The VICE Guide to Right Now

Logo Merek Pasta Gigi Legendaris Tiongkok Jadi Sorotan Karena Dianggap Rasis

Logo asli Darlie menggambarkan lelaki dengan blackface, arti mereknya adalah "pasta gigi orang kulit Hitam" dalam bahasa Cina. Colgate, perusahaan induknya, hendak mengubah merek tersebut.
Koh Ewe
oleh Koh Ewe
SG
pasta gigi Darlie yang dinilai rasis
Foto: Steffie Toh

Merek pasta gigi populer di Asia menjadi target pengawasan setelah sejumlah perusahaan di Amerika Serikat mengakui produk mereka berlatar belakang rasis.

Pada 18 Juni, Colgate-Palmolive mengumumkan akan mempertimbangkan merek baru untuk Darlie karena produknya saat ini dinilai problematik. Pasta gigi tersebut dijual di Tiongkok dan sejumlah negara Asia lainnya, sebagai usaha bersama dengan perusahaan Hawley & Hazel di Hong Kong.

Iklan

“Kami bekerja sama dengan mitra untuk meninjau dan memperbarui semua aspek produk, termasuk mereknya,” juru bicara Colgate memberi tahu Reuters.

Pasta gigi itu awalnya bermerek Darkie, dengan logo lelaki berwajah blackface sedang nyengir. Logonya terinspirasi oleh penyanyi Amerika Al Jolson yang pernah tampil dengan blackface. Merek dan logo tersebut diubah pada 1989 karena dikritik habis-habisan. Desain terbarunya lebih minimalis.

Walaupun begitu, mereknya dalam bahasa Cina tetap sama. Pasta gigi Darlie dikenal sebagai “Hei Ren Ya Gao”, yang secara harfiah berarti “pasta gigi orang kulit Hitam”. Di Hong Kong, iklan pasta gigi ini memastikan nama “pasta gigi orang kulit Hitam” akan tetap sama.

Meski tidak dijual di negara Barat, pasta gigi kontroversial banyak beredar di Asia. Pada 2018, Darlie menjadi pasta gigi terlaris di Tiongkok, Taiwan, Hong Kong, Malaysia, Singapura dan Thailand.

Banyak orang tak habis pikir perusahaan pasta gigi itu baru sekarang menyadari produknya memiliki sejarah rasis.

Selain Colgate sejumlah perusahaan lain juga akan mengganti merek dan logo mereka karena berbau rasis. Beberapa di antaranya yaitu sirup dan adonan pancake Aunt Jemima dan beras instan Uncle Ben. Keputusan semacam ini diambil di tengah meningkatnya sentimen anti-rasisme setelah lelaki kulit Hitam George Floyd tewas dicekik anggota polisi kulit putih.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE ASIA