The VICE Guide to Right Now

Ilmuwan Temukan Penyebab Kepunahan Massal di Bumi 445 Juta Tahun Silam

Peristiwa ini memusnahkan 85 persen kehidupan laut dari muka bumi.
ilustrasi fosil hewan purba yang punah
Gambar ilustrasi: Alejandro Quintanar / Pexels

Di saat Bumi dihadapkan dengan ancaman kepunahan massal keenam, ilmuwan akhirnya menemukan penyebab kepunahan massal pertama yang sebenarnya. Diterbitkan bulan lalu dalam jurnal ilmiah Geology, temuan mereka mengusulkan pemanasan global—bersamaan dengan letusan gunung berapi dan anoksia (kehabisan oksigen)—memicu kepunahan massal sekitar 445 juta tahun lalu.

Kepunahan pertama terjadi pada akhir periode Ordovisium, dan menghabisi lebih dari 85 persen spesies Ordovisium. Kepunahan ini diyakini terjadi dalam beberapa fase. Fase pertama dikaitkan dengan pendinginan dan glasiasi, sedangkan fase kedua berkaitan dengan pemanasan dan anoksia. Para ilmuwan terdahulu memercayai glasiasi global menguras jumlah air bagi kehidupan laut—bentuk kehidupan paling umum pada masa itu. Kadar oksigen turun ketika lapisan es mencair akibat pemanasan planet. Penurunan ini kemudian memusnahkan sebagian besar kehidupan laut.

Iklan

Peristiwa ini diyakini menjadi satu-satunya kepunahan massal yang disebabkan oleh pendinginan. Namun, ilmuwan David Bond dan Stephen Grasby membuktikan itu salah. “Kepunahan Ordovisium selalu dianggap berbeda,” Stephen Grasby memberi tahu New York Times. “Pendinginannya tidak seaneh itu, karena sama saja seperti ‘kepunahan akibat pemanasan’ lainnya.”

Hipotesis mereka mendukung skenario kepunahan yang dipicu oleh pemanasan akibat gas rumah kaca dari letusan gunung berapi. Temuannya tetap mengakui peristiwa glasiasi pada saat itu, tapi peneliti menyampaikan pemanasan global akibat gunung berapi menyebabkan pendinginan yang berakhir pada kepunahan massal.

Mereka menarik kesimpulan ini setelah menguji batuan yang berasal dari periode akhir Ordovisium dan ditemukan di Skotlandia selatan. Dengan paparan panas tinggi, para ilmuwan dapat mengukur unsur-unsur merkuri yang terpancar dalam jumlah besar dari batu tersebut—menandakan batunya berasal dari lingkungan vulkanik dan perairan terdeoksigenasi.

Temuan semacam ini sangatlah penting. Kita bisa menjadikannya pembelajaran betapa pemanasan global akibat ulah manusia bisa mempercepat kepunahan massal.

Follow Satviki di Instagram.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE India