FYI.

This story is over 5 years old.

Kopi Musisi

Fans Iwan Fals dan KoЯn​ kini senasib, Idolanya Sama-Sama Merilis Produk Kopi Spesial

The Beatles-nya kancah nü metal ini terlibat dalam perilisan produk kopi kerjasama dengan Umami Burger and Urban Outfitters.
Fans Iwan Fals dan Korn kini senasib, idolanya Sama-Sama Merilis Produk Kopi Spesial
Foto dari arsip pribadi Jeremy Gursey 

Jujur, saya kurang tahu KoЯn itu enaknya disandingin sama produk apa (mungkin produk perawatan rambut gimbal, komik karya Todd Mcfarlane, atau rantai dompet yang ngegelambir sampai ke paha). Cuma saya yakin banget—dan ini saya berusaha mewakili semua umat manusia ya—kalau pentolan nü metal satu ini enggak akan serasi jika disandingkan bareng produk kopi, apalagi sekarang, ngopi mah nyambungnya sama folk, bukan nü metal.

Iklan

Cuma, siapa sih saya di mata anggota KoЯn. Baru-baru ini, lewat sebuah video promo Twitter yang luar biasa—di dalamnya ada adegan Munky, Fieldy, dan Head mengamati proses pengolahan biji kopi dan memandangi hasil adukan kopinya guna memastikan warnanya pas atau entah apapun itu—KoЯn mengumumkan kalau mereka baru saja merilis sebuah produk kopi. Gilak!

Saya akui 2018 adalah tahun yang aneh dengan segala kejadian menyebalkan di dalamnya. Untungnya, ada beberapa momen yang bikin saya agak bisa nyengir. Salah satunya ya ini: KoЯn mencoba peruntungan di kancah produk kopi.

Tentunya, penggemar berat KoЯn tak akan dibuat terperangah oleh berita ini. KoЯn Koffee adalah produk hasil kolaborasi kesekian yang dikeluarkan oleh The Beatles-nya scene nü metal ini. Beberapa minggu sebelum KoЯn melepas video ajaib di atas, Umami Burger—waralaba penjaja burger eksperimental yang buka cabang di seluruh wilayah Amerika Serikat yang paling tergentrifikasi—melepas KoЯn Burger. Sayangnya, Burger ini enggak punya rasa yang spesifik. Satu-satunya pembeda burger ini dengan burger lainnya adalah…coba tebak…rotinya diberi logo Korn. Tujuh hari berselang, giliran Urban Outfitter yang mengumumkan seri t-shirt grafis Korn, yang bisa jadi penanda kehancuran kancah hipster yang mulai muncul sejak awal 2000-an.

1539097738901-IMG_8939

Saya bukan penggemar berat musiknya KoЯn, dan jujur saya enggak punya masalah sama produk-produk yang di-endorse Jonathan Davis dkk. Mereka memang pekerja keras kok. Makanya, saya rasa KoЯn berhak menempelkan logonya di mana-mana, termasuk di burger sekalipun.

Iklan

Cuma masalahnya, saya enggak pernah menyangka kalau anak perempuan yang berdiri di ujung tebing dalam cover Follow The Leader tumbuh menjadi produk kopi Guatemala dan burger yang dijual terbatas dengan harga US$14 atau setara Rp231 ribu per bijinya.

Makanya, saya terpancing untuk mencari tahu kenapa band nu metal ini—dari semua band yang seangkatannya—getol mengeluarkan produk kolaborasi dengan brand-brand tertentu tiga dekade setelah didirikan pada 1993.

1539036418843-qg8a2226-1

Selidik punya selidik, alasan-alasan munculnya KoЯn Koffee enggak seburuk yang kita kira. Keyakinan itu saya miliki setelah ngobrol lewat telepon bareng Jeremy Gursey, pemilik J. Gursey Coffee dan roastmaster yang melahirkan KoЯn Koffee. Rupanya rencana peluncuran KoЯn Koffee sudah digodok selama satu tahun sebelumnya. Gursey mengaku dirinya harus bolak-balik menghubungi KoЯn untuk membentuk cita rasa kopi yang selaras dengan selera Jonathan Davis cs.

Sepanjang proses itu, Gursey dan Korn melahirkan 18 purwarupa campuran kopi sebelum akhirnya menyepakati satu produk medium roast—enggak terlalu pahit tapi juga enggak terlalu manis. Kalau di musik, kata Gursey, racikan kopinya mirip seperti campuran thrash metal dan hip-hop. "Jadi ada prosesnya," katanya pada MUNCHIES. "Enggak cuma bikin kopi sembarangan dan diberi nama KoЯn."

Gursey paham betul bahwa kopi bukan bagian inheren dari kancah nü metal. Makanya, dia mengaku bahwa Korn memang sedang membangun "brand gaya hidup." Di antara semua anggota KoЯn, hanya drummer Ray Luzier yang benar-benar connoisseur kopi (makanya dia berteman dengan Gursey). Anggota lainnya cuma minum kopi secukupnya.

Iklan

Lebih jauh, Gursey mengatakan bahwa ketajaman cita rasa KoЯn Koffee tak ada kaitannya dengan musik Korn. Maksudnya, imbuhan rasa Hazelnutnya enggak ada hubungannya dengan bunyi bass Fieldy yang perkusif atau raungan mirip binatang yang muncul di separuh akhir lagu 'Freak on a Leash'. Lebih jauh menurut Luzier, yang berbaik hati menjawab pertanyaan saya sebelum terbang menjalani tur, menegaskan bahwa dari awal dia tahu kalau Gursey akan menerapkan “pendekatan artistik” dalam proyek ini.

"Kami meluncurkan produk kopi spesial ini bukan untuk mencari uang. Kami mengerjakannya lantaran ini proyek yang kami senangi," katanya, sembari menambahkan bahwa KoЯn Koffee diharapkan bisa membantu bandnya menggapai "basis penggemar baru buat band itu."

Usaha memperluas jaringan penggemar ini terbukti sukses berat, karena KoЯn Koffeee langsung ludes begitu dilepas di website resmi band. Sayangnya, baik Gursey atau KoЯn, tak mau membeberkan pangsa pasar produk ini. Artinya, alasan orang membeli produk ini—entah karena suka KoЯn, suka kopi atau suka ide KoЯn bikin produk kopi—bakal jadi misteri selamanya. Satu yang pasti, produk kopi spesial ini bakal segera distok ulang.

Fakta ini jelas bikin Gursey gilang. Malah, dia mengaku sedang merancang kerja sama dengan musisi lainnya. Kalau sudah begini, saya harus akui Korn lagi-lagi jadi pelopor, seperti yang mereka lakukan pada pertengahan tahun ‘90an di skena nü metal. Kalau proyek ini berhasil, Gursey bilang ada puluhan band lain yang siap menjalani proses serupa. Jadi, bersiaplah menantikan Godsmack Koffee atau Disturbed Koffee.

Iklan

"Enggak bakal ada produk pasta KoЯn sih," kata Gursey sambil tergelak. "Misalkan anak-anak KoЯn suka popcorn, mungkin satu waktu bakal ada PopKoЯn. Cuma ya, syaratnya mereka kudu suka barangnya."

Kalau ukurannya begini sih, rasanya KoЯn bakal baik-baik saja (baca: sukses menggapai penggemar baru berkat produk-produk kolaborasi uniknya). Lantas, Bakal jadi satu fenomena menarik bila band-band nu metal mewarisi kebiasaan latah melepas merch seperti yang dimulai oleh Kiss, The Rolling Stones, The Misfits, AC/DC, Aerosmith. (saya berani taruhan sudah ada produk kopi Aerosmith saat ini).

Sejauh ini, niatan KoЯn melepas produk kolaborasi masih enggak terasa terlalu komersil—atau mungkin belum gaspol saja. Buktinya, KoЯn belum mau merilis produk yang berseberangan dengan imej Jonathan Davis sekarang tak lagi minum alkohol dan Head masih religius (andai kelak kita mendapati logo KoЯn di botol Vodka, maka band ini sudah waktunya kita tinggalkan).

1539098051819-korn-koffee-sign

"Kami tak akan mengingkari apapun karena kami selalu jujur. Kami berada di titik dalam karir saat kami begitu fokus dan terpacu menghasilkan musik yang keren," kata Luzier. "Kami tak mau buang-buang waktu bikin sesuatu yang kualitasnya busuk."

Nah, ini baru attitude anak band yang patut kita hormati.

Artikel ini pertama kali tayang di MUNCHIES