FYI.

This story is over 5 years old.

Gunung Berapi

Berbahayakah Merekam Aliran Lahar dari Dekat?

Sejak akhir pekan lalu, video dampak letusan Gunung Kilauea banyak beredar. Kami heran kenapa sebagian tampaknya diambil warga dan media terlalu dekat. Berapa jarak amannya? Kami bertanya pada pakar.
Foto: Screengrab from CBS video

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard

Video-video merekam erupsi Gunung Kilauea kawasan Big Island, Hawaii, ramai beredar di intenet sejak pekan lalu. Ratusan penduduk setempat harus diungsikan dari Distrik Lower Puna. Sementara itu kawasan pemukiman sekitar gunung dikabarkan hancur lebur. Aliran lahar Kilauea menyebabkan ratusan retakan di permukaan tanah dan menyeburkan lahar ke jalan aspal seantero pulau.

Iklan

Video-video tersebut memang menyediakan perspektif yang kita yang tidak di lokasi untuk memahami separah apa imbas sebuah letusan gunung berapi yang agresif seperti yang tengah terjadi di sana. Masalahnya, saat lahar muncrat dari permukaan tanah dan mengalir di jalan-jalan serta membentuk “air mancur lahar,” apakah cukup aman untuk mengabadikan kejadian itu dari jarang beberapa meter saja? Warga sipil dan media massa kok rasanya merekam dampak erupsi terlalu dekat ya? Ada enggak sih jarak amannya?

Erik W. Klemetti, vulkanolog dari Denison University, menyatakan jelas ada risiko yang harus kita tanggung kalau terlalu dekat dari lahar. Tapi sebenarnya merekam aliran lahar dari jarak dekat tak semengerikan seperti yang kita tonton dalam film.

“Lahar memang mengalir namun kecepatannya rendah sekali. Jadi, kamu tak terperangkap atau terkepung aliran lahar,” ujar Klemetti lewat sambungan telepon.

Klimette menambahkan panasnya lahar—bisa mencapoi 1.093 derajat celcius—bisa memang membuat manusia normal secara psikologis tidak akan mau berdiri terlalu dekat dengan aliran lahar. Hanya saja, kalaupun sampai ada yang terciprat lahar panas dalam jumlah sedikit, harusnya kita tak usah buru-buru panik. Klemetti bilang itu belum tentu otomatis mematikan.

“Kalaupun kamu kecipratan lahar panas, paling banter kamu akan menderita luka bakar yang lumayan parah,” imbuhnya.


Tonton dokumenter VICE tentang para peneliti Indonesia menciptakan drone untuk memantau aktivitas gunung berapi lebih akurat:

Iklan

Kilauea adalah sebuah gunung berapi yang terpantau aktif dengan aliran lahar yang panas selama 35 tahun. Erupsi kali ini jadi sangat dahsyat daya rusaknya karena lahar mengalir ke kompleks perumahan dan menyebabkan kehancuran yang dahsyat. Sulit sekali menebak sampai kapan lahar Kilauea akan mengalir. Sebagai perbandingan, erupsi gunung yang sama pada 1983 sampai sekarang terus terjadi dan meluas selama beberapa dekade dan menghancurkan kawasan Kalapana dan Kapa’ahu. Hingga kini gunung tersebut masih dianggap yang paling aktif di Kawasan Samudra Pasifik.

Kehancuran yang diakibatkan erupsi gunung berapi jauh lebih mengerikan dari bencana alam lainnya, ujar Klemetti. Dalam kasus badai atau banjir, kerusakan yang terjadi akan selesai dalam beberapa hari dan proses pembangunan kembali bisa langsung dimulai. Hal ini tak bisa dilakukan dalam letusan gunung berapi. Kerusakaan di sekitar Kilauea terus meluas dalam hitungan bulan atau bahkan tahun. Jadi saat kamu melihat video lelehan lahar di jalan yang dramatis, ingatlah bahwa pembuat video itu kemungkinan besar selamat. Namun rumah mereka sudah pasti hancur lebur dilewati aliran lahar.