Legalisasi Ganja

Meksiko Bersiap Legalkan Ganja untuk 130 Juta Penduduknya

Kelompok pro-ganja khawatir RUU ini hanya menguntungkan pengusaha. Beleid ini melegalkan ganja medis maupun rekreasional, dapat membuat Meksiko jadi pasar ganja terbesar dunia.
Petani ganja ilegal di Sinaloa, Meksiko. Foto oleh Deborah Bonello.
Petani ganja ilegal di Sinaloa, Meksiko. Foto oleh Deborah Bonello.

Senat Meksiko telah menyetujui pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) kontroversial yang melegalkan ganja untuk keperluan industri dan rekreasi pada 19 November, beberapa minggu lebih cepat dari tenggat pada 15 Desember. Apabila mendapat persetujuan dari majelis rendah Kongres, negara yang berpopulasi hampir 130 juta orang ini akan menjadi pasar ganja terbesar di dunia.

“RUU ini memang sangat kontroversial,” ujar Senator Julio Menchaca Salazar dari partai Morena di hadapan anggota rapat lainnya. “Namun, sudah menjadi kewajiban kita untuk menetapkan aturan mainnya.”

Iklan

Menchaca merupakan salah satu anggota yang paling gigih memperjuangkan versi terbaru undang-undang, yang menerima adendum dadakan 48 jam sebelumnya. Banyak yang baru mengetahui isi revisinya ketika undang-undang dibacakan.

Walaupun RUU-nya meraih suara dukungan 82-18, tak semua kelompok legalisasi mariyuana senang dengan versi terbaru yang telah disetujui.

Pada Rabu (19/11/2020), dua senator pro-ganja Emilio Álvarez Icaza dan Indira Kempis Martinez mengadakan konferensi pers di luar gedung Senat untuk menyatakan penolakannya terhadap pengesahan RUU bersama aktivis José Rivera, yang aktif memperjuangkan legalisasi ganja.

Rivera melangkah ke podium dengan ekspresi tegang, lalu meminta maaf kepada umat Yahudi. Setelah itu, dia membandingkan larangan penggunaan ganja dengan “peristiwa holocaust”. Rivera berujar pemerintah Meksiko bagaikan anggota Nazi karena RUU-nya masih mengatur izin yang ketat dan melarang aktivitas ngeganja di depan umum.

Dia mengakhiri pidato dengan mengisap sebatang rokok ganja. Siaran langsung yang ditayangkan oleh akun Twitter resmi Senat langsung terputus begitu saja.

Aksi protesnya mencerminkan ketidakpuasan masyarakat terhadap RUU yang berulang kali direvisi.

“Meksiko sudah melangkah maju ke arah yang benar, tapi UU ini tak sepenuhnya menghentikan kriminalisasi terhadap aktivitas menanam ganja sebelum dilegalkan,” tutur Zara Snapp, aktivis legalisasi dan co-founder organisasi riset dan advokasi Instituto RIA. Dia mengeluhkan sejumlah aturan dalam undang-undang yang justru “membatasi hak rakyat”, seperti batasan pada aktivitas menanam rumahan dan tempat-tempat yang memperbolehkan rokok ganja.

Iklan

Para pendukung legalisasi mengklaim RUU ini hanya akan menguntungkan pengusaha Meksiko begitu disahkan. Mereka khawatir pengusaha kecil dan komunitas ganja yang modalnya terbatas akan disalip oleh investor kaya.

Snapp secara khusus merujuk pada modifikasi dadakan yang menghilangkan batasan pada “integrasi vertikal”, yang berarti perusahaan hanya dapat menerima lisensi untuk salah satu dari empat aspek industri mariyuana di masa depan: budidaya, transformasi, riset dan komersialisasi. Hal ini membuka peluang untuk mendapatkan banyak lisensi bagi populasi terpinggirkan yang terkena dampak larangan. Tapi sekarang, adendumnya memungkinkan siapa saja untuk mendapat banyak lisensi, termasuk perusahaan besar.

Aktivis masih punya waktu untuk mendesak pemerintah merevisi lagi RUU-nya sebelum disahkan menjadi UU oleh majelis rendah Kongres. Namun, itu berarti revisinya harus sudah disetujui Senat sebelum 15 Desember.

“Kami akan terus berjuang untuk menciptakan RUU yang lebih baik, dan selanjutnya kami akan mengerjakan implementasinya,” tutur Snapp. “Kami percaya reformasi kebijakan narkoba adalah salah satu langkah menuju terciptanya perdamaian di negeri ini. Jika kami melakukannya dengan fokus keadilan sosial, kami yakin akan ada dampak positif yang menguntungkan semua pihak.”