FYI.

This story is over 5 years old.

medis

Tom Petty Meninggal Akibat Overdosis Obat Resep dari Dokter

Tom Petty bukan selebriti AS pertama yang meninggal karena obat penenang resep dari dokter. Prince juga mengalami hal serupa.

Tom Petty meninggal pada bulan Oktober setelah “komplikasi kegagalan organ” yang disebabkan oleh overdosis obat resep, menurut laporan Los Angeles Medical Examiner-Coroner. Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di situs resmi Tom Petty, keluarganya menulis bahwa si penyanyi dan penulis lagu memang sudah lama menderita banyak “penyakit serius”—terutama pinggul retak—yang menyebabkan doktor memberikan resep opioid.

Iklan

“Di hari dia meninggal, dia mendapatkan informasi bahwa pinggulnya sudah benar-benar patah dan kami menduga mungkin rasa sakit yang luar biasa inilah yang membuatnya nekat overdosis obat,” tulis pernyataan tersebut.

Hasil otopsi menemukan bahwa tubuh Petty mengandung banyak substansi obat dalam waktu kematiannya: fentanil, oksikodon, temazepam, alprazolam, citalopram, acetil fentanil, dan despropionil fentanil.

Prince meninggal pada 2016 setelah overdosis fentanil; dan dia juga bermasalah dengan pinggulnya. Tubuh rapper Lil Peep juga ditemukan mengandung substansi yang sama ketika dia meninggal bulan November lalu di umur 21 tahun. Lembaga Penegak Hukum Narkoba AS memperkirakan bahwa Fentanil, semacam madat sintetis, memiliki kekuatan 50 kali lebih besar dibanding heroin. Fentanil kini menjadi penyebab kematian nomor satu dalam krisis madat AS yang terus bertambah. Studi dari New York Times tahun lalu mengungkap bahwa angka kematian disebabkan fentanil meningkat sebesar 540% antara 2013 hingga 2016.

Dalam pernyataan mereka, keluarga Petty menulis bahwa mereka ingin pernyataan mereka menjadi bagian dari percakapan yang lebih luas tentang adiksi madat. “Sebagai keluarga, kami menyadari bahwa laporan ini mungkin akan memulai diskusi yang lebih jauh mengenai krisis madat, dan kami merasa ini akan menjadi diskusi yang penting dan sehat, dan semoga kita bisa mulai menyelamatkan nyawa banyak manusia,” tulis mereka. “Banyak orang yang overdosis awalnya mengalami cedera parah atau tidak mengerti betapa mematikannya beberapa obat-obatan ini.”

“Di sisi positifnya, kami sekarang tahu bahwa dia meninggal tanpa rasa sakit dan kelelahan setelah melakukan sesuatu yang dia sangat cintai terakhir kali, manggung bersama band rocknya untuk para penggemar loyal dalam tur terbesar selama karir 40 tahunnya.Dia sangat bangga terhadap pencapaian hidupnya itu beberapa hari sebelum meninggal.”