butytho

Kucing Minggir Dulu, Ayam Bulu Kapas Bakal Jadi Hewan Peliharaan Favorit Terbaru

Siapa bilang ayam kurang menggemaskan untuk dipelihara? Orang-orang ini membuktikan sebaliknya.
Koh Ewe
oleh Koh Ewe
SG
Ayam Silkie berbulu mirip kapas
Kolase: VICE / Foto: Koh Ewe

Ketika Aaron Chong (24) dan Angelique (13) mengajak hewan peliharaan mereka jalan-jalan di sekitar kompleks, para tetangga sering memuji dan berhenti untuk mengelus. Mereka langsung mengernyitkan dahi dan melemparkan tatapan penasaran ketika menyadari bukan anjing kecil. Rupanya, itu seekor ayam berbulu lebat yang dikenal sebagai ayam Silkie. Bagi pemilik, kedua hewan tersebut hampir tidak ada bedanya.

Iklan

“Ayam Silkie berperilaku baik dan mudah dirawat. Bisa akrab juga dengan manusia,” kata Aaron, membanggakan ayamnya. “Hewan ini berkarisma. Menyenangkan rasanya berada di dekat ayam Silkie.”

Kakak beradik itu mulai memelihara ayam bulu kapas pada November lalu. Mereka terobsesi menonton video YouTube yang memamerkan ayam Silkie.

Keluarga Angelique (paling kiri) dan Aaron (paling kanan) berpose bersama ayam peliharaan mereka. Foto: Aaron Chong

Keluarga Angelique (paling kiri) dan Aaron (paling kanan) berpose bersama ayam peliharaan mereka. Foto: Aaron Chong

Ayam Silkie terkenal akan bulunya yang lembut dan tebal seperti awan, sementara kulitnya berwarna hitam atau kebiruan. Juga dikenal “ayam tulang hitam” dalam kuliner Tiongkok, dagingnya kerap diolah menjadi bahan sup herbal yang bergizi.

Ayam tidak termasuk hewan peliharaan di Singapura, sehingga toko hewan tidak mengizinkan jual beli ayam. Namun, orang yang ingin memelihara ayam bisa mendapatkan anak ayam atau ayam dewasa dari pemilik yang telah menetaskan telurnya. Mereka juga bisa mengadopsi dari tempat penampungan ayam. Sementara rumah susun melarang penghuni memelihara ayam, warga Singapura diizinkan memelihara hingga 10 unggas di properti pribadi.

Dalam setahun terakhir, ayam Silkie tampaknya menjadi hewan peliharaan paling populer di Singapura. Semua narasumber VICE sepakat popularitas hewan ini meningkat drastis. Buktinya banyak akun media sosial dan grup online yang didedikasikan untuk ayam Silkie.

Iklan

Noel Tan, mahasiswa Universitas Teknologi dan Desain Singapura, sudah lama memelihara ayam ini. Sewaktu dia mulai mengurus ayam Silkie empat tahun lalu, grup Facebook untuk pemilik ayam, Backyard Chickens Singapore, hanya memiliki sekitar 500-600 anggota. Grup itu sekarang memiliki lebih dari 3.000 anggota, kebanyakan dari mereka memelihara ayam Silkie.

Pertanyaannya, apa yang membuat orang Singapura tergila-gila dengan ayam Silkie? Saya ngobrol dengan beberapa pemilik untuk mencari tahu.

Dua ekor ayam Silkie

Foto: Adrian Ng

Noel pribadi terpincut oleh penampilan ayam Silkie yang menggemaskan. Dia pertama kali melihatnya di rumah teman. Sudah punya 10 ekor, Noel cukup terkenal di kalangan pemilik ayam Singapura.

Dia mendirikan perusahaan pemasok ayam dan tempat penampungan Chicken Adoption Rescue SG. Sejak panti ayamnya dibuka saat lockdown tahun lalu, tim Noel telah menyelamatkan hampir 200 ekor ayam di seantero Singapura.

Noel memberi makan empat ekor ayam

Noel memberi makan ayam-ayamnya. Foto: Koh Ewe

Semua pemilik ayam Silkie yang VICE ajak bicara mengatakan, swakarantina merupakan faktor utama unggas hewan hias ini begitu digilai. Orang tidak bisa ke mana-mana dan hanya ada di rumah, sehingga mereka memelihara hewan untuk mengusir kesepian.

“Saya rasa COVID meningkatkan [popularitas Silkie],” tutur Adrian Ng yang memelihara ayam bulu kapas sejak 2019.

Iklan

Selain itu, Adrian menduga tampilan fisik yang unik membuat orang Singapura tertarik memeliharanya. “Kalian pasti akan langsung menyukainya jika bisa menggendong Silkie,” lanjutnya, menambahkan baik anak-anak maupun orang dewasa sering mampir ke rumahnya untuk main bersama Silkie. 

Adrian dan ayam-ayamnya.

Adrian dan ayam-ayamnya. Foto: Adrian Ng

Adrian bekerja di industri pakan hewan. Dia melihat kesempatan bagus untuk mengajarkan anak-anaknya tentang nutrisi dan ekosistem hewan peliharaan melalui ayam. Contohnya, dia mendemonstrasikan cara mengubah kotoran ayam menjadi pupuk, dan buah-buahan yang ditanam bisa jadi makanan ayam.

“Edukasi adalah bagian paling menarik menurut saya,” ujarnya.

Ditambah lagi, orang macam mana yang tidak terpesona dengan keimutannya?

Ahli pijat Gloria Sharp mengatakan, dia dan pasangannya memutuskan pelihara Silkie karena gemas dengan ayam ini. “Matanya tidak kelihatan,” kata perempuan 31 tahun itu sambil tertawa. Mereka dapat bonus telur yang telah dierami dua ekor ayam peliharaannya. 

Gloria Sharp dengan dua ekor ayam Silkie, seekor anjing dan kucing, dan dua ekor kelinci.

Gloria Sharp dan dua ekor Silkie bernama Chloe dan Clover. Dia juga punya anjing, kucing dan dua ekor kelinci. Foto: Gloria Sharp

Noel berujar, media sosial telah berjasa meningkatkan penggemar Silkie dan memberikan dukungan komunitas untuk pemula.

Komunitas pemilik Silkie di internet saling berbagi tips memelihara Silkie dengan baik. Mereka menjelaskan apa yang sebaiknya dilakukan saat ayam peliharaan sakit, atau mengatasi ayam jago berkokok. Pemilik yang sudah berpengalaman tidak pelit info kepada orang yang baru memelihara ayam. Berkat mereka, ide memelihara ayam tak lagi menakutkan.

Iklan

Gloria memelihara Silkie sejak Januari lalu. Dia benar-benar terbantu oleh komunitas di Singapura.

“Dukungan dari komunitas sangat membantu proses adopsi dan mengurus ayam,” dia mengutarakan. “Andai saja itu tidak ada, orang mungkin akan kesulitan merawat ayam karena berbeda dari anjing dan kucing.”

“Kalian membangun kepercayaan, kalian [berbagi] kegembiraan ini. Begitulah cara kalian menyebarkan cinta di komunitas ini dan itulah intinya memelihara hewan,” kata Adrian.

Saya pun semakin penasaran untuk melihat langsung ayam Silkie. Saya tidak buang waktu dan langsung menyetujui tawaran Noel untuk main ke rumahnya.

Penulis Koh Ewe menggendong dan mengelus ayam Silkie

Penulis menggendong ayam Silkie. Kolase: VICE / Foto: Koh Ewe

Saya mulai memahami kenapa orang Singapura terobsesi dengan ayam Silkie. Saya terpikat dengan gumpalan bulu yang mondar-mandir di taman. Bulunya yang lebat menyembunyikan mata mereka yang kecil.

Ayam Silkie memang tidak seaktif anjing dan kucing, tapi cukup ramah dan membiarkan saya untuk menggendongnya. Saya membelainya sampai puas.

Tak mengherankan jika Silkie disandingkan dengan hewan peliharaan menggemaskan lain selama setahun terakhir. Keunikan bulunya yang membuat ayam ini dipelihara banyak orang. 

Namun, kalian tidak boleh asal pelihara hanya karena alasan gemas. Merawat ayam Silkie juga membutuhkan komitmen tinggi. Jangan sampai kalian membuang peliharaan ketika tak lagi sanggup mengurusnya. Hewan ini bisa hidup hingga sembilan tahun, dan mungkin memiliki kebiasaan yang kurang sesuai dengan gaya hidup kalian.

Sebagai hewan yang sudah lama dijinakkan dan dijadikan hewan peliharaan, ayam Silkie mudah sakit jika tidak dirawat dengan baik. Selain itu, Silkie tidak memiliki kemampuan bela diri ketika berhadapan dengan predator macam kucing, ular dan monyet.

“Sama saja seperti membiarkan hamster di alam bebas dan kemudian mengharapkannya bisa bertahan hidup seperti tikus jalanan,” Noel menutup pembicaraan kami.

Follow Koh Ewe di Instagram.