FYI.

This story is over 5 years old.

Kasus Pembunuhan

Misteri Pembunuhan Backpacker Saat Pakai Aplikasi Kencan Online di Selandia Baru

Grace Millane asal Inggris hilang sehari sebelum ulang tahun yang ke-22. Dia berkenalan dengan lelaki 26 tahun asal Selandia Baru yang diduga kuat membunuhnya. Persidangan kasus ini telah dimulai.
Backpacker Grace Millane asal Inggris dibunuh teman kencannya
Foto Grace Millane terakhir kali sebelum terbunuh dari arsip Kepolisian Selandia Baru (kiri) cuplikan CCTV saat dia di Auckland malam sebelum hilang.

Seorang laki-laki 26 tahun dituduh membunuh pelancong bernama Grace Millane, mengikuti persidangan di Pengadilan Distrik Ibu Kota Auckland, Selandia Baru. Lelaki tersebut mendatangi dermaga sambil mengenakan boiler suit biru. Awalnya hakim menolak merahasiakan namanya, tetapi pengacaranya segera mengajukan banding atas putusan itu. Permohonan menutupi identitas terdakwa untuk sementara secara otomatis dikabulkan berdasarkan hukum Selandia Baru.

Iklan

Grace diduga berkenalan dengan laki-laki tersebut lewat aplikasi kencan online. Mereka lalu bertemu pada 1 Desember, sehari sebelum Millane berulang tahun ke-22. Berdasarkan rekaman CCTV di sebuah hotel di pusat Auckland, perempuan asal Inggris ini dilihat terakhir kali bersama lelaki tadi.

Millane sempat hilang selama seminggu. Polisi menahan lelaki tersebut sehari setelah mereka menemukan mayat yang diyakini sebagai Millane di semak-semak yang jaraknya 10 meter dari jalanan Waitakere Ranges di Auckland Barat.

Seniman dari Essex yang “ramah, menyenangkan dan menyayangi keluarga” ini baru lulus kuliah periklanan, dan berencana keliling dunia selama satu tahun. Millane memulai perjalanannya ke Peru. Dia menghabiskan waktu enam minggu sebelum lanjut ke Selandia Baru. Dia tiba di sana pada 20 November dan menjelajahi Bay of Islands dan Cape Reinga. Setelah itu, Millane pergi ke Auckland.

Ribuan orang turut berduka cita atas kematian Millane, tetapi kasus pembunuhan ini juga memicu perdebatan di internet. Beberapa menyayangkan sikapnya yang bepergian sendirian dan pakai aplikasi kencan online. Mereka malah menyalahkan korban, bukannya pelaku.

Berbagai orang langsung membalas argumen yang aneh itu, mengingatkan kalau kita sebaiknya tidak menormalkan dan membenarkan suatu kejadian karena hanya akan memperburuk diskriminasi terhadap perempuan.

Untuk mengenang mendiang Millane, saudara laki-lakinya mengunggah foto mereka yang sedang berpelukan dengan lirik ‘You Are My Sunshine’ di captionnya. Orang-orang di seluruh dunia memberikan komentar dukungan untuk keluarga mereka.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Selandia Baru.