FYI.

This story is over 5 years old.

Film Terbaik

Delapan Film Terbaik 2017 Menurut Redaksi VICE

Dari bermacam-macam genre, mulai 'The Killing of a Sacred Deer' hingga mahakarya terakhir Daniel Day-Lewis 'Phantom Thread'.

Ada banyak kejadian menyebalkan sepanjang 2017. Capek enggak sih melihat aksi boikot, debat politik, persekusi, dan orang sibuk ngurusin privasi manusia lain di sosmed? Untungnya, ada satu hal yang enggak nyebelin tahun ini. Apa itu? Jawabannya adalah film. (Pastinya ada aja film bapuk tahun ini, tapi kan dari dulu juga ada dan untung populasinya sepanjang 2017 enggak banyak). Supaya kalian enggak merasa surem di akhir tahun, redaksi VICE US membagi film-film terbaik dari berbagai genre. Kasih tahu saja kami di kolom komentar medsos kalau merasa pilihan redaksi keliru. Bukan berarti bakal kami ganti sih. Bikin aja daftar tandingan, hhe…

Iklan

Tanpa banyak cingcong, inilah daftar film terbaik 2017 pilihan VICE:

The Killing of a Sacred Deer

Bisa dibilang skenario House of Cards jadi kenyataan di berbagai negara sepanjang 2017. Politikus saling intrik, menjatuhkan, dan sosok kayak Donald Trump memimpin Negeri Adikuasa. Merespons deretan peristiwa yang gila di luar sana, sutradara asal Yunani Yorgos Lanthimos menyajikan film kelimanya yang penuh kejutan. Tema utamanya adalah dampak dari tindakan sepele di masa lalu berpengaruh besar dalam hidup manusia. Namun, berbeda dari pakem Hollywood, di mana tindakan karakter berdampak pada nasibnya di akhir cerita, Sacred Deer menempuh jalan berbeda. Nasib tokoh-tokoh utama sudah dipatok sejak awal film. Mau bagaimana lagi, ini filmnya Lanthimos sih. Penonton hanya bisa terseret cerita yang mirip tragedi Yunani tersebut. —Emerson Rosenthal

Okja

Ada banyak momen membahagiakan yang muncul dari kisah persahabatan gadis cilik dan hewan hasil rekayasa genetik ini. Tentu saja, momen menyedihkan bertebaran di sana sini. Bahkan, endingnya yang pahit masih bisa terobati oleh kebahagiaan yang terasa alami muncul di layar, dalam film terbaru sutradara Bong Joon-ho tersebut. Okja adalah film yang mendukung pesan-pesan veganisme, tapi tak jatuh dalam propaganda murahan. Ceritanya berpusat pada sosok Mija (Seo-hyun Ahn), bocah dari pedalaman Korea Selatan yang nekat berangkat ke New York untuk menyalamatkan Okja, babi super peliharannya. Babi super tersebut milik perusahaan Mirando Corporation, yang berniat mengembakbiakkan banyak okja demi tujuan "menyediakan pasokan daging murah yang bergizi dan terjangkau."

Iklan

Aktris Tilda Swinson memerankan sosok Lucy Mirando, sang CEO culas yang menjadi otak di balik proyek sosial tapi kejam tersebut. Adapun Paul Dano memerankan teroris pegiat lingkungan, yang berusaha menyelamatkan Okja, lalu di tengah jalan bertemu Mija. Dari semua nama-nama tadi, bintang utama dari film berdurasi dua jam tersebut adalah Okja, si babi CGI. Bentuknya sekilas mirip kuda nil, tapi imut. Okja memicu kontroversi dalam pengahargaan Cannes 2017. Film tersebut, yang diproduksi Netflix, tayang via streaming alih-alih bioskop. Banyak pengusaha bioskop memprotes panitia Cannes, yang akhirnya membuat aturan semua film masuk kompetisi harus tayang di layar lebar lebih dulu. Adanya kontroversi tersebut sebetulnya cuma membuktikan satu hal: apapun medium penayangannya, Okja memang kisah yang menggetarkan dan harus ditonton siapapun. —Beckett Mufson

Get Out

Kejutan terbesar tahun ini. Film dengan dana produksi cekak (hanya US$4,5 juta), yang berusaha membuat satir soal hubungan antar ras di Amerika Serikat, ternyata berhasil meraup sukses besar US$175 juta di box office. Film horor psikologis ini merobohkan sekat gagasan yang selama ini menghalang-halangi sineas membicarakan rasisme. Setelah menonton Get Out rasanya film absurd kayak Being John Malkovich jadi cuma sekelas komedi romantis pasaran. —Emerson Rosenthal

The Florida Project

Bisa dibilang, ini film yang paling detail mengeksplorasi tema kedewasaan dan kanak-kanak, sejak film The 400 Blows dari Truffaut tayang lima dekade lalu. Karya sutradara Sean Baker ini mengangkat isu yang riil tapi sekaligus indah tentang beratnya menjadi anak sekaligus orang tua. Dalam film ini, terdapat pula potret remaja paling meyakinkan dalam sinema beberapa tahun belakangan. Akting Willem Dafoe bisa dibilang salah satu yang terbaik tahun ini. —Larry Fitzmaurice

Iklan

Blade Runner 2049

Barangkali ini pendapat yang tidak populer. Tapi bagi kami, Blade Runner 2049 adalah salah satu film terbaik 2017. Keren banget bahkan. Secara sederhana, tema utama film ini adalah segeralah keluar dari pekerjaan yang memperbudakmu. Film dibintangi Ryan Gosling dan Harrison Ford ini menampilkan pemandangan indah, efek visual memukau, dan bukti bahwa sekuel yang bagus dari sebuah film klasik masih mungkin dihasilka di zaman sekarang. Satu poin penting lainnya, film sci-fi keren kayak gini tidak butuh efek canggih-canggih amat, karena sinema yang bagus lebih butuh otak dan hati. —Emerson Rosenthal

mother!

Kami tidak keberatan bila film ini menjadi karya terakhir sutradara Darren Aronofsky. Setidaknya, dia berhasil membujuk Jennifer Lawrence main film thriller yang membuat otak penontonnya seperti dituang cairan asam. —Emerson Rosenthal

Phantom Thread

Paul Thomas Anderson. Daniel Day-Lewis. Masih perlu alasan lain? Gini. Kalian bisa menonton film ini tanpa perlu membaca sinopsisnya sama sekali. Dijamin kalian akan terpukau. —Larry Fitzmaurice

Call Me by Your Name

Film ini bakal menjadi cerita cinta abadi. Sebuah potret indah dari remaja queer yang berusaha memahami seksualitasnya sendiri dalam perjalanan ke Italia. Ada nostalgia di dalamnya. Ada rasa kehilangan yang bisa kita rasakan, apapun orientasi seksualmu. Film ini menyentuh titik peka manusia. Maka, jangan kaget bila di akhir cerita, kau ikut terbawa dan menangis bersama tokoh-tokoh di dalamnya. —Larry Fitzmaurice