FYI.

This story is over 5 years old.

Politik

Perkara Salaman dengan Raja Salman Diyakini Mengubah Opini Publik Terhadap Ahok dan Rizieq Shihab

Sepertinya sepele, tapi pengamat politik bilang persepsi tentang kasus penistaan agama akan berubah setelah momen kunjungan sang Raja Saudi.

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, yang akrab disapa Ahok, kembali memicu respon pengguna Internet. Diaa bersalaman dengan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, saat pemimpin Arab Saudi itu tiba di Bandara Halim Perdanakusuma. Meme-meme beredar merespons pertemuan Ahok dan Raja Salman. Keberhasilan Ahok menemui langsung sang raja Negeri Petro Dollar dianggap melukai hati musuh bebuyutan Gubernur DKI: Imam Besar Front Pembela Islam Rizieq Shihab. Tidak hanya menyulut pro-kontra, pengamat politik meyakini gestur sederhana semacam bersalaman, dalam momen sepenting itu, menjadi perang simbol antara kubu-kubu yang berlawanan sepanjang pemilihan gubernur DKI.

Iklan

Pengamat politik Wempy Hadir dari lembaga Indopolling mengatakan secara psikologis pertemuan Ahok dan Raja Salman dapat mengubah persepsi publik selama ini. "Raja Salman yang memimpin negara Islam terkuat dengan gubernur yang sedang menghadapi kasus penistaan agama. Ini cukup menarik. Pada sidang lalu pemimpin FPI tidak mau menjabat tangan Ahok, sementara ini Raja Saudi malah mau [berjabat tangan," kata Wempy saat dihubungi VICE Indonesia.

Pengamat yakin momen tersebut telah dikapitalisasi tim pemenangan agar Ahok memperoleh momentum untuk mengubah persepsi publik yang terbelah terkait kasusnya atas dugaan penistaan agama Islam di Kepulauan Seribu. "Saat ini ada dinamika yang berkembang di masyarakat. Momen bersama Raja Salman tersebut bisa menjadi positif yang mempengaruhi elektabilitas," ujar Wempy.

Sebaliknya, upaya menggiring opini negatif dilakukan secara serentak oleh media massa maupun para pendukung Ahok terhadap upaya Rizieq Shihab bertemu sang Raja Saudi. Sebelumnya diberitakan tim FPI hendak menemui sang raja saat menghadiri upacara penyambutan khusus di gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Belakangan Rizieq batal datang, karena sakit. Informasi ini segera menjadi bahan kelompok anti-FPI mengolok-olok Rizieq Shihab dengan asumsi Raja Salman mengabaikannya.

Kuasa hukum Rizieq, Kapitra Ampera,sempat ngotot melobi protokoler DPR agar sang imam besar FPI dapat bertemu Raja Salman secara khusus. Permintaan itu bertepuk sebelah tangan. Agenda Raja Salman sepanjang Kamis (2/3) sangat padat. Setelah shalat sunah di Masjid Istiqlal, dia bergegas menemui sejumlah pemimpin organisasi dan tokoh Islam di Istana Merdeka. Pekan lalu, Rizieq Shihab sempat diisukan akan hadir dalam forum ulama ini. Lagi-lagi harapan pendukung Imam Besar FPI kandas. Menurut laporan, 28 tokoh agama yang diundang mencakup Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, ketua umum MUI Ma'aruf Amin, serta ketua umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir.

Adapun, bagi sebagian netizen, perdebatan siapa yang berhasil memanfaatkan momentum bertemu Raja Salman sebenarnya tidak penting. Delegasi Kerajaan Arab Saudi datang untuk menanamkan modal dan menawarkan investasi saham Aramco. Seharusnya isu itu yang banyak diulas oleh penduduk Indonesia. Sementara para komentator lebih banyak membahas salaman yang sebetulnya remeh sekali.