KDRT

Vlogger Tenar Tiongkok Tewas Dibakar Mantan Suami Saat Sedang Livestream

Kematian Lamu memicu kemarahan dan diskusi soal bahaya KDRT di berbagai media sosial Tiongkok.
Vlogger Terkenal Tiongkok Lamu Tewas Dibakar Mantan Suami Saat Livestream Bahaya KDRT
Ilustrasi vlogging oleh Steve Gale via Unsplash 

Seorang influencer medsos di Tiongkok yang memiliki follower nyaris satu juta tewas mengejutkan. Akhir bulan lalu dia dibakar mantan suaminya ketika sedang proses livestream. Kasus ini membuat banyak orang di Tiongkok membahasakan bahaya kekeraan dalam rumah tangga.

Sang influencer, bernama Lamu, meninggal di usia 30 tahun. Sehari-hari dia mengunggah konten vlog di Douyin, sebutan lain TikTok untuk pasar Cina. Akunnya, Black Girl Rahm memiliki 885.000 followers. Dia digemari karena lucu, serta menyajikan konten bersahaja mengenai kehidupan di desa pegunungan.

Iklan

Setelah tragedi pembakaran di tengah livestreaming itu, Lamu sempat dilarikan keluarga ke rumah sakit. Jiwanya tak tertolong pada 30 September lalu, karena komplikasi akibat luka bakar seperti dilaporkan AFP. Lamu biasa menyajikan konten memasak, rasanya hidup di pegunungan, serta lip-sync menyanyikan lagu-lagu tradisional Tibet.

Merujuk laporan Beijing Youth Daily, siaran live video Lamu di rumah terhenti mendadak dan layarnya jadi hitam pada 14 September. Ternyata, saat itu mantan suaminya, diidentifikasi bermarga Tang, menerobos masuk rumahnya, lalu menyiramkan bensin ke sekujur tubuh Lamu. Dari hasil investigasi, polisi menyatakan sang mantan suami juga sempat menodongkan pisau ke leher Lamu setelah menyiram bensin.

Setelah membakar mantan istrinya, pelaku kabur. Keluarga melarikan Lamu ke rumah sakit pusat Sichuan, namun dia terlanjur dalam keadaan koma akibat luka bakar 90 persen. Penggemar Lamu sempat menggalang donasi hingga 1 Juta Yuan. Namun setelah 16 hari dirawat, kondisinya terus memburuk dan akhirnya meninggal.

Kepolisian Jinchuan, yang menangani olah TKP, menetapkan Tang sebagai pelaku pembunuhan terencana. Dia pun ternyata sudah pernah dilaporkan ke polisi oleh Lamu karena melakukan KDRT selama mereka menikah. Mereka menikah selama 10 tahun, punya dua anak, sebelum bercerai Mei tahun ini. Tang sempat mengancam akan membunuh satu anak mereka bila Lamu tidak bersedia menikah lagi dengannya. Sebelum pembakaran yang menewaskan Lamu, Tang sempat memukuli adiknya sendiri supaya membocorkan lokasi tempat tinggal Lamu sekarang. Keluarga Lamu, maupun keluarga Tang, semua sudah melaporkan ulah lelaki tersebut ke aparat, namun tidak pernah ada respons.

Iklan

Kronologi ini, yang dirangkum Beijing Youth Daily, membuat banyak netizen marah pada polisi yang menyepelekan laporan KDRT. Mereka baru bertindak setelah Tang bertindak makin nekat dan membunuh istrinya sendiri.

Di Weibo, platform mirip Twitter di Tiongkok, banyak pengguna menuntut masyarakat semakin sadar risiko KDRT. Mereka juga mendesak aparat lebih sensitif menangani laporan kekerasan domestik yang dilakukan suami pada istri.

“Sampai kapan masyarakat dan aparat sadar bahaya KDRT kecuali ketika semua sudah terlambat?” tulis satu netizen.

Tiongkok baru memiliki aturan hukum soal KDRT pada Maret 2016, mencakup kekerasan fisik maupun pikologis. Namun, pengamat hukum setempat menilai beleid itu kurang bertaji, karena ancaman hukuman minim serta kesadaran masyarakat Cina soal KDRT masih rendah.

Dampaknya, angka korban KDRT di Tiongkok masih tinggi. Berdasarkan data UN Women, sepanjang kurun 2016 hingga 2017 saja, ada 533 kematian dipicu oleh kekerasan domestik yang dilakukan suami terhadap istri di Tiongkok.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Asia