FYI.

This story is over 5 years old.

Travel

Pulau Komodo Setahun Ditutup Bagi Wisatawan Karena Badan Komodonya Terlalu Kerempeng

Populasi rusa di Pulau Komodo menurun. Akibatnya, kadal yang sudah hidup sejak zaman purba itu kerempeng dan malas-malasan. Minimal itu alasan Gubernur NTT terkait penutupan Pulau Komodo.
Pulau Komodo akan ditutup untuk wisata selama setahun
Foto komodo oleh Adhi Rachdian / Flickr CC License  

Selamat tinggal (sejenak) komodo. Sampai jumpa setahun dari sekarang!

Pulau Komodo beserta Taman Nasional di Nusa Tenggara Timur (NTT)—satu-satunya lokasi di muka Bumi bagi kita melihat komodo hidup di habitat aslinya, ditutup setidaknya sampai satu tahun ke depan. Penyebabnya? Aliran wisatawan yang tak henti berkunjung ke sana mengubah secara drastis ekosistem pulau itu.

“Pemerintah Daerah NTT akan mengatur kembali dan meningkatkan ekosistem Taman Nasional Komodo agar bisa menyokong habitat komodo,” ujar Viktor Laiskodat, Gubernur Nusa Tenggara Timur, saat diwawancarai Tempo. “Rencananya, kami akan menutup Taman Nasional Komodo selama setahun penuh.”

Iklan

Tonton dokumenter VICE soal hobi berbahaya orang kaya di Timur Tengah memelihara singa dan harimau liar di rumah:


Komodo, spesies kadal raksasa yang mematikan, adalah hewan endemik yang hanya bisa ditemukan di Pulau Komodo. Dianggap sebagai bentuk gigantisme di Pulau Komodo, reptil ini adalah predator utama di ekosistem mana pun yang mereka tempati. Komodo memiliki nafsu makan yang tinggi. Air liurnya mengandung racun.

Sampai saat ini, komodo adalah daya tarik utama yang mendorong wisatawan berkunjung ke Taman Nasional Komodo, sebuah cagar alam yang membentang mencakup tiga pulau dan aset utama sektor pariwisata NTT yang saban tahunnya menyumbang lebih dari Rp29 miliar ke kas provinsi NTT. Jumlah rata-rata wisatawan berkunjung ke Taman Nasional Komodo mencapai 120.000 orang—63 persennya adalah wisatawan asing.

Namun berkaca dari kasus serupa di seluruh penjuru dunia, industri pariwisata yang berkembang pesat boleh jadi baik bagi pertumbuhan ekonomi, tapi tidak untuk kelestarian lingkungan. Tahun lalu, Boracay, sebuah pulau mungil yang terletak 315 dari Manilla terpaksa ditutup untuk turis setelah pantai-pantainya yang ikonik berubah menjadi apa yang disebut Presiden Rodrigo Duterte ”tangki septik” karena tercemar limpahan kotoran selokan. Di Thailand, tepatnya Maya Bay di Pulau Phi Phi Leh, juga ikut-ikutan ditutup guna melindungi populasi terumbu karang. Keindahan pantai itu masyhur lantaran film The Beach tapi akibatnya, karena wisatawan datang terus, terumbu karangnya nyaris mengalami kehancuran total.

Iklan

Upaya pemerintah Thailand membuahkan hasil. Sejumlah pakar kelautan menyebutkan hiu karang sirip hitam kembali terlihat berenang di sekitar terumbu karang Maya Bay setelah sempat menghilang selama beberapa tahun. Lantas, apakah langkah pemerintah provinsi NTT akan mampu menyelamatkan Pulau Komodo, kawasan pulau kecil yang menurut pemerintah setempat sudah kehilangan sisi “alam liarnya”?

Pemprov NTT telah mengalokasikan Rp100 miliar untuk “menata ulang” Taman Nasional Komodo. Uang ini nantinya akan digunakan untuk meningkatkan jumlah populasi Rusa Timor—sumber makanan utama komodo—serta menanam pepohonan baru dan memperbaiki infrastrukturnya.

Komodo yang dulunya dipandang sebagai predator menakutkan, sekarang menjadi malas dan jinak dalam beberapa tahun terakhir akibat membludaknya kunjungan turis dan mudahnya mencari mangsa. Gubernur NTT berpendapat pengunjung pastinya tidak mau bayar mahal hanya buat menonton komodo yang berjemur, karena itulah dia ingin mengembalikan sisi alam liar pulau ini. Pada dasarnya, dia mau turis merasakan sensasi bagaikan berada dalam dokumenter Planet Earth II, minus adegan ketemu Komodo di kamar mandi yang sudah dihapus dari film tentunya.

Menurut Viktor, komodo bisa jadi kurus dan malas akibat pemburu rusa Timor di sana. Aksi berburu liar memang belum tentu bisa dihentikan dengan mengurangi jumlah pengunjung, tetapi logikanya Pulau Komodo butuh waktu untuk memulihkan jumlah populasi rusa mereka.

Iklan

“Kondisi tubuh komodo tidak sebesar dulu lagi, karena populasi rusa sebagai makanan utama komodo terus berkurang karena maraknya pencurian rusa di kawasan itu,” katanya kepada Tempo. “Insting sebagai binatang akan muncul apabila rantai makanan komodo berkurang. Apabila makanan utamanya melimpah, maka instingnya akan berbeda. Hal itulah yang mendorong pemerintah melakukan penataan kawasan komodo dengan menutup sementara kawasan itu dari kunjungan wisatawan selama satu tahun.”

Turis masih bisa berkunjung ke Pulau Rinca dan Padar karena yang ditutup nanti hanya Taman Nasional Komodonya saja.

“Rencana penutupan Taman Nasional Komodo hanya akan berlaku untuk Pulau Komodo,” kata gubernur kepada Antara. “Pengunjung masih bisa datang ke Pulau Rinca, Padar, dan lain-lain.”

Tamannya belum pasti kapan akan ditutup, tetapi perkiraan akan dilakukan pada 2019. 130 staf Taman Nasional ini juga belum diketahui bagaimana nasibnya nanti.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengatakan bahwa idenya perlu ditinjau dan didiskusikan bersama Kementerian Pariwisata sebelum Pulau Komodo ditutup. Sebagaimana dikatakan Menteri Siti Nurbaya kepada Jakarta Post, pejabat lokal tidak bisa menutup taman nasional "secara sepihak."

Taman Nasional Komodo hanyalah salah satu dari sekian banyak destinasi wisata di Asia Tenggara yang harus ditutup sementara guna memperbaiki kerusakan. Thailand, Filipina, dan Indonesia terkenal dengan pulau dan pantainya yang indah, sehingga sering menjadi tempat berlibur favorit turis domestik dan mancanegara. Sayangnya, tak banyak tempat yang mampu mengatasi dampak membanjirnya pengunjung. Buruknya infrastruktur dan kurangnya perencanaan dan perlindungan lingkungan membuat destinasi wisata seperti ini rentan rusak.

Bukankah ironis ketika pengunjung yang datang menikmati pemandangan alam, malah berakhir merusak tempat tersebut? Masih ingat kasus Gili Lawa yang hangus terbakar karena ulah tim prewed buang puntung rokok sembarangan? Kebodohan manusia kayak gitu yang harus memaksa kita merelakan Pulau Komodo tutup untuk sementara.