My Sassy Girl Rekomendasi 7 Film Korea Terbaik Wajib Kalian Tonton
Salah satu adegan dalam film My Sassy Girl yang tayang pada 2001 via imdb/Cinema Service

Rekomendasi 7 Film Korea Terbaik Wajib Kalian Tonton

Korea Selatan punya tradisi menghasilkan film-film bagus. 'Parasite' hanya contoh terbarunya. Tertarik mendalami sinema Korsel yang tak lekang waktu? Nih, kami bikin panduannya

Dunia perfilman Korea Selatan kian mengembangkan sayapnya di ranah internasional selama beberapa tahun terakhir. Berkat sutradara hebat seperti Park Chan-wook ( Oldboy) dan Bong Joon-ho ( Parasite), sineas Korea dikenal piawai memadukan genre mengerikan dengan gaya arthouse apik. Film serius yang menyindir situasi sosial-politik terkini buktinya berhasil masuk ke arus utama.

Meski pencapaiannya sudah diakui, sineas Korea Selatan hampir jarang menerima penghargaan internasional—terutama oleh The Academy, bahkan untuk kategori Film Berbahasa Asing sekalipun. Parasite akan mengubahnya. Usai menjadi film Korea pertama yang memenangkan Palme d’Or di Festival Film Cannes 2019, Parasite diprediksi akan masuk nominasi Oscar.

Iklan

Namun, tahukah kamu kalau industri film Korea Selatan telah menelurkan karya luar biasa sejak dulu? Berikut tujuh film Korea jadul yang wajib kalian tonton.

1574271662010-Korean_TheDayaPigFellintotheWell_01-1600x900-c-default

The Day a Pig Fell Into the Well (1996)

Sutradara Hong Sang-soo adalah versi Koreanya Éric Rohmer. Lelaki 58 tahun itu terkenal sebagai pembuat film paling produktif yang mengeluarkan lebih dari satu film setiap tahunnya. Kritikus menyebut film-film Hong terlalu repetitif, tetapi para penggemarnya beranggapan sang sutradara semakin mahir mengangkat tema-tema yang mengganggu pikirannya: percintaan, penyesalan, kesempatan kedua, ketidaksetiaan, dan semacamnya.

Film debutnya yang menceritakan kehidupan sehari-hari pasangan dengan hubungan rumit mungkin tak seperti film-film Hong yang lain. Meskipun demikian, sentuhan khas Hong akan kehidupan romansa modern sudah ada di sini. Banyak juga rentetan adegan seperti mimpi dalam film ini. The Day a Pig Fell into the Well adalah film pertama pemeran Parasite Song Kang-ho.

1574271743898-Art-Museum-by-the-Zoo-1600x900-c-default

Art Museum By the Zoo (1998)

Film komedi romantis Lee Jeong-hyang mampu membuat penonton bernostalgia ke era 90-an. Kalau Art Museum By the Zoo dirilis pada 2019, film ini bakalan mendapat kritikan tajam karena tokoh laki-lakinya sangat invasif. Filmnya menceritakan tentang Chul-su (Lee Sung-jae) yang baru pulang dari wamil dan menemukan kekasihnya tak lagi tinggal di apartemen lama mereka.

Tempatnya kini ditinggali oleh videografer pernikahan Chun-hi (Shim Eun-ha) yang menghabiskan waktu luangnya menulis naskah film romantis. Tak tahu mau tinggal di mana, Chul-su akhirnya tinggal bareng Chun-hi meski tanpa persetujuan perempuan itu. Namun seiring berjalannya film, hubungan mereka semakin dekat—Chul-su membantunya bikin naskah film—dan sangat manis.

Iklan
1574271761548-Korean_ChristmasInAugust_01-1-1600x900-c-default

Christmas in August (1998)

Dirilis pada 1998, film romantis garapan Hur Jin-ho juga dimainkan oleh Shim Eun-ha. Christmas in August bisa dibilang menjadi inspirasi film drama romantis di Korea, karena filmnya memang semanis dan sesedih itu. Da-rim (Shim Eun-ha) jatuh hati pada pemilik studio foto Jung-won (Han Suk-kyu), dan ternyata perasaannya terbalas.

Suatu hari, Jung-won menemukan kalau dia menderita penyakit terminal, sehingga dia meninggalkan Da-rim tanpa kabar. Dia melakukan itu supaya perpisahannya tak menyakitkan. Jung-won selalu memastikan Da-rim bisa hidup bahagia tanpanya. Kalau kamu nonton film ini, wajib bawa sekotak tisu.

1574271812825-Memories-of-Murder-1-1600x900-c-default

Memories of Murder (2003)

Sebelum Parasite, sutradara Bong Joon-ho pernah bikin film detektif yang mengangkat kasus pembunuhan berantai pertama di Korea. Buah peach berperan penting dalam Memories of Murder seperti film terbaru Bong. Pemain utama Parasite, Song Kang-ho, memerankan detektif yang tengah menyelidiki kasus tak biasa dan bersaing dengan penyidik dari Seoul yang membantu penyelidikannya. Aparat kepolisian gila-gilaan melacak keberadaan sang pembunuh sekaligus pemerkosa agar tidak ada korban lain yang berjatuhan. Pihak berwajib Korea pun akhirnya menemukan siapa dalang di balik pembunuhan berantai tersebut.

1574271678672-Korean_MySassyGirl_01-1-1600x900-c-default

My Sassy Girl (2001)

Lupakan film remake My Sassy Girl, karena versi aslinya jauh lebih bagus dan menjadi film komedi terlaris di Korea pada masanya. Bagi yang sudah nonton My Sassy Girl, pasti tahu kalau istilah “sassy” hanyalah sebuah eufemisme. Jun Ji-hyun (aktris papan atas di Korea) memainkan karakter manic pixie girl yang suka bikin malu tokoh protagonis laki-laki. Film ini terinspirasi oleh postingan blog seorang laki-laki yang kemudian diadaptasi menjadi novel.

1574271945182-Korean_JointSecurityArea_01-1-1600x900-c-default
Iklan

Joint Security Area (2000)

Joint Security Area mungkin jadi film Park Chan-wook yang paling mudah ditebak. Dibintangi Song Kang-ho, film misteri ini berusaha memecahkan kematian prajurit Korea Utara di kawasan perbatasan DMZ. Mereka menugaskan tentara Swiss-Korea Sophie Jean (Lee Yeong-ae) untuk menyelidiki kasus ini. Melalui kilas balik, film ini mengungkapkan pertemanan dan pengkhianatan yang tak terduga—membuat film ini lebih menyedihkan dan rumit dari yang kita kira sebelumnya.

1574271901684-Korean_RainbowTrout_01-1-1600x900-c-default

Rainbow Trout (1999)

Banyak sekali film yang menceritakan betapa berkemah di tengah hutan dapat membawa petaka. Film drama crime Jong-won Park, Rainbow Trout, mengikuti kesibukan lima orang Seoul (dua pasang kekasih dan adik perempuan salah seorang perempuan) yang menghabiskan akhir pekan di sebuah pedesaan. Kunjungan singkat mereka berubah menjadi mimpi buruk ketika skandal perselingkuhan terungkap, dan pemburu setempat mulai mengganggu mereka. Permasalahannya semakin rumit ketika salah satu preman di sana tertarik dengan adik perempuan yang ikut bersama mereka.

Artikel ini pertama kali tayang di i-D Magazine