FYI.

This story is over 5 years old.

robot

Manusia Kini Bisa Membentak Robot Lewat Gelombang Otak

MIT berhasil mengembangkan sebuah sistem yang memungkinkan kita memarahi robot dengan menggunakaan teknologi menyerupai telepati.

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard.

Bayangan film-film sains fiksi semakin mendekat kenyataan. Manusia akhirnya mampu menciptakan cara menunjukan kemarahan pada robot yang tak becus bekerja tanpa harus menendang mereka.

Peneliti di Computer Science and Artificial Intelligence Laboratory (CSAIL) Kampus MIT bekerja sama dengan Boston University, berhasil mengembangkan sistem feedback yang bisa digunakan manusia mengubah tindakan robot tanpa harus mengucapkan sepatah kata pun.

Dalam suatu percobaan, sebuah robot bernama "Baxter" buatan Rethink Robotic diberi tugas sederhana: memisahkan cat dan kabel dalam dua kotak yang sudah diberi tanda. Saban lengan Baxter mengarah pada kotak yang salah—asal kalian tahu, Baxter tak bisa membedakan cat dan kabel yang sedang dipegangnya—seorang manusia yang ikut dalam percobaan tersebut bisa mengirimkan sinyal gelombak otak untuk bilang "Hei Baxter kamu salah tuh!" dengan menggunakan EEG monitor pada Baxter (yang bakal merona bila kedapatan melakukan kesalahan). Algoritma yang digunakan para peniliti memungkinkan Baxter  bisa memahami sinyal gelombak tersebut dengan mudah dalam hitungan 10-30 milisecond. Hasilnya Baxter tak jadi melakukan kesalahan. Wah!

Para peneliti berharap teknologi ini bisa menjadi dasar metode baru percakapan manusia dan robot tak tak mentok dalam pilihan biner: ya atau tidak. Diskusi dengan robot kelak bisa dilakukan dengan template soal pilihan ganda yang kompleks, yang bisa digunakan dalam prostesis, komunikasi non-verbal, proses pembelajaran mesin dan komunikasi yang hampir sempurna antara manusia dan mesin. Ini bukan kali pertama EEG dan gelombak otak digunakan buat berkomunikasi dengan mesin. Beberapa waktu lalu manusia sudah bisa menerbangkan drone dengan pikiran mereka atau malah masuk dalam kokpit yang sepenuhnya dikontrol oleh pikiran. Berbeda dari semua riset sebelumnya, penelitian CSAIL MIT menghasilkan sebuah sistem yang lebih sederhana sehingga kelak bisa digunakan oleh semua orang, tanpa harus mengembangkan bahasa baru dan melakukan pelatihan mental.

Bayangkan skenario ini: beberapa tahun ke depan, sekelompok robot pekerja pabrik bisa dikelola oleh satu manajer manusia. Robot-robot itu dikendalikan menggunakan teknik telekinetis. Masalah, jika akhirnya nanti robot bisa membalas pesan kita, mungkin mereka akan bilang "Ampun Bang, iya saya salah, jangan ditendang!"