Kaum Nudis

Begini Pengalamanku Menghadiri Festival Kaum Nudis Internasional

Aku penasaran apa yang mereka dapat dari bertelanjang bulat bersama ratusan orang lainnya.
AN
Diterjemahkan oleh Annisa Nurul Aziza
Jakarta, ID
Begini Pengalamanku Menghadiri Festival Kaum Nudis Internasional
Para peserta NKD. Semua foto dari arsip British Naturism 

Dua hari sebelum NKD, sebuah festival nudis internasional untuk generasi milenial (orang-orang berusia 18-35) di Dorset dimulai, panitia British Naturism memperingatkanku agar ikutan telanjang. Mereka menakut-nakuti jurnalis yang meliput acara, kalau nekat pakai baju enggak akan diterima dengan baik sama peserta lainnya.

"Kalau kamu mau menulis tentang festival ini," kata mereka, "maka kamu harus telanjang juga."

Iklan

Aku benar-benar kepingin tahu alasan anak muda Inggris tertarik bugil di hadapan orang banyak, makanya aku menyanggupi perintah itu (meski sejujurnya aku masih suka merinding disko waktu enggak sengaja nunjukkin dadaku ke resepsionis hotel dua tahun lalu).

Temanku bilang enggak ada yang perlu dikhawatirkan. Membuka baju di hadapan orang asing sama saja seperti “mencopot plester”. Dia benar. Rasanya sakit tapi singkat. Saking cepatnya, aku sampai enggak bisa googling harus kasih sunscreen ke vagina atau enggak.

Sebelum sempat tanya-tanya dan mencari tahu apa yang kubutuhkan, aku harus ikut latihan pagi. Aku sebenarnya enggak tertarik, tapi aku menjadikannya alasan menolak ajakan lelaki 30 tahun dari London untuk berkemah dengannya di malam hari. Aku berjongkok, tiarap, melakukan jumping jack, dan berlarian di tengah lapangan sambil berpegangan tangan dengan lusinan lelaki sementara yang lain menyaksikan aktivitas kami.

nkd nudist festival

Suasananya jauh dari perkiraanku. Tak seperti nongkrong bareng teman di taman, enggak ada satupun peserta yang main hape karena bosan. Ini mungkin karena bingung mau menaruh ponsel di mana, atau sengaja rehat dari teknologi dan media sosial selama akhir pekan.

Aku mendengar berbagai alasan ketika menanyakan para peserta kenapa tertarik dengan naturisme. Beberapa bilang “biar lebih berani bugil di pantai”, sementara lainnya ingin lebih percaya diri. Seorang pengasuh berusia 24 mengaku nyobain nudisme karena profesinya membuktikan tak ada yang perlu ditakuti dari bertelanjang bulat. Dia lebih menghargai tubuhnya setelah melakukan ini.

Iklan

Penelitian dari Journal of Happiness Studies menunjukkan kepercayaan diri ini aslinya berasal dari melihat orang bugil, bukan karena kita berani telanjang bulat. Enggak banyak perempuan di NKD, kalaupun ada paling datang bareng pasangan lelakinya. Menurut orang-orang di festival, jumlah peserta laki-laki melebihi perempuan.

Kamu benar banget kalau mengira ada yang aneh dari ini. Aku beberapa kali merasa risih di NKD, terutama ketika ada laki-laki yang bersikeras mengoleskan losion ke punggungku. Aku terlalu terdistraksi saat berusaha menutupi tubuh dengan selimut untuk mengusirnya. Intinya, suasana di sana enggak seksual sama sekali, mirip seperti acara-acara nudisme lainnya.

“Ketelanjangan dideseksualisasi karena orang-orang di sini bertingkah layaknya hari biasa,” kata Dave, 28. Kalau Dave boleh jujur, perempuan bugil enggak semenarik yang berpakaian buatnya.

Selain ketidakseimbangan gender, masalah keragaman juga ditemukan pada British Naturism. Ada studi yang mengukur kepercayaan diri para peserta dua acara naturis, termasuk yang diselenggarakan British Naturism, yang terdiri dari 831 orang kulit putih, dan empat orang Asia. Enggak ada orang kulit hitam sama sekali.

“Pesertanya mayoritas berkulit putih. Kita perlu keragaman,” ujar seorang peserta.

Walaupun kelihatannya banyak anak muda yang berani berenang, makan dan bersepeda sambil bugil, kenyataannya mereka malu mengikuti acara nudis seperti ini. Seenggaknya, begitulah menurut pengunjung NKD. British Naturism enggak bisa menentukan seberapa banyak anak muda yang menjadi anggota mereka. Jumlahnya meningkat, tapi masih sebagian kecil dari keseluruhan anggota.

Iklan

“Sekelompok anak muda di sini bilang mereka jadi naturis karena orang tuanya. Sementara orang-orang sepertiku butuh waktu beradaptasi karena enggak terbiasa,” tutur Dave.

Teman-teman mereka di luar acara ini enggak familiar dengan “naturis” dan “nudis”. Di antara satu kelompok yang aku ajak ngobrol, hanya setengah yang sudah jujur kepada teman dan keluarga mereka. “Aku cuma bilang orang kantor mau berkemah akhir pekan ini,” kata Dave. “Aku enggak mau dicap naturis, karena aku sendiri jarang telanjang di rumah. Aku ogah dijuluki ‘lelaki bugil’ sama tetangga.”

Beberapa mengaku enggan dikaitkan dengan anggapan negatif tentang naturisme. “Meski kamu tahu nudis hanyalah kumpulan orang normal, aku khawatir dengan asumsi orang lain karena mereka cuma melihat naturis dari film-film. Naturis digunakan untuk tujuan komedi,” tutur Will, 40.

Itu jelas keliru, karena sebagian besar hariku di acara ini sama sekali enggak ada yang lucu. Mereka memang banyak ngobrol dan ramah, tapi acaranya lumayan suram. Seseorang bilang lebih pilih dikenal “karena pekerjaannya”, bukan suka bugil. Pas ditanya apa pekerjaannya, dia jawab “ahli statistik”. Naturis ternyata sama membosankannya dengan kita semua!

nkd british naturism

Orang Inggris enggak pernah dilarang bugil di taman belakangnya sendiri. Makanya, untuk apa mereka pergi ke festival cuma untuk ngobrol sambil telanjang? Enggak ada yang bisa memberikan jawaban meyakinkan, tapi kurasa memang enggak sedalam itu masalahnya.

Iklan

Sejauh pengamatanku, mereka datang ke sini untuk berkumpul guna mencari koneksi. Banyak laki-laki datang sendirian, mungkin karena mereka enggak memiliki koneksi di kehidupan nyata. Seseorang bahkan mengaku jarang menemukan kesamaan dengan para nudis di sana.

Peserta NKD menjaga jarak dari kaum milenial lain bukan karena menolak norma sosial. Orang-orang ini ramah, tapi mereka umumnya pemalu, kelewat serius dan kikuk. Aku merasakan kalau beberapa dari mereka mencari sesuatu selain sama-sama suka telanjang. Mereka merasa seperti orang asing di kehidupan nyata karena banyak hal.

Setelah seharian enggak sabar kepingin pulang, aku mulai memahami para pengunjung NKD harus melakukan hal serupa.


Follow penulis artikel ini di akun @jessicaebrown

Artikel ini pertama kali tayang di VICE UK.