Kisah Inspiratif

Manusia Pantang Menyerah Betulan: Lelaki asal Aceh Bikin Rekor Ditolak Beasiswa 53 Kali

Untunglah aplikasi beasiswa Aula Andika yang ke-54 diterima. Dia lanjut studi ke AS. Ya iyalah, kalau endingnya jelek mulu, enggak mungkin jadi berita kan.
Lelaki Anak Pedagang Sayur asal Aceh Aula Andika Fikrullah Bikin Rekor Ditolak Beasiswa 53 Kali
Ilustrasi aplikasi beasiswa via akun Flickr digitalralph/lisensi CC 2.0; Foto Aula Andika dari arsip pribadi/via Facebook

Jangan ajari makna “pantang menyerah” kepada pemuda asal Aceh bernama Aula Andika Fikrullah Albalad ini. Ia punya semua alasan untuk menyerah mengejar pendidikan, tapi ia memutuskan untuk tidak. Bahkan kalau kisah hidupnya diangkat jadi film ala Laskar Pelangi, kita mestinya enggak heran.

Aula yang kini sedang menempuh studi master di Lehigh University, Pennsylvania, Amerika Serikat, menjadi narasumber VOA Indonesia setelah mengungkap bahwa ia pernah 53 ditolak untuk mendapat beasiswa sebelum berhasil kuliah di AS. Lelaki berusia 26 tahun ini kini belajar di jurusan Instructional Technology, yang di Indonesia dikenal sebagai jurusan Teknologi Pendidikan, berkat beasiswa dari US Agency for International Development (USAID).

Iklan

Sejak kuliah S-1, cowok 26 tahun ini memang ngotot banget pengin lanjut studi. "Saya dari dulu tuh pengin banget ke luar negeri," katanya kepada VOA Indonesia. Jadi konteks beasiswa ditolak ini adalah beasiswa-beasiswa yang ia ajukan untuk studi ke luar negeri.

Sebenarnya Aula sudah pernah tahu rasanya dapat beasiswa. Studi sarjananya di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, selesai berkat bantuan beasiswa Bidikmisi yang ditujukan untuk mahasiswa berekonomi lemah. Tanpa beasiswa Bidikmisi, Aula sempat khawatir untuk melanjutkan kuliah karena ibunya cuma pedagang sayur kecil di Gampong (desa) Lampasi, Darul Imarah, Aceh Besar.

Ayah Aula telah meninggal lima belas tahun lalu, korban konflik bersenjata di Aceh pada 2004. Ia tewas saat bertani di sawah, meninggalkan ibu Aula beserta tujuh anak. Dua kakak Aula juga meninggal tahun itu, salah satunya karena menjadi korban tsunami.

Walau keluarganya miskin, Aula menilai keluarganya memang mendudukkan pendidikan formal di posisi tinggi, meskipun ayahnya cuma lulusan SD dan ibunya tak pernah menamatkan satu Pendidikan formal apa pun.

"Saya masih ingat, ketika SD dulu, kakak-kakak pernah cerita, bahkan harus sekolah tanpa ada uang jajan. Bahkan kita sakit pun, sakit dalam kondisi sakit demam dan sebagainya itu nggak boleh libur. Tetap harus berangkat ke sekolah," kisah Aula masih kepada VOA Indonesia.

Ketika masuk SMP dan SMA, kakak-kakak Aula harus menjual harta demi menutup biaya sekolah. Aula lulus dari Unsyiah pada 2016, di usia 23 tahun, dengan titel wisudawan berprestasi. Setelah lulus, ia bekerja sebagai bloger dan guru lepas. Dua tahun kemudian, ia berangkat studi ke Amerika Serikat.

Sejak sepuluh tahun terakhir, studi pascasarjana, terutama ke luar negeri, menjadi semakin lumrah untuk anak muda di Indonesia. Meski tidak ada data berapa angka penerima beasiswa asal Indonesia tiap tahunnya, pendirian Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) oleh pemerintah ikut membuat studi pascasarjana makin aksesibel. Semisal Iwan Fals masih produktif sampai saat ini, bisa jadi dia bakal bikin lagu “Pemburu Beasiswa” buat meng- update hit lawas “Sarjana Muda”.

Sebelum Aula mendeklarasikan rekor penolakan beasiswanya, seseorang paling banter ditolak beasiswanya hingga belasan kali saja. Dari penelusuran berita, orang dengan penolakan beasiswa paling banyak tadinya dipegang Angga Dwi Putra yang 13 kali ditolak. Sedangkan Dominicus William Prakoso malah “cuma” ditolak 3 universitas.

Sebagaimana umumnya liputan motivasional, Aula memberi nasihat kepada para pencari beasiswa agar tidak menjadikan kesulitan ekonomi sebagai penghalang untuk meraih pendidikan. "Ketiadaan orang tua yang lengkap, kemudian orang tua yang tidak berpendidikan, ekonomi yang tidak mendukung, itu tidak menghalangi kita untuk mencapai apa yang kita mau," ujarnya.