FYI.

This story is over 5 years old.

Musik

Kebangkitan Musisi Perempuan di Kancah Musik Bawah Tanah Korea Selatan

Karena Korea bukan sekadar K-pop

Artikel ini pertama kali tayang di i-D

CIFIKA, musisi dan penyanyi

Gimana ceritanya masuk ke dunia musik?
Kehidupan saya waktu itu enggak jelas dan saya mencari kesempatan untuk memulai kehidupan baru dengan cara mengikuti gairah saya. Saya mulai mempelajari teori musik dasar dan metode produksi sekitar dua tahun yang lalu, dan mulai mengunggah materi ke SoundCloud menggunakan nama akun CIIFKA. Saya merasa percaya diri; saya merasa suci. Saya memutuskan untuk kembali ke tanah air (dulu sempet tinggal di Los Angeles) untuk memulai kehidupan baru sebagai seorang musisi.

Iklan

Seperti apa rasanya menjadi bagian dari industri musik bawah tanah Korea?
Rasanya hangat dan dingin secara bersamaan. Orang Korea cenderung saling akrab dan saling memberikan dukungan. Tapi industrinya sendiri terasa dingin. Karena pasar musiknya kecil, otomatis, banyak orang bersikap kompetitif dan agresif.

Seperti apa dukungan yang kamu terima?
Saya selalu mendapat dukungan. Setelah kembali ke Korea untuk mengejar karir di musik, saya ditawari manggung di klab Henz, di Hongdae. Semenjak itu, banyak musisi, DJ, dan produser dari seluruh penjuru Korea telah mengajak saya berkolaborasi. Tahun depan, saya akan tampil di SXSW, dan buat saya, itu rasanya seperti main di Olimpiade.

Di Seoul, kamu dengerin musik di mana?
Saya biasanya pergi ke studio produser teman. Studio Moodchula memiliki akustik yang bagus untuk mendengarkan musik elektronik.

Sol Lee, atau LEEVISA, 25 tahun, DJ dan produser

Gimana masuk ke dunia musik?
Saya sendiri gak nyangka akan masuk ke dunia musik. Seiiring saya semakin tertarik dengan kehidupan malam, saya menyadari bahwa musik memainkan peran penting dalam konteks sociokultural, dan saya mulai mengeksplorasi sound. Menciptakan musik, bagi saya, itu seperti melatih diri untuk menolak.

Seperti apa rasanya menjadi bagian dari industri musik underground Korea?
Rasanya seperti menulis sejarah baru setiap hari. Semua teman-teman seniman disini sangat bergairah dan penuh talenta, dan saya merasa terhormat bisa menjadi kontemporer mereka. Di sini seru karena semakin banyak seniman LGBTQ perempuan di Korea. Skala kancah musiknya mungkin terlihat kecil, tapi banyak kejadian besar yang terjadi.

Iklan

Seperti apa dukungan yang kamu dapat?
Saya mendapat cinta dan dukungan dari orang tua dan teman. Terutama, dari Free Collision (sebuah kolektif seni dan musik berbasis di Seoul dan Lausanne).

Di Seoul, dengerin musik di mana?
Di daerah Itaewon.

Minju Lee, alias MUSHXXX, 28, DJ dan model

Gimana ceritanya masuk ke dunia musik?
Pas SD, saya menampilkan samulnori, sebuah kuarter perkusi tradisional Korea. Saya memainkan drum, jadi saya secara alami tertarik dengan beat dan bass. Saya juga sempat bergabung dengan band vokal di SMA. Musik membuat saya bahagia—terutama ketika saya menemukan lagu yang bisa dengan sempurna mengekspresikan perasaan ketika saya nge-DJ.

Seperti apa rasanya menjadi bagian dari industri musik bawah tanah di Korea?
Semakin banyak klab dan bar bermunculan di sini. Saya sangat bersemangat dengan masa depan kota ini.

Apa tantangan yang kamu hadapi?
Memproduksi sound yang terasa seperti diri saya. Saya belum memiliki kemampuan yang cukup, tapi saya akan terus belajar. Saya sangat bersemangat membayangkan menemukan warna khas saya nantinya.

Di Seoul, dengerin musik di mana?
Klab underground seperti Contra, Cakeshop, Pistil, dan Soap. Dan juga bar Fingas ZOne di Apguejong yang memiliki sound system canggih.

Closet Yi, 25, DJ, desainer grafis, dan party organizer

Bagaimana ceritanya kamu masuk ke dunia musik?
Saya sangat hobi clubbing ketika berumur 20an karena saya ingin lari dari kenyataan bahwa ayah saya harus melawan kanker. Rave dan joget adalah satu-satunya hal yang bisa membuat saya lupa. Untungnya, saya memiliki teman DJ yang memiliki selera bagus dan mendorong saya ke jalur yang tepat. Alih-alih clubbing di ruangan besar yang komersil, saya masuk ke dalam ranah musik underground. Musik, bagi saya, memiliki reaksi kimia yang meningkatkan energi dan nge-DJ menstimulasi gairah saya untuk menemukan musik dan kultur baru.

Iklan

Seperti apa rasanya menjadi bagian dari industri musik bawah tanah di Korea?
Masih banyak ruangan untuk mencoba hal baru di sini, dibandingkan dengan kota-kota lain yang sudah penuh dengan seniman. Saat ini, banyak musisi Korea mulai beralih ke musik tekno and bass, dan saya melihat peluang bareng grup duo saya, C’est Qui. Kami mengadakan pesta musik deep-house musim panas ini, mengundang DJ dari luar negeri seperti Nachtbraker dan Ray Mang, dan acaranya sangat sukses.

Apa tantangan yang kamu hadapi?
Kami belum memiliki banyak penggemar loyal musik house. Jadi pertanyaan besar di kepala saya sebagai DJ dan promotor saat ini adalah: Bagaimana kita bisa menarik lebih banyak orang ke kancah musik ini? Lagian, mayoritas warga Korea tidak benar-benar paham apa itu DJ klab karena kami tidak mempunyai sejarah kultur dance. Tapi ini tantangan yang saya terima.

Apa yang dunia harus tahu tentang musik Korea?
Saya berharap orang tidak menciptakan stereotip mereka sendiri tentang musik Korea dan berpikir bahwa semuanya serba cantik, manis, dan ceria macam idol-idol K-pop. Banyak sekali musisi-musisi berbeda yang mengukir kesuksesan mereka sendiri: Yaeji, DJ Bowlcut, dan Soulscape.

Jvcki Wai, 21, rapper

Bagaimana kamu masuk ke dunia musik?
Ketika remaja, saya ingin menjadi seorang penyanyi-penulis lagu atau rockstar. Tapi kemudian saya bertemu hip-hop. Saya tertarik dengan tingkat kesulitan yang dibuthkan untuk membuat lirik rap dan bagaimana rapper bisa memiliki banyak sekali flow untuk mengekspresikan kemampuan mereka. Hip-hop tidak banyak memiliki elemen formalitas yang membuat saya tertarik.

Seperti apa rasanya menjadi bagian dari industri musik bawah tanah di Korea?
Saya merasa sudah tidak ada yang namanya kancah musik bawah tanah di Korea. Kultur hip-hop Korea sudah berubah secara aneh semenjak banyak korporat besar mengubahnya menjadi sebuah bisnis. Banyak rapper bermimpi menjadi terkenal dengan cara muncul dalam pelantar bikinan korporat.

Di Seoul, enaknya dengerin musik di mana?
Faust, klub tekno terbaik di kota.