FYI.

This story is over 5 years old.

Pilkada Serentak 2018

Kampanye Hitam Tak Ampuh Bikin Keok Ridwan Kamil di Jawa Barat

Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum tak bisa dibilang menang telak di Jawa Barat. Menurut hitung cepat, mereka hanya terpaut 3 persen suara dari Sudrajat yang diusung PKS. Plot berbalik arah di detik-detik terakhir.
Ridwan Kamil dan istrinya, Atalia Praratya, sesaat sebelum urun suara. Foto oleh penulis

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil keluar sebagai pemenang dalam pemilihan gubernur Jawa Barat, menurut hasil hitung cepat, Emil mengungguli wakil gubernur Jawa Barat saat ini Deddy Mizwar. Kemenangan ini juga menandakan Kang Emil—panggilan akrab Ridwan Kamil—berhasil mengatasi kampanye hitam yang diarahkan padanya lantaran dinilai sebagai wali kota muslim yang kurang konservatif.

Kampanye hitam tersebut, yang berwujud tudingan bahwa Emil mendukung hak-hak kelompok LGBTQ hingga tuduhan bahwa dirinya kelewat royal memberikan izin pendirian rumah ibadat non-islam selama menjabat sebagai walikota Bandung, adalah indikasi lainnya yang menunjukkan bahwa pemilu di Indonesia semakin mendorong para kandidat untuk memperlihatkan sudut pantang yang konservatif dan fundamentalis.

Iklan

Dalam bulan-bulan jelang pilkada serentak yang digelar hari ini, Kang Emil dihujani tuduhan miring, mulai dari dituduh diam-diam memeluk kristen, menjadi pengikut syiah dan memusuhi Front Pembela Islam. Ridwan secara konsisten menyangkal semua tuding tersebut, termasuk tuduhan bahwa dirinya mendukung hak-hak kaum LGBTQ, untuk meraih 32,54 persen suara di Jawa Barat, seperti yang dilansir dari hitung cepat Litbang Kompas. Kemenangan Emil di salah satu provinsi paling kolot di Indonesia adalah indikasi, menurut beberapa pengamat, bahwa rekam jejak dan janji-janji kampanye seorang kandidat masih dianggap lebih penting dari agamanya.

"Ridwan Kamil itu figur yang sangat terlihat kompetensinya," kata Asep Warlan Yusuf, pengamat politik dari Universitas Katolik Parahyangan. "Ridwan Kamil visioner dan mengikuti perkembangan zaman. Itu bisa dilihat dari debat publik. Dia unggul di 3 debat di KPU. Program yang dia sampaikan mudah dipahami dan menyentuh kebetuhan masyarakat Jawa Barat.”

Awalnya, Deddy Mizwar, wakil gubernur Jabar inkumben, diprediksi akan memberikan perlawanan yang sengit. Nyatanya, hasil penghitungan cepat menunjukkan Deddy harus puas berada di posisi ketiga dengan raihan 25,67 persen. Yang mengejutkan, Sudrajat, kandidat yang diusung oleh koalisi oposisi, justru berhasil menguntit Emil posisi kedua setelah dukungan terhadap Sudrajat melonjak beberapa hari sebelum pemungutan suara.

Iklan

Batman meramaikan TPS di Bandung, Jawa Barat

Sudrajat, seorang pensiunan jenderal dan salah satu pendukung Prabowo Subianto pada pilpres 2019 mendatang, diperkirakan cuma mampu meraup 10,8 persen. Namun, hasil penghitungan berkata lain. Perolehan suara Sudrajat, yang mencalonkan diri dengan wakil walikota bekasi inkumben, mencapai 29,59 suara.

Artinya, kendati kesuksesan Emil mengisyaratkan bahwa kompetensi dan rekam jejak kandidat masih dihargai, perolehan suara Sudrajat—yang hanya kalah 3 persen dari Emil, juga dapat dimaknai sebagai pertanda bahwa imej pemimpin yang agamis masih laku dijual. Dalam pilkada yang diikuti oleh empat pasangan kandidat, Sudrajat adalah kandidat paling kolot dan diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera dan Gerindra.

"Kampanye hitam memengaruhi pemilih Ridwan Kamil," kata Asep. "Isu RK pro LGBT, isu RK pro syiah, isu RK yang sangat mengabaikan akhlak keislaman memengaruhi suara yang diperoleh RK. RK tahu counter yang diberikan tak cukup banyak membantu.. dan setelah kampanye hitam ini disebar, suara pemilih yang mengambang ini beralih ke kandidat nomor tiga (Sudrajat)."

Di Depok, kota satelit yang terletak di pinggir Jakarta, Pilkada Jakarta tahun lalu masih memiliki pengaruh yang besar pada perilaku pemilih. Muhammad Nasir, 49 tahun, misalnya, mengatakan kepada VICE bahwa dirinya memilih

Sudrajat karena setuju dengan visi dan misi Sudrajat tentang masa depan Jawa Barat. Lebih jauh, dia mencoblos Sudrajat karena dia mendukung partai-partai yang berseberangan dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P)—partai pengusung Joko Widodo dan mantan gubernur Jakarta yang kini mendekam dalam tahanan karena kasus penodaan agama, Basuki Tjahaja Purnama.

Iklan

Muhammad Nasir. Foto oleh Adi Renaldi

"Secara ekonomi Depok masih tertinggal dibanding kota lain di Jawa Barat,” terang Nasir. "pembangunan infrastruktur memang sudah jalan tapi tidak merata, kesejahteraan masyarakat juga belum membaik. Makanya saya pilih paslon tersebut dengan harapan ada peningkatan kesejahteraan dan pembangunan."

"Atmosfer pilkada Jakarta masih terasa di Depok. Islam itu jadi faktor penting untuk memilih. Maka ketika pilkada Jakarta kemarin ada kasus seperti itu (penistaan agama oleh Ahok), partai pendukungnya juga ikut hancur. Saya tidak akan memilih partai tersebut. Saya memilih yang memperjuangkan Islam."

Di Bekasi, Krisdaryadi FP, seorang konsultan berusia 25 tahun, memilih pasangan Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi. Alasannya, paslon ini sudah terbukti memiliki kemampuan menjadi pemimpin yang mumpuni.

"Dedi Mulyadi bikin kebijakan yang memelihara keragaman saat menjadi bupati Purwakarta,” katanya. “Dedi selalu menghormati budaya Indonesia, tak pernah mengolok-oloknya. Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi sudah menunjukkan kompetensi mereka.”

Mood pemilih justru jauh berbeda di Bandung, kampung halaman Ridwan Kamil yang dihuni oleh 2 juta penduduk.

"Saya memilih Ridwan Kamil," kata Maria Nanere, 46, seorang pemilih dari Bandung. "Kami memang tetanggaan, tapi bukan itu alasannya. Saya pilih Kang Emil Karena selama ini kan ada yang dia buat, kalau yang lain sih ada yang orang baru jadi kita kan riskan. Kita kan belum tahu kerjanya gimana.."

Iklan

Emil merayakan kemenangannya di depan pendukungnya yang memenuhi ballroom Hotel Papandayan, Bandung. Emil masuk ruangan yang dihiasi ornamen warna merah, menyusuri karpet berwarna emas dengan iringan bunyi genderang pendukung Persib Bandung, kesebelasan sepakbola kesayangan masyarakat Jawa Barat.

Dari atas podium, Emil menyampaikan pidato dengan penuh suka cita di depan pendukungnya—sebagian di antaranya terlihat menitikkan air mata. Dalam pidatonya, Emil menyinggung masalah agama dan keragaman di Jawa Barat sambil berjanji menjadi gubernur bagi semua warganya. Jawa Barat adalah provinsi paling padat di Indonesia. Menurut data sensus terakhir yang dilakukan pemerintah, Jawa Barat dihuni 46 juta orang dan 97 persen di antaranya adalah muslim.

"Saya bangga dengan Jawa Barat karena masyarakatnya relijius dan agamis sangat dekat dengan agama, sangat dekat dengan Tuhan," ujar Emil dalam pidato kemenangannya. "Mudah-mudahan itulah yang akan kita bawa. Tapi saya ingin ingatkan, kita harus tinggi ilmu agamanya, tapi kita harus tinggi akhlaknya. Saya juga bangga Jawa Barat ini begitu multietnisitas. Ada Sunda Priangan, ada Cirebonan, ada Betawian. Ada Pantura dan lain sebagainya beririsan dalam satu wilayah administrasi dengan 27 kota kabupaten yang akan menjadi tanggung jawab kita semua.”

Ridwan Kamil sujud syukur saat deklarasi kemenangan di Hotel Papandayan

Ridwan menyampaikan pidato tanpa didampingi calon wakilnya, Uu Ruzhanul Ulum, yang sedang dalam perjalanan kembali ke Tasikmalaya—dan mengakhiri pidatonya dengan kalimat yang menyunggingkan senyum. "Sampai jumpa di sebuah tempat yang namanya Gedung Sate!"

Iklan

Rina Dwi Purnita, salah satu sukarelawan pendukung Ridwan Kamil, menguraikan air mata saat menjawab pertanyaan wartawan di Bandung. Kepada VICE, Rina mengaku bergabung dengan tim pemenangan Ridwan Kamil karena “Bapak (Ridwan Kamil) tuh idenya fresh. Rancangannya tepat dan inovatif. Menurut kita anak muda bisa berkecimpung dengan idenya bapak.

Rina juga menambahkah semalam sebelum pencoblosan digelar dirinya terus berdoa untuk kemenangan Emil.

“Kami sebagai tim pendukung RINDU sih bersyukur banget ternyata Allah meridhoi semua doa-doa kami,” katanya. “Dari malam sampai pagi tadi, kami berdoa bareng-bareng. Ternyata hasilnya bikin excited banget. Pas pertama kali tahu hasil perhitungan cepat , kami cuma diam dan langsung meneteskan air mata. Oh my god ini jawaban dari Allah kita diridhoi."

—Reporter VICE Sattwika Duhita dan Adi Renaldi berkontribusi dalam penulisan artikel ini.