FYI.

This story is over 5 years old.

kesenjangan sosial

Kesenjangan Sosial Yang Terus Melebar Berdampak Buruk Bagi Kesehatan Masyarakat

Jurang di antara yang ketajiran dan “orang susah” kini semakin melebar.

Sebuah laporan dari Credit Suisse menghasilkan tajuk-tajuk berita di seluruh dunia dengan temuannya bahwa kalangan orang terkaya di dunia (atau “the 1 percent”) memiliki 50.1 persen kekayaan global. Seperti yang sering kita dengar, “ yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.” Jurang di antara orang kaya dan orang susah semakin lebar dalam beberapa dekade belakangan.

Amerika Serikat tidak terkecuali. Pada pidatonya, Desember 2013, mantan Presiden Barack Obama mengakui disparitas penghasilan sebagai ancaman terhadap masyarakat, dan menyatakan bahwa dia percaya hal ini merupakan “tantangan terbesar di masa sekarang.” Dalam masa jabatannya, sang mantan Presiden menerima sejumlah inisiatif, seperti meningkatkan pajak untuk orang kaya dan memperluas cakupan asuransi kesehatan, yang diniatkan untuk mempersempit jurang kemiskinan.

Iklan

Namun pemerintahan Trump mengabaikan masalah ini secara terang-terangan. Bahkan, sang presiden telah menghabiskan berbulan-bulan mempromosikan kebijakan yang akan memperluas kesenjangan sosial. Tak hanya dia berulang kali mencoba mencabut Affordable Care Act, kini dia juga merayakan pengesahan undang-undang perpajakan yang secara prinsip akan menguntungkan lapisan masyarakat terkaya di Amerika.

Dari beberapa sisi, hal ini mengejutkan. Selama kampanye kepresidenan 2016, Trump berjanji akan menutup celah yang memberikan perlakuan pajak istimewa terhadap manajer investasi kaya. Dan dia menjalankan kampanye populis, yang pada akhirnya memenangkan lebih dari 40 persen pemilih yang penghasilan tahunannya kurang dari $50,000.

Terlepas dari alasan-alasan yang mendasari perubahan niat Trump, melebarnya kesenjangan sosial mengancam masyarakat Amerika. Disparitas pendapatan yang besar diasosiasikan dengan efek-efek ekonomi yang merugikan, termasuk perkembangan dan investasi yang melemah. Mereka dapat mengurangi insentif karena orang kaya semakin mengalihkan usaha mereka untuk melindungi posisi mereka di masyarakat, dan usaha-usaha tersebut telah dikaitkan dengan kerusakan lingkungan dan instabilitas politik.

Meski demikian, sebagai seorang dokter, saya lebih khawatir soal konsekuensi disparitas penghasilan terhadap kesehatan masyarakat. Sayangnya, riset yang dilakukan selama berdekade-dekade telah menunjukkan bahwa area ini juga terkena dampak yang menyedihkan.

Iklan

Komunitas yang tidak setara di Amerika Serikat mengalami tingkat kohesi sosial, keterlibatan masyarakat, dan rasa percaya yang lebih rendah, yang memiliki dampak korosif terhadap cara masyarakat bertindak terhadap anggota masyarakat lainnya. Penduduk di negara-negara bagian dengan tingkat kesenjangan sosial yang lebih tinggi, misalnya, cenderung menunjukkan sisi kompetitif yang lebih tinggi dan kedermawanan dan keramahan yang lebih rendah. Temuan-temuan ini tidak terbatas di Amerika Serikat: di negara-negara Eropa yang tingkat kesenjangannya tinggi, misalnya, cenderung enggan menunjukkan aksi untuk meningkatkan taraf hidup sesama warga.

Orang-orang yang hidup dalam komunitas-komunitas ini memiliki kondisi kesehatan yang buruk. Secara global, kesenjangan pendapatan telah dikaitkan pada tingkatan penggunaan obat-obatan yang lebih tinggi, kematian bayi, penyakit mental, dan obesitas. Sebuah penelitian pada 2008 yang memeriksa lebih dari 100 negara juga menemukan hubungan terbalik antara kesenjangan dan tingkat harapan hidup.

Meninjau mantan anggota dan sekutu negara-negara Uni Soviet dapat membantu kita memahami hubungan tersebut. Negara-negara yang mengalami peningkatan besar dalam hal kesenjangan sosial setelah kejatuhan USSR, misalnya, mengalami penurunan drastis dalam hal tingkat harapan hidup.

Tingginya kesenjangan pendapatan juga mengurangi dampak kesehatan positif yang diasosiasikan dengan pertumbuhan ekonomi. Antara 1060 dan 2007, ekonomi Amerika Latin berkembang lebih dari rata-rata 8 persen per tahun. Sebuah penelitian pada 2010 terhadap 22 negara di wilayah tersebut menemukan bahwa peningkatan produk domestik bruto selama periode ini diasosiasikan dengan peningkatan tingkat harapan hidup dan penurunan kematian bayi. Meski demikian, perubahan tersebut merupakan 71 persen dan 32 persen lebih kecil selama periode di mana kesenjangan sosial cukup tinggi.

Amerika Serikat memiliki pengalaman serupa. Meski tingkat harapan hidup rata-rata di Amerika secara umum meningkat—kecuali selama dua tahun terakhir—warga negara-negara bagian dengan kesenjangan pendapatan yang tinggi mengalami peningkatan yang lebih rendah. Dan kesenjangan pendapatan yang terus meningkat telah dikaitkan dengan tingkat pembunuhan.

Temuan-temuan ini menggarisbawahi perlunya tindakan urgen untuk mempersempit jurang kemiskinan. Meski administrasi Trump belum menunjukkan minat serius terhadap isu ini, ada beberapa inisiatif kebijakan yang dapat dipertimbangkan untuk mengatasi masalah ini. Meningkatkan pajak untuk orang kaya, meningkatkan transfer pemerintah untuk orang miskin, dan meningkatkan upah minimum federal adalah beberapa upaya yang dapat menutup disparitas ini. Memperluas cakupan asuransi kesehatan dapat melindungi warga Amerika yang tak tercakup asuransi dari kebangkrutan akibat keperluan medis. Dan memperbaiki pendidikan akan meningkatkan potensi pendapatan dari para lulusan.

Mengingat kondisi politik di Washington, prospek upaya-upaya tersebut benar-benar dikerahkan dalam waktu dekat sebetulnya tipis. Sementara itu, karena Kongres terus mengedepankan kebijakan-kebijakan yang represif secara ekonomi, Amerika akan mengalami tingkat kesenjangan pendapatan yang persisten dan berkembang. Kesehatan kita, sayangnya, akan menurun.