memandang hidup.

Deddy Dores — Lebih Baik Sendiri

Enggak usah memaksakan diri lurr… Kalau enggak sanggup pacaran dan berkomitmen, memang lebih baik sendiri. Lagu ini sudah ada jauh sebelum anti pacaran pacaran klub naik daun loh.

Geisha — Lumpuhkanlah Ingatanku

Sebenarnya lagu ini pas banget masuk soundtrack film Eternal Sunshine of the Spotless Mind. Temanya pun sama-sama menghapus seseorang dalam ingatan. Nggerus lurrr….

Via Vallen — Sayang

Tidak perlu penjelasan panjang lebar, liriknya sudah dapat mewakili dirinya sendiri. Via Vallen adalah dewi dari kahyangan untuk membuat kita menye-menye dan nggerus sambil berjoget.

Nike Ardilla — Suara Hatiku

Lagu fenomenal dibawakan mendiang Nike Ardilla ini bisa dibilang puncak pencapaian estetik lagu pop Indonesia yang memasang lirik dan aransemen mendayu, andai tak ada lagu berikut in:

Desy Ratnasari — Tenda Biru

Lagu mendayu paling mendayu. Pop sedih paling sedih. Sampai sekarang kisah soal ditinggal pacar menikah—atau mantan berani datang ke kawinan mantan—selalu ramai, bahkan viral. Pernikahan adalah salah satu "Indonesian Dream" selain punya pekerjaan mapan dan naik haji. Rentosaky, sang pencipta lagu, berhasil mengkristalisasi kesedihan abadi bagi rakyat Indonesia. Kesedihan akibat kandasnya cita-cita naik ke pelaminan serta pengkhianatan kekasih.