FYI.

This story is over 5 years old.

Memburu Alien

Peneliti Harvard Menduga Asteroid Berbentuk Lintingan Rokok Sebagai Pesawat Alien

Akademisi dari Lembaga di Harvard itu menulis surat, menyatakan asteroid ‘Oumuamua yang bentuknya unik bisa jadi pesawat alien. Sontak tim astronom penemu pertama asteroid itu membantahnya.
‘Oumuamua, benda luar angkasa yang dikira pesawat alien
Kolase foto dari Motherboard

‘Oumuamua adalah asteroid berbentuk lintingan yang jadi benda langit pertama dari sistem bintang lain yang dapat diamati dari Tata Surya. Setelah pertama kali ditemukan, dua peneliti Smithsonian Center for Astrophysics di Harvard University mengeluarkan surat pernyataan kontroversial. Mereka meyakini batu luar angkasa ini sebagai pesawat penyelidikan kiriman makhluk ekstraterestrial. Akan tetapi, para ilmuwan yang pertama menemukannya tidak membenarkan klaim ini sama sekali.

Iklan

Surat peneliti Harvard tersebut dirilis di forum arXiv.org pada 1 November lalu, dan belum ditinjau secara ilmiah oleh para peneliti yang ada di grup tersebut. Lagi pula, siapapun wajib menyodorkan bukti yang kuat ketika membuat klaim pernah melihat atau menemukan benda makhluk luar angkasa.

Kegemparan ini dipicu spekulasi Shmuel Bialy dan Abraham “Avi” Loeb, duet peneliti Harvard. Kata mereka, asteroid tersebut melaju dengan aneh, mirip seperti laju komet. Namun, berbagai peneliti yang mengamati benda ini menyimpulkan obyek langit tersebut tidak memiliki ekor komet atau garis dari emisi atau absorpsi gas. Karena itulah Bialy dan Loeb menyepakati spekulasi kalau lintasan ini bisa saja diprogram oleh peradaban alien.

"Kami membahas dari mana benda ini berasal, termasuk mungkinkah ini lightsail dari artificial origin. Hasil umum kami berlaku untuk probe cahaya yang dirancang untuk perjalanan antar bintang," demikian bunyi surat yang mereka tulis bersama tersebut. "Menariknya, kecepatan masuk ‘Oumuamua mendekati kecepatan Local Standard of Rest, di wilayah kinematik yang memiliki kurang dari 1 hingga 500 bintang."

Alasan lain peneliti menganggap ‘Oumuamua sebagai pesawat alien karena bentuknya yang aneh: panjang tipis berwarna merah pasir. Faktanya, tabrakan antar benda-benda langit biasa menciptakan asteroid berbentuk aneh. Akan tetapi, bukankah lebih seru dan dramatis kalau menyebut ‘Oumuamua sebagai benda alien karena bentuknya yang mirip lintingan ganja?

Iklan

Sayang, kegembiraan kalian harus berakhir sampai sini saja. Astronom yang menemukan ‘Oumuamua pada 2017 mengatakan kepada staf Motherboard bahwa banyak yang mesti dibuktikan soal spekulasi pasangan peneliti asal Harvard.

Karen Meech, salah satu peneliti yang terlibat dalam publikasi penemuan ‘Oumuamua, menerangkan kepada Motherboard lewat email bahwa laju aneh asteroid sudah sepenuhnya diamati. Dia juga mengatakan tim peneliti sudah mencantumkan pengaruh radiasi matahari terhadap lintas asteroid tersebut di jurnal aslinya. Tetapi Bialy dan Loeb menggunakan data mereka sebagai pembenaran kepadatan yang sangat rendah, 1.000 hingga 10.000 kali lebih kecil dari air.

"Spekulasi Bialy dan Loeb tidak menyajikan argumen yang kuat mengapa menurut mereka tekanan radiasi matahari bisa menjadi penjelasan yang lebih masuk akal," katanya. "Siapa saja butuh mengajukan bukti amat kuat kalau ingin menghasilkan klaim luar biasa."


Tonton dokumenter VICE saat mewawancarai orang yang mengaku bisa berkomunikasi sama alien:


Robert Weryk, ilmuwan lain yang terlibat dalam penemuan ‘Oumuamua, ikut buka suara. Dia mengirim surel kepada Motherboard, menuturkan kesimpulan peneliti Harvard itu kemungkinan besar keliru. Weryk mengaku terlalu dini untuk berspekulasi soal asal-usul benda aneh itu.

"Sekilas memang tidak masuk akal kalau ‘Oumuamua adalah benda langit alami (komet dari tata surya lain) jika berdasarkan hasil pengamatan yang kami dapatkan," kata Weryk. "Kami memang belum banyak tahu soal komet antar bintang, dan perlu menemukan lebih banyak yang seperti ini untuk memahaminya. Waktunya jelas tidak sebentar, tapi berhubung kami sudah tahu benda-benda ini ada, sekarang kami bisa mengamati lebih teliti pada setiap penemuan [benda dekat Bumi] baru yang kami buat."

Iklan

Robert Jedicke, peneliti yang turut menemukan ‘Oumuamua, memberi tahu kami lewat email bahwa dia belum siap berkomentar soal sikap dua peneliti Harvard. Namun, dia mengutarakan suratnya belum ditinjau oleh rekan peneliti. Pernyataan dalam surat ini bisa berubah setelah prosesnya selesai.

Duet peneliti Harvard menyampaikan bahwa laju ‘Oumuamua bisa dijelaskan oleh tekanan dari radiasi matahari, dan dapat ditenagai oleh light sail, jenis teknologi propulsi tenaga matahari yang sedang diteliti oleh salah satu ilmuwan di Harvard.

"Mengingat artificial origin, satu kemungkinannya ‘Oumuamua adalah lightsail, mengambang di ruang antar bintang sebagai puing-puing dari peralatan teknologi canggih,” demikia kesimpulan Loeb dan Bialy. "Lightsail dengan dimensi serupa telah dirancang dan dibangun oleh peradaban manusia, termasuk proyek IKAROS dan Starshot Initiative."

Loeb, salah satu penulis kajian yang menggemparkan komunitas sains itu, adalah ketua Breakthrough Starshot Initiative di Harvard University Astronomy Department. Dia mengelola dana hibah astronomi senilai US$100 juta (Rp1,4 triliun). Sejak awal minat kajian Loeb memang mencari “bukti konsep” pesawat antar bintang ekstraterestrial. Kajian yang dia sebar lewat Internet mungkin bukan untuk promosi gagasan seputar solar sail, tetapi afiliasi penulis dengan dana hibah tersebut jelas memengaruhi cara berpikirnya.

Kepada Motherboard, Meech menyatakan solar sail yang disebut oleh dua peneliti Harvard tidak kompatibel dengan rotasi kurva cahaya. Tanpa kurva orientasi macam itu, sulit bagi benda langit apapun melakukan penangkapan energi yang cukup melalui cahaya dan menggerakkan dirinya menembus ruang hampa.

‘Oumuamua mungkin bukan benda kiriman dari makhluk luar angkasa, tapi bisa saja obyek ini adalah kapsul waktu kosmik yang dikirim dari galaksi nun jauh di sana," kata Meech. "Atau mungkin, ‘Oumuamua adalah cabai merah busuk di galaksi lain yang entah gimana caranya tak sengaja mengorbit melalui Tata Surya kita. Apa saja bisa terjadi, kan?"

Olivier Hainaut, peneliti dari jurnal asli yang pertama kali menyebut ‘Oumuamua, menyarankan lewat surat elektronik agar sebaiknya kita tidak terlalu menafsirkan teori eksentrik soal alien secara harfiah. "Coba kamu cek di Google. Kamu akan menemukan banyak interpretasi yang lebih gila lagi soal asteroid tersebut," katanya. "Tidak ada batasan seberapa aneh teori seputar alien. Semakin gila, semakin menarik. Tapi tentu tidak sesuai kenyataan ilmiah."