Soundcheck

Rilisan Baru Ini Jadi Tanda Musik Indonesia 2023 Bakal Cerah

Memasuki 2023, musisi lokal seperti berlomba meluncurkan karya. Kolom Soundcheck VICE memberimu daftar yang bakal ngerefresh playlistmu.
Rekomendasi Musik Indonesia Awal 2023 - Santamonica, Assia Keva, Avhath di Soundcheck VICE
Kiri ke kanan: Foto promosi Santamonica, Avhath, dan Assia Keva. Foto dari MaveMagz dan IG.

Apabila paruh kedua tahun lalu merupakan masa transisi industri musik Indonesia memasuki era pasca-pandemi, 2023 bisa dibilang jadi babak baru penuh gairah. Biarpun tidak persis sama—beberapa acara musik harus selesai jam 10 malam dan sejumlah penonton memilih tetap mengenakan masker—tapi intensitas pengadaan acara musik, dari gig komunitas hingga festival besar, sudah terasa normal. Baru tiga bulan memasuki tahun ini, sudah banyak momen seru tercipta: Joyland Bali, Hammersonic Fest, tur Blackpink, konser tunggal Sheila On 7, dan seterusnya. 

Iklan

Untungnya buat kita semua, awal 2023 juga dibuka dengan musisi lokal yang berlomba-lomba mengeluarkan karyanya. Sesuai dengan tradisi kolom Soundcheck, VICE akan menghadirkan beberapa single menarik pilihan kami, namun kali ini mencakup triwulan pertama 2023 sekaligus.

Ada nama-nama baru yang masih sangat belia, ada musisi veteran yang memasuki fase baru karier mereka, dan bahkan grup legendaris yang comeback. Warna musik yang ditawarkan pun sangat bermacam. 90s alternative rock revival, dancey electronic pop, hingga komposisi dark metal yang epik berseliweran. Sebagai disclaimer, Efek Rumah Kaca tidak masuk daftar ini karena album baru mereka Rimpang sudah kami kupas habis.

Mengingat Soundcheck kali ini adalah edisi triwulan, banyak materi yang sayangnya tidak bisa dijejalkan di daftar utama, namun tetap kami tampilkan di artikel ini sebagai bonus!


Collapse - Violet Membran

Di setengah dekade terakhir, batas antara alternative rock, shoegaze, dan post-hardcore terasa semakin tipis dan cair, dan single baru grup asal Bandung, Collapse, membuktikan itu. Seperti pernikahan antara Title Fight, My Vitriol, dan Foo Fighters, “Violet Membran” punya permainan riff gitar yang seru tanpa kehilangan sensibilitas melodi yang terdengar melankolik namun juga penuh harapan. Maka bukan kebetulan lirik “Violet Membran” terdengar seperti doa kontemplatif seseorang yang menginginkan hal-hal baik dalam hidup.

Iklan

Oh Tuhan / restu / kuangankan tenang / dan kusayang / hidup ‘tuk sementara / jadilah bunga kehidupan


TaRRkam - Chainsmoker

Bercerita tentang fenomena umum ketergantungan seseorang terhadap kebiasaan merokok tanpa ada judgement ataupun pesan-pesan moral tertentu, “Chainsmoker” adalah sebuah nomor garage punk mid-tempo yang seru dan punya part-part gitar surf-rock yang “genit” dan bassline yang sangat mudah nyantol di telinga.

Biarpun tidak sengebut dan ramah stage diving seperti lagu-lagu TaRRkam lainnya, “Chainsmoker” punya groove yang bikin kepala susah untuk tidak ikut goyang. Diambil dari album penuh debut mereka, Fresh Grad, nomor ini juga menjadi representasi yang baik akan sound TaRRkam yang unik, meminjam banyak elemen dari berbagai genre lain tanpa mengorbankan identitas yang sudah dibentuk.


Santamonica - Aquarius

Sah rasanya menyebut musik duo electronic Santamonica sebagai timeless. Buktinya, single baru mereka “Aquarius” yang kabarnya ditulis pada 2008 tidak sedikit pun terdengar basi atau “tua”. “Aquarius” yang kini meluncur lagi dengan aransemen baru, sudah pernah muncul di satu-satunya album Santamonica, Curiouser Curiouser (2020).

Masih didominasi bebunyian synthesizer dan vokal Anindita Saryuf yang lembut dan mengawang, “Aquarius” yang sekarang terdengar lebih penuh, lush, dan club-friendly dibanding materi mereka terdahulu. Ini kontras dengan liriknya yang bernuansa kontemplatif tentang naik turunnya kehidupan/hubungan percintaan.

Iklan

I can’t make it perfect / I can only make it possible / I can’t move it backward / I can only make it possible / breathe… leave


Avhath - Return to Sender

Tidak mengherankan single terbaru unit dark hardcore-metal Avhath durasinya hampir 10 menit—track terpanjang yang pernah mereka buat—mengingat “Return To Sender” di co-produce oleh Remedy Waloni, pentolan The Trees and The Wild yang dikenal dengan sound ambient post-rocknya.

Di nomor ini, Avhath mempertunjukan semua repertoire musikal mereka, mulai dari mid-tempo sludge metal, section black metal penuh dengan blast beat yang agresif, sampai bebunyian background synthesizer yang megah. Tak ayal, “Return to Sender” cocok buat yang kangen dengan sound-sound Deathwish Records atau Sargent House.

Memuat pesan yang eksistensial, “Return To Sender” mempertanyakan semacam dualitas cara kita memandang kehidupan, mencari keseimbangan antara bersikap pasrah dan tidak juga mau menyerah.


LAIR & Monica Hapsari - Setan Dolbon

Siapa sangka lagu tentang kisah misterius feses manusia di Jatiwangi dan sekitarnya—yang dikenal sebagai legenda Setan Dolbon—merupakan nomor folk-rock (atau bahasa kerennya: world music) paling asik buat joget tahun ini.

Kolaborasi antara LAIR, unit folk asal Jatiwangi yang mengaku terinspirasi oleh musik tarling Pantura, dan producer/musisi eksperimental Monica Hapsari (mantan vokalis Pandai Besi) ternyata melahirkan sebuah fusion yang unik, dengan sound gitar retro, solo gitar yang membius, serta vokal ekspresif Monica yang menyenangkan.

Iklan

Biarpun tema lagunya membahas fenomena yang sifatnya gaib dan absurd, sulit buat tidak tersenyum ketika mendengar liriknya dipekikkan.

Di dalam semak-semak / awas terinjak / setan terdesak / warga berontak / awas bahaya / setan Dolbon / awas tergoda / setan Dolbon


Gowa - Aparat dan Korporat Sudah Dekat

Gowa, proyek musik elektronik composer Lody Andrian (gitaris/vokalis band thrash metal Fakecivil dan pemain synthesizer unit post-metal, Amerta), merilis album debut sinematiknya tahun ini berjudul Sindikat Egrek Merah. Isinya kumpulan komposisi instrumental dengan narasi fiksi layaknya sebuah film slasher: segerombolan vigilante yang berniat balas dendam atas pembantaian massal yang dilakukan korporasi besar demi menguasai lahan perkebunan kelapa sawit.

“Aparat dan Korporat Sudah Dekat”, salah satu nomor upbeat di album tersebut, adalah sebuah track bernuansa tribal-industrial yang mencekam, dengan perpaduan elemen sound modern dan tradisional yang cocok mengiringi adegan seseorang yang sedang terengah-engah berlari di tengah hutan di malam hari, lengkap dengan efek kamera goyang.


Assia Keva - Cool Me Down

Assia Keva memenangkan kompetisi nasional The Voice Kids Indonesia Season 3 ketika baru berumur 13 tahun. Namun tak lantas karier penyanyi dan penulis lagu asal Bali itu menjadi mudah. Di single “Cool Me Down” yang liriknya bernuansa angsty, Keva berbagi tentang kesulitannya menjadi diri sendiri, termasuk berkarya sebagai musisi di tengah tekanan keluarga berlatar pengusaha.

Iklan

“Cool Me Down” bernuansa RnB ‘90an dengan beat trap yang lebih modern, tapi ia juga sayup-sayup diselipi instrumen sitar dan gamakas–tribut Keva untuk darah India-nya. Melihat kualitas single ini, rasanya masa depan penyanyi yang kemarin baru manggung di Joyland Bali ini akan cerah-cerah saja.


Barasuara - Merayakan Fana

“Merayakan Fana” membuat unit pop rock alternatif Barasuara terdengar jauh lebih megah dari biasanya, berkat elemen orkestra komposer Erwin Gutawa.

Seperti menyalurkan roh Silverchair dan Dewa 19, yang kadang sama-sama bermain dengan tendensi prog-rock dan elemen strings yang kuat, Barasuara berhasil menciptakan track yang catchy, namun dengan porsi eksplorasi instrumental yang pas, membuat “Merayakan Fana” punya replay value yang tinggi. Bercerita tentang fananya dunia dan penghakiman yang menanti kelak, single terbaru Barasuara ini bikin album ketiga mereka nanti perlu disimak lebih lanjut.


Humsikkk (feat Amy Amanda & The Cottons) - By The Sea

Secara misterius, musik indie pop yang simpel dan stripped down tanpa produksi berlebihan justru punya daya magis tersendiri. Salah satu band lokal yang sudah lebih dari satu dekade memainkan gaya musik seperti ini adalah Humsikk. Menggandeng Amy Amanda dan band twee pop The Cottons, nomor “By The Sea” menawarkan sound jangly pop klasik, dengan vokal halus Amy yang berpadu dengan melodi gitar dan keyboard, tanpa harus mengambil alih semua spotlight. Mengambil tema kerinduan (entah akan apa) dan bernuansa moody, “By The Sea” bisa membuat pendengar merasa sentimental, dan membayangkan masa-masa ketika hidup terasa lebih lempeng dan sederhana.

Iklan

Honorable Mentions

Eleventwelfth - (stay here) for a while 

Ini album debut mereka dan unit emo/math-rock ini menunjukkan palet musik yang luas tanpa mengubah sound mereka. “(stay here) for a while” menawarkan gitar akustik, vibraphone, dan drum bernuansa jazz ala Toe, dengan melodi vokal pop-punk yang catchy.

Swellow - Tak Berdaya

Unit indie rock kesayangan kota Bogor, Swellow, kali ini mengambil banyak inspirasi dari sound dream pop/shoegaze ‘90an, dengan pendekatan lirik bernuansa keseharian yang masih sama.

Majelis Lidah Berduri - Pulang Kampung 

Perubahan nama unit rock alternatif asal Jogja, Melancholic Bitch, untungnya tidak mengubah kualitas musik mereka. “Pulang Kampung” merupakan ode bagi mereka yang menghabiskan banyak waktu di jalan, berupaya untuk pulang.

Pelteras - Palang 

Palang” adalah sebuah nomor post-punk yang steady dengan beat yang konstan sebelum bertransformasi menjadi section yang heavy. Vokalis Techa mengulang-ulang bait Sumbu merentang singkat / lambaikan tangan pada juru selamat seperti sebuah kidung akhir zaman.

Hong! - Babi 

Lagu ngebut penuh energi berdurasi 32 detik tentang babi dan mereka-mereka yang kelakuannya seperti babi. Kurang hardcore punk apa lagi unit Tangerang satu ini?

VVYND - Orbit 

Sebuah nomor slow R&B/soul yang penuh dengan liukan vokal falsetto, “Orbit” adalah luapan hati Kevin Wiyarnanda atau VVYND tentang rasanya terjebak di sebuah gagasan yang mengungkung, dan bagaimana dia harus bisa meninggalkan semua itu untuk melangkah maju.

High Therapy - Sementara 

Setelah sempat hiatus, duo High Therapy kembali dengan cover “Sementara” (aslinya lagu The Paps, band reggae asal Bandung), dan menyajikan ramuan dub/reggae mereka yang unik, lengkap dengan sentuhan synthesizer dan section instrumental yang lush dan psikedelik.

ENVY* feat Kinder Bloomen - Mr. Mariposa

Berkolaborasi dengan unit psych-rock Kinder Bloomen, grup hip-hop Jakarta Selatan, ENVY* melahirkan sebuah track hip-hop dengan semprotan bumbu psikedelik dan jazz, dengan beberapa beat switch yang tidak terduga.

Azimah Fada - Scars Souvenir 

Luka adalah suvenir yang tidak akan pernah hilang. Di “Scars Souvenir” penulis/produser muda asal Makassar menyalurkan kecemasannya lewat sebuah nomor chamber pop yang gentle, namun secara perlahan-lahan semakin intens dan emosional seiring strings section mengambil alih.