Kejahatan

Peristiwa Langka: Pelaku Klitih Beraksi di Malioboro, Cuma 500 Meter dari Keraton

Dua mahasiswa disabet celurit gerombolan klitih saat melintasi Titik Nol Km. Nyali pelaku lumayan juga, mengingat TKP gak jauh dari Kraton dan Polresta Yogya.
Foto ilustrasi orang mengendarai motor
Foto ilustrasi orang mengendarai motor via Getty Images

Klitih kembali terjadi di Kota Pelajar, namun kali ini makin tak masuk akal. Kriminalitas jalanan yang telah menjadi momok warga Yogyakarta biasanya terjadi di tempat sepi dan gelap. Khusus kali ini, gerombolan klitih beraksi di Titik Nol Km Malioboro yang selalu ramai pengunjung.

Lebih seru lagi, lokasi tersebut cuma 500 meter dari Kraton Yogya yang merupakan kediaman Sultan HB X/Gubernur Yogyakarta. Di dekat situ juga ada kantor Polresta Yogyakarta. 

Iklan

Kejadian terekam dalam video 26 detik yang kemudian viral. Terlihat pemuda berkaus hitam menghampiri dua pemuda lain yang berada di atas motor. Entah apa yang mereka bicarakan, tiba-tiba pemuda di boncengan motor mengayunkan celurit beberapa kali. 

Remaja yang tadinya menghampiri berusaha menyelamatkan diri dengan dibantu salah seorang temannya. Kemudian dua orang itu menjauh. Setelah pemotor yang membacok kabur, ada dua motor lain yang menghampiri. Seseorang kemudian tampak mengayunkan senjata tajam ke motor korban yang sudah rubuh.

Kasubbag Humas Polresta Yogyakarta AKP Timbul Sasana Raharja mengonfirmasi video tersebut. Timbul mengatakan kejadian berlangsung pada Rabu (8/2/2023) sekitar pukul 04.00 WIB. Sejauh ini sudah ada lima saksi yang diperiksa. Polisi masih mengejar pelaku.

“Pelakunya sedang diidentifikasi,” kata Timbul dikutip Harian Jogja.

Dalam keterangannya pada wartawan, korban dalam video itu adalah GNP (20) dan RK. Keduanya mahasiswa semester satu di salah satu kampus swasta. GNP asal Batam dan RK asal Mataram kala itu sedang jalan-jalan di sekitar Malioboro. Saat berkendara, pelaku memotong jalan sehingga nyaris bertabrakan dengan korban.

Iklan

Pelaku lantas memepet korban sepanjang jalan sembari memaki dalam bahasa Jawa. GNP yang tidak paham bahasa Jawa mengaku tidak bereaksi apa pun, sampai akhirnya pelaku menabrak motor korban dan mengajak beradu fisik.

GNP mengaku tidak mau meladeni dan membujuk untuk membicarakannya baik-baik. Kala itu, pelaku yang masih satu motor kemudian pergi.

Saat GNP dan RK sedang istirahat di pinggir jalan, pelaku yang sempat pergi kembali datang dengan enam temannya. Total ada tiga motor. “Yang bawa celurit ini bukan pelaku pertama, tapi rombongannya yang kedua,” katanya kepada Harian Jogja. “Teman saya memang sedikit kena sabetan celurit.”

GNP belum melaporkan kejadian tersebut, tapi dia berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi.

Kekerasan jalanan adalah wajah lain kota pelajar yang belum ditemukan solusinya. Di kota pelajar lain, Bandung, sejak akhir tahun lalu sedang didera kekerasan oleh geng motor yang meningkat. Awal Februari lalu seorang pelajar 15 tahun ditebas lehernya hingga tewas oleh anggota geng motor hanya karena perkara minta rokok. Sementara itu, muncul laporan warganet dari Malang tentang gerombolan diduga begal yang mengintai pengendara motor di malam hari.

Saking gedegnya sama rentetan klitih begal di berbagai kota gini, ada usulan di Twitter untuk mengumpulkan para pelaku klitih dan begal dari Yogyakarta dan Bandung untuk diadu ala Battle Royale.