Pengalaman Orang Belanda Syok Ketemu Restoran Bernuansa Belanda Banget di Indonesia

FYI.

This story is over 5 years old.

Budaya

Pengalaman Orang Belanda Syok Ketemu Restoran Bernuansa Belanda Banget di Indonesia

Saya menemukan restoran yang mewarisi budaya Belanda di Jakarta. Bahkan ada pelayan pakai nama Belanda seperti “Henk”, mengenakan seragam dan bakiak khas Negeri Tulip.

Saya sedang melihat-lihat foto makanan tradisional Belanda di Google dan menemukan HEMA Resto, restoran Indonesia. Namanya seperti toko perabot rumah tangga di Belanda. Di restoran ini, mereka menyajikan berbagai hidangan tradisional Belanda seperti hutspot met klapstuk (wortel, bawang, dan kentang tumbuk yang disajikan bersama daging), huzarensalade (salad tradisional Belanda), slavink (daging gulung) dan kroket Belanda.

Iklan

Tidak hanya itu, mereka juga menjual makanan khas Indonesia seperti sop buntut, bakso, nasi goreng dan kue kelapa.

Tampaknya Indonesia memiliki kecintaan sendiri dengan kuliner Belanda, walaupun orang Belanda sendiri tidak terlalu mengistimewakannya. Contohnya boerenkoolstamppot (rebusan kale) memang enak, tapi tidak ada apa-apanya kalau jadi hidangan rijsttafel pedas.

Volendam

Para pelayan di restoran tersebut.

Konsep restoran Indonesia ini—yang memiliki sepuluh cabang di Jakarta dan Bekasi—sangat identik budaya Belanda. Dan ternyata, nama restoran HEMA tidak ada hubungannya sama sekali dengan toko HEMA di Belanda—yang terkenal akan sosis asap yang dijadikan desain kaus ikoniknya. Nama restoran ini merupakan singkatan dari Halal, Enak, Murah dan Artistik.

Kami berbincang dengan Zainir Umar, pemilik restoran, untuk mencari tahu apa yang menginspirasinya mendirikan HEMA Resto.

Dutch kroket

Kroket Belanda, yang penuh berisi suwiran daging tumis.

MUNCHIES: Hai, Zainir. Sejak kapan kamu membuka HEMA Resto?
Zainir Umar:
Tahun 2000, kami membeli kantin sekolah di Bekasi. Kami hanya menjual bakso dan soda, tapi interiornya kami dekor bergaya Belanda pakai tulip, sepatu kayu, dan Delft Blue [keramik]. Banyak pengunjung yang mengira kalau kami orang Belanda. Terpikir untuk buka restoran berkonsep Belanda, akhirnya kantin kami berganti nama menjadi HEMA Dutch Family Restaurant.

Berarti kamu bukan keturunan Belanda?Saya tidak punya keluarga orang Belanda sama sekali. Waktu masih mempersiapkan restoran pertama, kami mengumpulkan informasi dan materi promosi di kedutaan besar Belanda di Jakarta. Kami berhubungan baik dengan kedutaan sampai sekarang. Bahkan kami sering bekerja sama. HEMA Resto juga buka cabang di kedutaan.

Iklan
Poffertjes

Poffertjes, panekuk khas Belanda.

Pernah dengar kalau HEMA juga buka di Belanda? Pernah merasakan sosis asap terkenalnya?
Saya tahu kalau itu department store. Kebetulan banget namanya sama. Buat kami, akronim HEMA itu artinya beda banget. Kalau soal sosisnya saya malah belum pernah dengar, tapi tertarik untuk coba suatu saat nanti.

Menunya penuh dengan masakan Belanda. Kokinya dari Belanda ya?
Kepala koki kami orang Indonesia. Dia terinspirasi dari Het Kookboek voor Hollandse, Chinese en Indonesische gerechten karya W.C. Keijner [ buku resep terbitan 1927, yang ditulis oleh wanita Belanda yang tinggal di Batavia]. Kami juga suka dapat resep dari rekan dan kenalan.

Stamppot Met Worst

Stamppot Met Worst (Intinya sosis dan kentang tumbuk)

Mengapa kamu memasukkan stamppot met worst (kentang dan sayur tumbuk dengan daging) di menu?
Untuk hidangan Belanda, kami pilih masakan yang sudah populer di Indonesia, misalnya seperti mashed potatoes dengan sosis asap, kroket, sup kacang merah, huzarensla, dan makaroni. Pengunjung kami kebanyakan orang Indonesia atau keturunan Belanda, jadi kami ingin membuktikan kalau masakan Indonesia dan Belanda tuh mirip-mirip rasanya. Orang Belanda suka sate dan nasi goreng, kalau orang Indonesia suka kroket, bitterballen, dan poffertjes.

Kalian menyukai masakan khas satu sama lain!
Benar banget. Kebudayaan dan masakan kami sangat dipengaruhi Belanda. Tanpa negara ini, Indonesia tidak akan punya kue kelapa atau rijsttafel. Tidak ada pohon kelapa dan sawah di Belanda. Bahkan Bill Clinton saja suka rijsttafel waktu dia berkunjung ke Indonesia.

Iklan
aardaple salad1

aardappelsalade (Salad kentang).

Kamu punya 10 restoran sekarang. Apa rahasianya?
Slogan kami “Masakan ala Belanda, suasana ala Belanda.” Selain ingin makan, orang juga datang untuk mengunjungi “Belanda Mini.” Pelayan kami pakai kostum dan nama Belanda. Kami memberi mereka nama-nama seperti Henk, Ruud, Charles, Juliana, dan Joyce. Setiap ruangannya juga dinamakan sesuai kota-kota di Belanda dan dihiasi tulip, bakiak, keluarga kerajaan, rumah tradisional Belanda, dan Keukenhof (taman bunga).

Restoran kami juga akan memutar musik latar dari Wieteke van Dort atau musik organ. Kalau kamu berkunjung ke restoran kami, kamu berasa sedang di Belanda. Kami melakukan ini karena memang ingin memperkenalkan budaya dan masakan khas Belanda di Indonesia.

Artikel ini pertama kali tayang di MUNCHIES Belanda.