Penghasilanku tiap bulan mepet untuk kebutuhan sehari-hari. Kondisi ini menyulitkan, karena selera jajan dan belanjaku semakin mahal seiring beranjak dewasa. Pas usia masih 15 tahun dulu, kesukaanku sebatas ngopi sambil ditemani satu bungkus rokok. Saat kuliah, yang kuinginkan bisa sering-sering dugem. Sekarang, aku mulai kepingin mencoba makan di restoran mewah ala-ala influencer muda yang wara-wiri di feed Instagram.
Iklan
Karena sadar enggak bakal mampu mewujudkan semua itu dalam waktu dekat, terpikir ide "cerdas" begini: sebaiknya cari pacar tajir aja kali ya. Kalau kalian sesama rakyat jelata sepertiku, kamu pasti pernah berkhayal bisa menggaet hati orang kaya, yang mau menuruti semua keinginanmu. Mirip-mirip cerita novel romantis gitu lah.
Kamu mengira model pacaran begini bakalan menyenangkan. Jawabannya: enggak coy. Aku pernah beberapa kali pacaran dengan cowok yang secara ekonomi jauh di atasku. Percayalah, strategi ini hampir enggak pernah berhasil menjadi solusi masalah keuangan kita sehari-hari.Kenapa? Berikut alasannya.Orang tajir bisa melakukan apa pun yang mereka mau. Mereka enteng saja makan di restoran fine dining kalau memang sedang kepingin. Jadi apa gunanya mereka menghabiskan waktunya yang berharga untuk makan di warung kaki lima yang sumpek sama kamu? Mereka enggak peduli dengan celotehanmu yang bilang makanan di sana enak-enak. Dunia ini tidak seindah FTV bung dan nona.Orang-orang yang menghasilkan banyak uang cenderung melihat pasangan hidupnya sebagai investasi. Dalam sepuluh tahun ke depan, mereka ingin memiliki rumah mewah kesekian, atau menambah perusahaan baru dalam portofolionya. Bagaimana denganmu? Impian terbaikmu paling mentok kepingin punya rumah minimalis di komplek pinggiran kota. Jauh banget bedanya…
Orang Kaya Ogah Kali Pacaran Sama Pasangan yang Tidak Setara Dengannya
Iklan
Tapi, apakah kamu benar-benar pengin punya pacar kaya? Kalau Lili sih, salah satu kawan yang kuajak ngobrol saat menulis artikel ini, enggak mau. "Mungkin aku terlalu menggeneralisir ya, tapi setiap orang kaya yang kutemui cenderung membosankan. Mereka juga punya pandangan politik yang berbeda dariku. Kami bahkan sampai berdebat hebat karenanya. Atau malah, mereka gabungan dari keduanya," tutur perempuan 25 tahun ini."Aku belum pernah sama sekali ketemu orang tajir yang bisa membuatku tertawa, atau permainannya hebat di ranjang. Mereka menganggap perempuan sebagai tempat melepas gairah. Gerakan mereka gitu-gitu aja dan cepat lemas."Pacaran yang ideal pasti memiliki semacam timbal-balik. Kita memberi pacar sesuatu untuk menyeimbangkan pemberiannya. Anehnya, orang berduit seringkali enggak siap melakukan hal sederhana kayak gini. Mereka mungkin saja menraktirmu di restoran mewah, tetapi keesokan harinya mereka memintamu ikut patungan. Lebih parahnya lagi kalau mereka sampai mencatat semua yang kalian habiskan bersama, dan komplain saat uang jatah patunganmu kurang.Pertanyaannya: kenapa orang kaya sangat pelit? Apakah ini karena mereka merasa dimanfaatkan? Apakah mereka bisa kaya karena selalu berhemat (atau orang tuanya mengajari mereka agar selalu irit)?Beberapa orang yang aku ajak membahas topik ini merasa orang kaya dididik untuk percaya bahwa kekayaan terkait nilai moral. Mereka tajir bukan karena berhemat. Temanku bilang orang kaya merasa “yakin dirinya pantas mendapatkan apa yang mereka miliki.” Jadi, kalau masih diminta patungan, kalian mungkin enggak segitunya diinginkan oleh mereka.
Orang Tajir Tuh Kebanyakan Pelit
Iklan