FYI.

This story is over 5 years old.

The VICE Guide to Right Now

Kerusuhan Melibatkan Napi Terorisme Terjadi di Rutan Mako Brimob, Enam Orang Tewas

Kantor berita Amaaq, sayap propaganda ISIS, mengklaim narapidana berhasil merebut senjata aparat dan terlibat baku tembak. Polisi akui ada aparat yang tewas dalam bentrokan.
Foto ilustrasi, polisi berjaga di pintu gerbang Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Yulius Satria Wijaya/Antara Foto/via Reuters.

*Peristiwa masih berlangsung, sehingga laporan ini sangat mungkin dimutakhirkan sesuai perkembangan terbaru. Pemutakhiran data dan kutipan terakhir dilakukan Rabu (9/5) pukul 15.47 WIB.

Kerusuhan pecah di Blok B dan C, Rumah Tahanan Markas Komando Brigade Mobil (Mako Brimob), Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, pada Selasa (8/5) malam pukul 21.15 WIB. Lima petugas kepolisian tewas dalam bentrok ini, sementara satu narapidana kasus terorisme tewas ditembak aparat. Brigadir Jenderal Polisi M. Iqbal selaku juru bicara Mabes Polri akhirnya meralat pernyataan sebelumnya yang menyatakan tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.

Iklan

"Jadi kami sampaikan bahwa lima petugas kami gugur, dan seorang masih disandera," ujarnya dalam jumpa pers di halaman depan Mako Brimob, seperti dikutip BBC Indonesia. "Seorang teroris terpaksa kami tembak mati saat melawan dan berusaha merebut senjata dari petugas."

Hingga Rabu (9/5) pukul 15.00 WIB, polisi mengaku masih belum berhasil memadamkan kekerasan dan perlawanan dari narapidana. Kabar adanya petugas yang tewas dalam insiden tersebut dibenarkan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto. Siang ini, Wiranto memanggil Kabareskrim Polri, Kepala Badan Intelijen Negara, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, serta Panglima TNI. Topik yang dibicarakan adalah kerusuhan di mako brimob.

Saat ditemui wartawan di kantornya, dia membenarkan kondisi di Mako Brimob cukup darurat, karena menyangkut stabilitas keamanan nasional. "Kalau sudah ada yang terbunuh kan ya urgent," kata Wiranto.

Aparat berjaga di sekitar Mako Brimob, pagi setelah kerusuhan pecah. Foto oleh Beawiharta/Reuters

Berdasarkan informasi yang beredar, narapidana kasus terorisme dilaporkan bentrok dengan aparat. Awalnya bentrokan dipicu percekcokan tahanan dan penjaga rutan. Senjata personel kepolisian yang berjaga berhasil direbut napi, sehingga terjadi baku tembak dan penyanderaan petugas. Negosiasi dengan napi yang masih melawan sampai artikel ini dilansir terus berlangsung. "Kami masih melakukan berbagai upaya penyelesaian," kata Brigjen Iqbal. Kerusuhan pecah di rutan terjadi dekat sel lokasi ditahannya mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok. Belum ada keterangan tentang kondisi politikus asal Pulau Belitung tersebut selama terjadi kerusuhan. Sejak dini hari, tujuh ambulans masuk ke dalam komplek Mako Brimob. Merujuk keterangan terbaru dari aparat, insiden ini awalnya dipicu perdebatan soal makanan napi. Tahanan yang awalnya memprotes perlakuan petugas jaga itu asal Sumatera Selatan, diduga Wawan Kurniawan alias Abu Afif, anggota sel teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang terafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).

Iklan

Wawan menanyakan kiriman makanan dari keluarganya sesudah salat maghrib, tapi tak memperoleh jawaban memuaskan dari petugas rutan. Masalah itu akhirnya dijadikan alasan beberapa orang menjebol sel. Gerombolan napi teroris dari Blok B dan C kemudian menyerbu hingga ruang penyidik Mako Brimob.

Semalam, Iqbal hanya mengakui empat orang terluka tanpa merinci apakah mereka polisi atau narapidana. Sejam setelah kabar kerusuhan mulai marak tadi malam, muncul laporan serta foto diklaim dari dalam rutan, menampilkan napi memegang senjata laras panjang maupun pendek.

Polisi segera menerjunkan ratusan personel ke lokasi dan meminta warga sipil menjauh. Jalan-jalan utama menuju rutan, termasuk akses Universitas Indonesia, dijaga ketat oleh aparat dan lalu lintas dialihkan dan sempat memicu kemacetan pada Rabu Pagi di kawasan Margonda, Jalan Yasin, dan Jalan Raya Bogor. Sekitar Mako Brimob kini dikelilingi kawat berduri.

Di media sosial dan pesan berantai sejak semalam sudah beredar kabar bila ada korban tewas. Ada pula informasi tiga pucuk senjata api berhasil direbut narapidana. Para napi yang terlibat kerusuhan lalu memakainya untuk baku tembak dengan aparat yang datang belakangan. Polisi menganggap kabar yang berseliweran di medsos ini sebagai hoax ataupun upaya propaganda pihak-pihak tertentu. "Kami mengimbau masyarakat agar tetap tenang. Tidak terhasut informasi yang ada di media sosial," kata Iqbal.

Iklan

Screenshot di media sosial dan layanan pesan kemarin malam menampilkan klaim dari Amaaq, sayap propaganda Negara Islam Irak dan Syam (ISIS). Kelompok teroris itu mengklaim insiden di Mako Brimob dilakukan simpatisan mereka dari sayap Anshar Daulah. ISIS sudah berulang kali terbukti keliru ketika mengklaim insiden tertentu. Namun, kali ini tahanan yang terlibat kericuhan di Depok memang merupakan simpatisan militan khilafah.

Bentrokan dipastikan terjadi melibatkan narapidana terorisme. "Tapi mulai kejadiannya seperti apa saya belum tahu," kata Achmad Michdan, selaku koordinator Tim Pengacara Muslim yang mendampingi beberapa tahanan di Rutan Mako Brimob saat dihubungi CNN Indonesia.

Rutan Mako Brimob sebetulnya adalah lapas dengan tingkat pengamanan tinggi serta berlapis. Berdasarkan pengamat terorisme yang dihubungi VICE, ada tiga blok di dalamnya, masing-masing dihuni 12 orang. Nyatanya, walau dijaga ketat, dalam dua tahun berturut-turut insiden melibatkan napi terorisme terjadi. Tahun lalu, sempat terjadi pula kericuhan antara petugas dengan narapidana kasus terorisme. Kala itu pemicunya adalah penolakan beberapa napi atas penggeledahan ponsel yang dilakukan petugas Detasemen Khusus (Densus) 88. Wakil Ketua DPR Agus Hermanto menuntut polisi meningkatkan jumlah petugas jaga di Mako Brimob agar insiden serupa tak terulang lagi.

"Perlu diralapatkan dengan Komisi III DPR untuk melengkapi atau memperkuat struktur dari pengawasan. Karena bisa saja personelnya kurang, kalau personel kurang kan anggarannya harus ditambah," kata Agus.

Dalam kejadian November tahun lalu itu, tidak ada korban jiwa maupun luka. Napi hanya merusak fasilitas dalam penjara, seperti menjebol pintu dan memecahkan kaca sepanjang blok C dan B.