FYI.

This story is over 5 years old.

Panduan Akhir Pekan

Panduan Akhir Pekan: Ngabuburit Dengan Baca Fiksi Mini Keren atau Datang ke Artjog

Buat isi waktu menunggu buka, kalian bisa juga mampir ke pameran Yayoi Kusama di MACAN atau mager aja di rumah nonton season terbaru 'Westworld'. Banyak pilihan seru kok!
Kolase foto oleh Ian Junius.

Kadang kalian pasti bingung menghabiskan libur akhir pekan. Kalian pengen tahu sebaiknya nonton film, serial TV apa, atau mungkin butuh info tambahan buat baca buku dan mendengarkan musik seru. Tenang, VICE siap membantu. Berikut rekomendasi dari awak redaksi kami untuk mengisi Sabtu-Minggu agar kalian terus berbahagia.


DATANG KE PEMUTARAN FILM RAHASIA

Sebetulnya gak “secret” banget sih ini jadinya karena akun Instagram Paviliun 28, tuan rumah pemutaran film “rahasia” ini sudah kurang lebih membeberkan film apa yang akan diputar. Mengusung tema Masyarakat Totalitarian, teman-teman dari Paviliun 28 menganjurkan kita terlebih dahulu membaca Brave New World karya Aldous Huxley dan tentu saja 1984 karya George Orwell. Pasca pemutaran film, akan ada sesi diskusi juga, dan mengingat keadaan dunia kita sekarang yang semakin mudah diawasi dan dikendalikan, rasanya tema ini masih sangat relevan. Jangan lupa mampir ke sini Sabtu siang. —Rizky Rahadianto

Iklan

WAH, 'WESTWORLD' SEASON 2 WAJIB TONTON

Oke ini sebetulnya gak baru-baru amat karena season 2 Westworld sudah mulai tayang semenjak akhir April kemaren, tapi mumpung baru keluar 4 episode, ini saat yang tepat untuk mengejar seri sci-fi western edan ini sambil ngabuburit. Episode finale season 1 meninggalkan banyak sekali pertanyaan dan cliffhanger yang sudah pasti tidak akan buru-buru dijawab oleh seri keluaran HBO ini. Apakah Dolores (Evan Rachel Wood) benar-benar menembak Ford (Anthony Hopkins) dan mengakhiri dunia fantasi taman bermain Westworld? Apakah para android akan keluar ke dunia nyata dan berbaur atau bahkan membantai manusia? Gak sabar pengen mulai binge-watching. —Yudhistira Agato

NIKMATI KEAJAIBAN GANJIL MAESTRO FIKSI MINI ARGENTINA

Pengetahuan penduduk Indonesia soal Amerika Latin sangat minim. Selama bertahun-tahun, kita hanya tahu telenovela, lagu yang kebetulan hits (termasuk ‘Despacito’ yang mengerikan itu), plus beberapa karya maestro sastra macam Gabriel Garcia Marquez, Jorge Luis Borges, atau Octavio Paz. Rupanya, itupun baru permukaan. Tahukah kalian kalau Amerika Latin adalah gudangnya fiksi mini, yang memukai walau pendek sekali dan cocok langsung di-copas ke postingan twit?

Syukurlah, ada Ronny Agustinus di negara ini. Nyaris sendirian selama 10 tahun terakhir, Ronny, motor kreatif di balik penerbit Marjin Kiri, memperkenalkan berbagai bacaan dari Amerika Latin. Termasuk buku anyar ‘Pemburu Aksara’ dari Ana María Shua, penulis yang dinobatkan sebagai empu subgenre fiksi mini. Sepilihan fiksi mini karya Shua menyadarkan kita betapa luas potensi yang bisa disajikan fiksi yang tak sampai 300 kata. Simak saja contohnya, di kalimat berikut: “Seseorang berteman dengan seekor tupai yang hidup di pekarangan rumah seorang pemodal sukses.” Karakter penceritaan ganjil, mengaburkan batas konvensional prosa dan puisi, serta renungan-renungan yang seakan membawa kita ke alam mimpi, adalah bacaan oke untuk mengisi akhir pekan kalian. Plus, sesudah merampungkan buku yang tak terlalu tebal ini, kalian bisa lebih mengenal Argentina atau budaya Amerika Latin secara keseluruhan. —Ardyan M. Erlangga

Iklan

SAMBANGI ARTJOG 2018 DI YOGYAKARTA

Perhelatahan tahunan Artjog kembali digelar, tahun ini “enlightenment” alias “pencerahan” dipilih sebagai tema. Pameran akan berlangsung selama sebulan penuh, sejak tanggal 4 Mei hingga 4 Juni mendatang di Jogja National Museum. Siapapun yang datang harus beli tiket seharga Rp50 ribu untuk menyaksikan karya-karya dari 54 seniman yang berpameran di sana. Simak instagram Artjog biar enggak kelewatan pentas dan acara yang berlangsung nyaris tiap hari. —Ananda Badudu

MAMPIR DONG KE PAMERAN TUNGGAL YAYOI KUSAMA DI MUSEUM MACAN

Kapan lagi bakal ada pameran tunggal Yayoi Kusama di Indonesia? Ini (mungkin) akan jadi satu-satunya kesempatan buat kamu ngeliat begitu banyak karya Yayoi dipajang di satu ruang pamer tanpa kamu perlu jauh-jauh beli tiket ke luar negeri. Seniman kontemporer Jepang berumur 89 tahun tersebut mengukir namanya di dunia seni dengan cara menyuguhkan karya bertemakan feminisme, minimalisme, dan surrealisme lewat pop art dan warna-warna yang kuat. Jadi, jangan lewatin kesempatan ini dan luangkan waktu mengunjungi museum Macan di Jakarta Barat sebelum pamerannya tutup 9 September nanti. —Ananda Badudu